Monday 4 December 2017

CHAPTER 21; GILI TRAWANGAN

Rabu, 20 Januari 2016
Hari ini waktunya bagi kami berdua untuk kembali melanjutkan perjalanan. Setelah beberapa hari kemarin kami beristirahat di rumah dinas karyawan LIPI rasanya kondisi badan kami kini sudah berangsur membaik dan semangat untuk melanjutkan petualangan juga telah kembali meningkat.

Tujuan kami pada hari ini adalah menuju ke Pulau Gili Trawangan, berdasarkan apa yang sudah kami baca sebelumnya, Gili Trawangan merupakan destinasi wisata yang paling populer dan terbesar jika dibandingkan dengan kedua Gili lainnya, yaitu Gili Air dan Gili Meno. Nah karena budget petualangan kami juga terbatas maka dari itulah kami harus berusaha mengatur manajemen anggaran seoptimal mungkin (hanya bisa memilih satu dari ketiga Gili yang ada), akhirnya berdasarkan kesepakatan kami berdua maka Gili Trawangan pun menjadi pilihan kami berikutnya (padahal saya yakin kedua Gili yang lainnya tentu juga tidak kalah indahnya :))

Pagi ini Mas Hendra sudah berangkat ke kantornya lebih awal daripada rencana keberangkatan kami berdua, pada malam sebelumnya ia berpesan supaya kami santai saja tidak perlu terburu-buru berangkatnya, ia hanya mengingatkan kepada kami supaya jangan lupa menutup pintu-pintu dan jendela sebelum kami berangkat, kami pun tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada Mas Hendra, Mas Fauzan dan seluruh staff karyawan LIPI yang telah banyak membantu dan berkenan membuka pintu rumahnya sebagai tempat beristirahat bagi kami berdua, semoga kalian semua tetap semangat berinovasi karena bumi nusantara ini membutuhkan banyak sekali generasi muda seperti kalian

Sebelum pergi meninggalkan Mess karyawan LIPI ini kami pun memeriksa sekali lagi supaya tidak ada barang-barang kami yang tertinggal, setelah memastikan semua sudah terpacking dan ruangan juga sudah kembali bersih seperti sediakala, piring-piring dan gelas sudah dicuci, lantai sudah disapu, kamar sudah dirapikan, jendela juga sudah ditutup, kini saatnya petualangan goweswisata.blogspot.co.id ini dimulai kembali.

Untuk menyeberang menuju ke Gili Trawangan kami harus menuju ke Pelabuhan Bangsal yang berjarak sekitar 3km dari Teluk Kode (rumah dinas LIPI), kemudian dari Pelabuhan Bangsal kami hanya tinggal membeli tiket public boat yang menuju ke Gili Trawangan (disini juga ada tiket terusan perjalanan untuk menuju ke tiga Gili tersebut tentunya dengan budget yang lebih mahal), sistem keberangkatan public boat ini mirip dengan angkot, yaitu menunggu alias nge-tem dulu sampai penumpangnya penuh barulah kapal tersebut berangkat, dan karena kami membawa sepeda sendiri jadinya kami juga dikenakan biaya tambahan untuk masing-masing sepeda (total kami membeli 4 tiket penyeberangan menuju Gili Trawangan, harga masing-masing tiket sebesar 15 ribu rupiah, ditambah biaya pelabuhan sebesar Rp 2.500/orang dan 2 tanda masuk ke Gili Rp 2.000/orang), selain itu kami juga membayar ekstra untuk jasa para pekerja yang menggotong sepeda dari Pelabuhan menuju ke dalam kapalnya (nah kebayang kan kaya apa tersiksanya para pekerja yang menggotong sepeda-sepeda kami yang notabene full loaded tersebut, betapa beratnya “beban hidupmu” bapak-bapak sekalian hehe…maaf ya jadi nyusahin)





Namanya juga public boat, jadi jangan bayangkan bentuk tampilan dan jenis kapalnya seperti yacht, tentunya disini harga juga tidak akan berbohong dengan kualitasnya, ibaratnya ini adalah kapal kelas ekonomi sehingga para penumpang yang menggunakan kapal ini tidak hanya wisatawan tipe backpacker irit saja melainkan juga termasuk para pedagang sayur mayur, penjual makanan, dan warga lokal Gili yang berprofesi sebagai penyalur barang kebutuhan pokok. Namun jika kalian mempunyai budget lebih dan ingin menikmati kenyamanan tanpa harus berdesak-desakan dan menunggu maka kalian juga bisa menggunakan yacht (sejenis kapal boat pesiar) yang bisa berangkat kapan saja tanpa harus menunggu penumpangnya penuh dulu


Dan berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dimana biasanya jika kita berwisata ke sebuah destinasi wisata yang populer biasanya hampir bisa dipastikan jika harga-harga makanan dan minum juga pastinya akan lebih mahal dari harga normal, oleh karena itulah kami telah bersiap dengan membeli beberapa makanan ekstra dan minuman di sebuah pasar tradisional yang berada tepat di perempatan sebelum menuju Pelabuhan Bangsal ini, sedikit tips bagi kalian yang jarang membawa uang cash dan hanya mengandalkan kartu atm, karena disekitar sini jarang terdapat mesin atm (khususnya BCA) satu-satunya atm machine dapat kalian temui disalah satu café (merangkap jasa tour travel) yang berada tidak jauh sebelum pintu masuk Pelabuhan.

Setelah menunggu sekitar 20 menit akhirnya begitu kapal sudah penuh terisi oleh penumpang kami pun bersiap untuk berangkat, Gili Trawangan here we come :)

Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk menyeberang dari Pelabuhan Bangsal menuju ke Gili Trawangan, dan begitu kapal mulai mendekat ke Gili Trawangan seketika itu juga mata kita akan dimanjakan oleh jernihnya air laut yang berada di pantai dan putihnya hamparan pasir pantai (rasanya semakin tidak sabar untuk buru-buru bermain air di pantainya)



Setelah kapat mulai merapat dan ditambatkan para penumpang pun mulai bergegas turun, beberapa barang bawaan penumpang yang berukuran besar dan berat juga mulai diangkuti oleh para porter, ketika melihat sepeda-sepeda kami para porter pun kembali menawarkan jasa untuk menurunkan sepeda-sepeda tersebut, setelah bernegosiasi harga akhirnya kami mendapat harga yang jauh lebih murah daripada ketika menggunakan jasa porter yang menggotong sepeda-sepeda kami sebelumnya di Pelabuhan Bangsal

Sekarang sepeda sudah kembali berada di daratan, kami pun juga sudah menjejakkan kaki di Gili Trawangan ini, langkah berikutnya tentu saja mulai mencari penginapan dengan budget yang ekonomis sehingga nantinya setelah mendapat tempat dan menaruh semua barang bawaan, kami bisa leluasa menjelajah keindahan pesona Gili Trawangan ini. Mungkin banyak yang bertanya kenapa kami tidak mendirikan tenda dan camping saja? Pikiran seperti itu juga sudah terbersit pertama kali di benak kami berdua, namun tentunya disini kita juga harus mematuhi aturan yang berlaku bukan? Disini kami tidak bisa camping sembarangan, beberapa kali kami sempat bertanya dan meminta ijin mendirikan tenda namun beberapa pihak tidak mengijinkan dan menyarankan kami untuk mencari penginapan yang terletak di bagian dalam saja karena biasanya lebih murah.



ekspetasi


Realita


Akhirnya setelah berkeliling keluar masuk gang dan bertanya kepada beberapa warga sekitar kami pun diantar ke salah satu penginapan dan bertemu langsung dengan sang empunya tempat, setelah bernegosiasi harga akhirnya kami pun mendapat kamar kosong dengan harga yang tergolong murah jika dibandingkan dengan harga penginapan lainnya, setidaknya dengan fasilitas double bed, kipas angin dan kamar mandi dalam sudah cukuplah bagi kami berdua, kini saatnya bersepeda keliling Gili Trawangan


Ada untungnya juga kami membawa sepeda sendiri karena di Gili Trawangan ini harga sewa sepeda terhitung cukup mahal, yaitu antara 70ribu sampai 100rb per sepeda tergantung jenis sepedanya. Ya di Gili Trawangan sepeda merupakan salah satu transportasi yang paling utama selain cidomo (sejenis kereta kuda, sama dengan Delman atau Andong atau Dokar di Pulau Jawa), disini dilarang menggunakan kendaraan bermotor, sehingga kalau kalian ingin menikmati dan merasakan suasana tenang tanpa adanya kebisingan deru kendaraan bermotor maka silahkan berwisata ke Gili Trawangan ini






Selain menikmati keindahan pantainya, di Gili Trawangan ini kalian juga bisa menikmati keindahan panorama bawah lautnya yang tidak kalah indahnya, kalian tidak perlu kuatir jika tidak memiliki peralatan snorkeling atau diving karena disini juga terdapat banyak persewaan peralatan diving dan snorkeling, bahkan bagi kalian yang merasa amatir namun ingin mencoba melakukan diving kalian juga bisa mengikuti pelatihan yang diajarkan oleh para instruktur berpengalaman, atau jika malas berbasah-basahan kalian bisa menaiki glass boat, yaitu perahu yang pada bagian lantainya terdapat bagian dari kaca sehingga kalian tetap bisa melihat keindahan panorama terumbu karang dan ikan-ikan yang berenang di dasar laut


Walaupun Gili Trawangan hanya merupakan sebuah pulau kecil jika dibandingkan dengan Pulau Lombok secara keseluruhan namun disini kehidupannya hampir seperti di Pantai Kuta Bali, disini banyak terdapat penginapan dan cottage mewah, bar, caffe, restaurant yang bertebaran, sehingga kalian tinggal menyesuaikan dengan budget saja, fasilitas-fasilitas seperti kelas Yoga, pelatihan diving, spa, candle light dinner, swimming pool, dan lainnya merupakan hal lumrah yang ditawarkan oleh masing-masing tempat tersebut. Bagi wisatawan yang berkantong tebal tentunya semua itu tidak akan menjadi masalah namun bagi kami yang berbudget mepet tentunya kami harus kreatif supaya bisa menikmati suasana Gili Trawangan ini tanpa harus jor-joran over budget




Semakin siang perut terasa semakin lapar saatnya berkeliling mencari makanan yang sesuai budget, untuk urusan makan sebenarnya sangat mudah mencari makanan di Gili Trawangan ini, tapi ya itu tadi faktor hargalah yang membuat kami sedikit repot dan ribed dalam proses pencariannya, mau makan di tempat-tempat seperti caffe begitu kami melihat daftar harga minumannya saja sudah sama seperti harga makanan yang biasa kami beli disepanjang perjalanan ini otomatis ga jadi deh, dan biasanya menu-menu di caffe atau restaurant itu sudah mahal porsinya sedikit pula pasti ga bakal kenyang, pokoknya disini harga menentukan pilihan hehe… setelah berkeliling dan ga nemu-nemu yang sesuai akhirnya pilihan pun jatuh ke penjual nasi campur bungkusan yang menjual dagangannya tidak jauh dari tempat kapal-kapal berlabuh, setidaknya harganya masih bisa ditolerir dan porsi nasinya juga cukup banyak, maklum perut orang Indonesia selama belum makan nasi pasti dibilangnya belum makan

Sebenarnya salah satu lokasi pantai di Gili Trawangan ini yang tergolong cukup bagus dan menarik bagi penikmat snorkeling dan diving adalah disekitar pantai tempat kapal-kapal berlabuh, disini selain air lautnya jernih dan bergradasi, ombaknya juga relatif tenang, namun jika minat kalian adalah kegiatan surfing, kalian juga jangan kuatir karena di sisi lain Gili Trawangan ini terdapat pantai yang ombaknya bergelombang sehingga bisa dijadikan tempat untuk melakukan surfing, sementara bagi kalian yang membawa buah hatinya yang masih kecil-kecil, kalian juga bisa bermain air dengan buah hati tercinta dengan aman, karena ada bagian pantai lainnya yang memiliki bibir pantai yang dangkal sehingga cocok dijadikan sebagai tempat melatih anak-anak untuk belajar berenang

Sisi Pantai untuk kegiatan snorkeling dan diving





Sisi pantai untuk kegiatan surfing



Sisi Pantai untuk bermain dengan buah hati









Hari semakin sore namun justru suasana kemeriahan di Gili Trawangan ini semakin menggeliat, bar-bar dan resto yang ada mulai menyiapkan hiburan musik dari pengeras suara dan turntable milik DJ untuk malam nanti, wisatawan-wisatawan mancanegara yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada wisatawan domestik terlihat sangat menikmati suasana ini, kebanyakan wisatawan domestik justru tidak menginap di Gili Trawangan ini, mereka hanya datang sejak pagi hingga menjelang sore dan langsung kembali pulang ke Pelabuhan Bangsal, kami pun memilih untuk berjalan kaki sore harinya menyusuri bibir pantai, rasanya suasana Gili Trawangan justru lebih indah jika tenang seperti ini daripada dipenuhi oleh hingar-bingar music DJ, disepanjang bibir pantai ini kami menikmati suasana sunset yang berpadu dengan suara deburan ombak saat menerpa beberapa pohon bakau yang ada dipinggir pantai, entahlah apakah kedepannya nanti Gili akan menjadi Gili yang tetap bernuansa Indonesia ataukah Gili akan menjadi seperti sebuah pulau pribadi yang dipenuhi oleh resort dan kehidupan malam yang bebas seperti diluar negeri, karena walaupun Gili masih merupakan bagian dari Pulau Lombok yang notabene mayoritas penduduknya beragama muslim dan disini pun juga masih ada sebuah Masjid namun nyatanya ketika Adzan Dzuhur tadi siang berkumandang ternyata mayoritas masyarakatnya dan wisatawan domestik lebih memilih untuk menghabiskan waktunya bermain di Pantai atau menemani wisatawan mancanegara berkeliling daripada meluangkan waktunya untuk beribadah, memang tidak semuanya seperti itu namun inilah yang tadi siang kami alami dan rasakan ketika melihat jamaah Masjid yang sangat sedikit (tidak sampai 1 shaf) dibandingkan dengan jumlah semua orang yang saat itu berada di Pantai, nikmat dunia memang indah namun jangan sampai kita melupakan alasan kita hidup didunia ini, karena semua perhiasan dunia ini tidak akan pernah habis kita kejar walaupun kita menghabiskan seluruh masa hidup kita





Sebelum matahari benar-benar tenggelam di peraduannya kami pun telah kembali ke penginapan, kami juga sempat membeli 2 buah mie instan yang untungnya masih harga normal, rencananya untuk malam nanti kami akan memasak saja di penginapan, toh kami membawa beras, gula dan teh, setidaknya cukuplah untuk mengganjal perut sebelum kami berangkat kembali ke Pelabuhan Bangsal esok hari. Selamat malam Gili Trawangan semoga suatu saat kami bisa kembali lagi dan mengunjungi Gili-gili yang lainnya juga


We didn’t realize we were making memories, we just knew we were having fun”

Pengeluaran hari ini :

- 6 buah roti+gula pasir 1/4kg = Rp 22.000,-
- 4 tiket penyeberangan+sepeda Bangsal-Gili Trawangan via public boat = Rp 69.000,-
- tarif angkut 2 sepeda ke kapal di Bangsal = Rp 50.000,-
- tarif angkut 2 sepeda dari kapal di Gili = Rp 30.000,-
- 2 porsi nasi campur = Rp 25.000,-
- penginapan 1 malam = Rp 180.000,-

Total = Rp 376.000,-

No comments:

Post a Comment