Sunday 25 May 2014

Jembatan Gantung Selopamioro

Kabupaten Bantul, hmmmm... awalnya rada bingung juga ketika merencanakan agenda gowes ke wilayah Bantul, Yogyakarta, karena biasanya jika kita bilang mau gowes ke Bantul pasti yang pertama terlintas di benak goweser umumnya adalah Pantai Parangtritis dan Makam Raja-raja di Imogiri, tetapi ternyata eh ternyata, di wilayah Bantul sebenarnya menyimpan banyak potensi obyek wisata yang secara keseluruhan masih belum banyak di eksplor dan dipromosikan, salah satunya seperti yang saya tulis pada post kali ini :)

Jembatan gantung Selopamioro

"Gowes ke jembatan yuk besok !" hah, ngapain gowes ke jembatan? itu reaksi spontan saya sewaktu diajak gowes ke jembatan gantung di wilayah Dusun Selopamioro, Kabupaten Bantul. Karena sebelumnya saya hanya berpikir apa bedanya dengan Jembatan-jembatan gantung yang ada di daerah lain, pasti sama saja

Akhirnya pada hari-H kami pun start dari basecamp pukul 05.30 WIB dengan mengambil rute melalui Terminal Giwangan kearah Selatan yaitu Jalan Imogiri Timur. Gowes saat pagi memang selalu menyenangkan, arus kendaraan belum terlalu ramai serta udara yang relatif masih sejuk membuat gowes menjadi santai, tidak terlalu capai

Karena kami gowes santai, sambil sesekali melihat pemandangan dan suasana serta aktivitas masyarakat disepanjang jalan, maka waktu tempuh perjalanan tidak terlalu kami perhitungkan hehe... dan asiknya lagi walaupun jam sudah menunjukkan sekitar pukul 07.00 WIB tetapi semakin kami mendekati arah Selopamioro tampak kabut masih menyelimuti areal persawahan warga

berhenti sejenak mendokumentasikan perjalanan kali ini



Namun ada juga yang sibuk mendokumentasikan pose narsisnya :p



Untuk menuju Jembatan Gantung Selopamioro sebenarnya bisa ditempuh melalui dua rute ketika sampai di pertigaan Imogoro, yaitu melalui Lapangan Imogiri, dengan kondisi jalan yang lebih halus, dan juga bisa melalui Siluk, dengan kondisi jalan yang rusak. Nah karena pertimbangan gowes kali ini adalah mengeksplor potensi wilayah Selopamioro maka kami pun memilih melalui jalan Siluk dengan kondisi jalan rusak, karena pastinya akan banyak keindahan tersembunyi disana, dari pertigaan Imogiri ambil kanan (ikuti petunjuk plank) kemudian ambil kiri, terus saja. Disepanjang jalan sebenarnya juga banyak potensi lain yang belum terpublikasikan secara optimal seperti Museum Tani dan Desa wisata Bertani, kemudian setelah melewati jembatan besi juga terdapat obyek wisata Goa Cerme disisi kanan jalan, namun kami mengambil arah lurus menuju Selopamioro, nanti setelah ketemu pertigaan yang ada sekolahan di sisi kirinya, ambil kiri (lurus saja), kemudian ikuti jalan saja dan nikmati keindahan panorama disepanjang jalan, seperti ini...



Bertemu dengan rombongan bocah-bocah di perkampungan sekitar. "om foto-foto dooonnkkk", kata mereka ketika melihat saya membawa kamera dan lagi asik jepret-jepret hehe...


"Ayo kumpul semuanya, saya foto-foto ya", ayo jangan kaku posenya :)


"Makasih ya om", kata mereka dengan polosnya, yah khas keceriaan anak kecil, tetapi kesederhanaan seperti itulah yang selalu menjadi kesan sepanjang petualangan gowes saya berinteraksi dengan warga sekitar

Lanjut gowes lagi sampai akhirnya melihat aliran sungai, dimana nantinya Jembatan Gantung berada tidak jauh lagi

Pemandangannya seperti lembah-lembah yang ada di film Jurassic Park, tinggal tambahin Dinosaurus :p




"Sang Travel Blogger" menikmati ketenangan dan keindahan alam sekitar :)


Lanjut lagi menuju tujuan berikutnya, the story are waiting for us...




Melihat "Indonesia" dari sudut pandang yang berbeda


Suasana seperti inilah yang menjadikan diri kita kembali menjadi manusia, bukan sekedar "mesin" dalam rutinitas



Lanjut lagi...


Akhirnya tujuan sudah nampak di depan mata... Jembatan Gantung Selopamioro


Sepeda jadul numpang narsis dulu hehe...


Kalau mau berkunjung kesini lebih baik pada hari biasa, jangan pas weekend (pasti rame soalnya)


My Touring Bike :)




Oya lokasi ini juga sering dijadikan sebagai tempat pemotretan model oleh komunitas fotografi maupun pemotretan prewedding, iseng-iseng saya pun mencoba memotret "model dadakan" seperti ini hehe...



"Model dadakannya" juga mencoba selfie dengan kamera ponselnya :p



Mencoba "melihat lebih dekat" Jembatan Gantung Selopamioro





"Sang Model dadakan" beraksi kembali :p


"Model Favorit" saya :p



Untuk yang takut ketinggian jangan kuatir, nyebrang jembatannya pelan-pelan saja hehe...


Pemandangan di sepanjang aliran Sungai





Selain terkenal dengan Jembatan Gantungnya, wilayah lain di sekitar Selopamioro sebenarnya mempunyai potensi wisata alam panorama pedesaan yang masih alami dan menarik untuk dijadikan lokasi pemotretan, seperti jejeran sawah bertingkat dibawah ini, yang sekilas mirip dengan sawah-sawah yang ada di Pulau Bali


Umumnya orang cenderung hanya akan berpose seperti ini


Tetapi dengan kejelian dan konsep yang matang bisa juga menghasilkan foto seperti ini


Tidak kalah dengan yang ada di majalah-majalah fashion hehe...:)


Kembali ke gaya normal...:p


Just Me and my bike



Jadi tunggu apalagi, Go get your bike and created your own adventure...


Selamat berpetualang...:)

Monday 19 May 2014

1 Day Trip Jogja-Solo-Jogja

Kalau melihat dan membaca judul post diatas pasti pembaca sudah bisa menebak bahwa perjalanan gowes kali ini adalah perjalanan iseng yang dilakukan sama orang yang kurang kerjaan hehe...

Jadi awalnya karena saya bingung nentuin enaknya gowes kemana lagi ya yang rutenya aman dan bersahabat tapi belum pernah, akhirnya terlintas deh buat jajal latihan touring short trip dengan jarak yang tidak terlalu jauh (PP sekitar 130km)

akhirnya 2 hari sebelumnya mulai deh saya sibuk sms dan kontak-kontak anggota lain (yang sama-sama kurang kerjaan)buat ngajakin mau ikut ga perjalanan gowes iseng ini, itung-itung sekalian pemanasan dengkul kali ja kedepannya jadi ada yang keracunan memulai perjalanan touring yang lebih jauh lagi, syaratnya selain gowes tertib yaitu dengan latihan membawa semua perlengkapan (gear) yang biasa dibawa sama pesepeda touring lain pada umumnya, dan kita juga bisa latihan endurance membawa beban banyak dan gowes dengan kecepatan yang konstan

akhirnya pada hari-H terkumpulah 4 manusia ga ada kerjaan yang penasaran ingin mencoba perjalanan gowes iseng ini. Kami start sekitar pukul 06.00 WIB (tadinya rencana start jam 05.30 tapi ya karena ngaret sudah menjadi budaya bangsa maka start sesungguhnya jadi molor setengah jam hehe...), dengan titik kumpul dari depan Rodalink jalan Janti

Rute yang dipilih tentu saja melalui jalan Jogja-Solo kearah timur, dengan pertimbangan rutenya full aspal dan cuma lurus datar saja sampai bosan. Di awal perjalanan rombongan pun mampir sebentar ke tukang pompa ban untuk isi angin

mompa ban tidak lupa foto-foto narsis dulu hehe...


setelah urusan pompa-memompa kelar, langsung lanjut gowes lagi terus saja kearah timur menuju arah klaten,hmmm...kondisi jalan sebenarnya cukup santai karena full aspal, paling kita mesti waspada terhadap kendaraan bermotor lain seperti bus dan kendaraan pribadi

Pada perjalanan kali ini kondisi cuaca sangat cerah (cenderung terik malah) sehingga untuk menghemat tenaga kita harus konstan mengatur irama kayuhan, tentu saja sambil menikmati pemandangan di sepanjang jalan, salah satunya seperti ini


berhenti sebentar untuk minum sekaligus relaksasi otot



lanjut lagi sampai melewati Museum Gula (dahulu merupakan Pabrik Gula pada zaman penjajahan Belanda), hingga akhirnya tiba di pertigaan monumen Kota Klaten


Dari pertigaan ini kita bisa memilih 2 pilihan menuju Solo, kalau lurus maka kita akan masuk melalui Kota Klaten, sedangkan jika belok kanan maka kita akan melewati jalan Bypass menuju Kota Solo, akhirnya kamipun memilih melalui rute dalam Kota Klaten sesuai yang ditunjukkan oleh GPS

Tak terasa (sebenarnya sih terasa tapi biar kesannya puitis saja hehe...) kami pun akhirnya sampai di perbatasan Boyolali, cuaca yang semakin panas membuat para ksatria bersepeda ini seperti kepiting rebus, pokoknya mateng...teng



Diperjalanan pun rombongan kami yang walau hanya berjumlah 4 orang ini ternyata dapat menarik perhatian pengguna jalan lain (mungkin mereka bingung kali ya panas-panas gini kok bersepeda). Selepas Kota Klaten kami pun mencari tempat isi BBM (bahan bakar makan minum), untung saja ada jejeran penjual makanan selepas Kota Klaten, lokasinya berjajar dengan tempat penjualan tiket Bus (hmmm...tempat makan yang dekat dengan tempat pool bus pasti segmentasinya adalah para sopir bus, pastinya jatahnya mantabbbb hehe...dan benar saja harganya pun lumayan murah, 5rb sudah termasuk semangkok nasi soto dan es teh manis, cukuplah buat mengganjal perut yang dah bikin orkestra ini)

Seperti yang sudah ditebak setelah kenyang makan, maka saat lanjut gowes lagi maka kecepatan gowes menjadi makin lambat hehe...efek kekenyangan, akhirnya gowes santai sajalah yang penting sampai

Dan benar dengan irama gowes santai ini akhirnya kami pun sampai juga di Kota Solo. Dan setelah sampai mulailah kami bingung, kok bingung? karena tujuannya memang hanya sampai Kota Solo saja hehe...setelah sampai lalu kemana? nah itulah yang lupa direncanakan (halaahhh kok bisa), tadinya mau cari gapura selamat datang di Kota Solo buat foto-foto, tapi kok ga nemu-nemu, akhirnya istirahat dulu deh sambil mikir enaknya kemana ya


Akhirnya diambilah keputusan kita nyoba muter-muter aja sekalian liat-liat Kota ini, pokoknya ikutin jalan saja, klo nyasar tinggal nanya


Dan ternyata Tuhan memang bersama para musafir kurang kerjaan yang kebingungan ini hehe...pas lagi muter-muter celingak-celinguk eh ada seorang Goweser yang belakangan diketahui namanya adalah Widi Dewana menghampiri rombongan kami (kasihan kali ya liatnya nih rombongan kok gembel amat + kayanya pada kebingungan), setelah berkenalan dan ngobrol-ngobrol akhirnya Mas Widi pun mau menemani kita (menjadi Guide merangkap tukang foto) untuk berkeliling Kota Solo


Terimakasih buat Mas Widi yang menjadi tukang foto buat rombongan gowes kurang kerjaan ini hehe...foto-foto sebentar di citywalk Kota Solo (enak amat ya pedestriannya lebar+banyak pohon jadi suasana terasa adem)



Motret sepeda touring dadakan dulu...narsis mumpung ke Solo, kapan lagi hehe


Narsis di jalur trem wisata (difungsikan hanya kalau ada permintaan atau charteran rombongan wisatawan)


Dari hasil keliling singkat ini ternyata pembangunan tata kota Solo ini sangat terencana dan nyaman, sangat memanusiakan penghuninya, terlihat dari fasilitas pedestrian yang cukup lebar dan teduh sehingga orang menjadi nyaman untuk berjalan kaki atau bersepeda, yang otomatis mengurangi kemacetan kendaraan bermotor



Pembangunan Public Space yang cukup banyak di beberapa titik membuat karakter warga Solo pun menjadi ramah


Aspek Ke-kuno-an juga menjadi ciri khas yang dikelola dan dioptimalkan sebaik mungkin dalam perencanaan tata kota Solo


Akhirnya sekitar jam 12.00 WIB, kami pun harus mengakhiri petualangan gowes keliling Kota Solo ini, mengingat perjalanan gowes pulang tentunya akan memakan waktu lebih lama karena pasti akan lebih banyak istirahat akibat teriknya sinar matahari

Walau belum puas, tetapi suatu saat kami pasti akan kembali lagi untuk menjelajah potensi wisata yang terdapat di Kota Solo ini, tentunya dengan bersepeda lagi hehe (semoga tidak kapok ya teman-teman hehe...)

Istirahat sebentar di perjalanan pulang akibat teriknya matahari



note : terimakasih untuk Mas Widi yang sudah bersedia meluangkan waktunya menemani rombongan goweser nyasar ini keliling Kota Solo, jangan kapok ya Mas hehe... salam juga untuk semua goweser Kota Solo :)