Saturday 26 May 2018

CHAPTER 39; MAROS

Rabu, 9 Maret 2016,

Masih dari Kota Makassar, tepatnya sekarang ini kami berada di tempat kami menetap untuk sementara di wilayah Panaikang yang berada tidak jauh dari Taman Makam Pahlawan

Setelah pada hari-hari sebelumnya kami lebih banyak stay di kamar kost sembari menunggu puncak musim hujan yang hampir setiap harinya mengguyur Kota Makassar berlalu, kami juga memanfaatkan waktu dengan melakukan maintenance dan penggantian beberapa parts sepeda yang memang sudah saatnya untuk diganti (sejauh ini dengan total jarak tempuh perjalanan lebih dari 1500km menurut yang tercatat dicyclocomp sepeda saya, akhirnya penggantian parts yang kami lakukan antara lain adalah menganti 1 buah ban dalam bagian depan sepeda saya karena bocor, sepasang pad rem vbrake depan yang sudah habis karetnya, serta mengganti bottom bracket sepeda milik Agit yang oblak, khusus untuk bottom bracket sendiri sebenarnya sudah digunakan untuk menempuh jarak lebih dari 2500km karena BB tersebut memang sudah dipakai jauh sejak dulu ketika saya masih menggunakan sepeda mtb offroad), setidaknya pada bike maintenance kali ini kami juga sekaligus mereview beberapa parts dan gear yang kami gunakan.

Menetap di suatu tempat dalam waktu yang relatif lama pada akhirnya memang menciptakan sebuah comfort zone alias zona nyaman tersendiri yang membuat kami jadi lebih malas jika dibandingkan dengan saat ketika kami bertualang dan hidup nomaden, terkadang akibat terlena dengan rutinitas pola aktivitas ketika berada di zona nyaman tersebut pada akhirnya membuat kami mulai sedikit merasa takut dan ragu untuk keluar dan melanjutkan petualangan berikutnya, padahal jika berkaca pada pengalaman perjalanan kami sebelum akhirnya tiba disini pun kami juga sudah melalui banyak tantangan, namun masih bisa tetap semangat untuk terus maju, jadi ayo jangan malas, takut, dan ragu (memotivasi diri sendiri) petualangan berikutnya sudah menanti :)

Terlebih di hari ke 84 perjalanan kami ini, tepatnya tanggal 9 Maret 2016 sedang terjadi momen peristiwa alam yang langka yaitu Gerhana Matahari Total yang membuat semua orang sibuk dan heboh menulis status di sosial media berkaitan dengan peristiwa ini

Mungkin karena kami berdua juga belum berminat dengan hal-hal yang berbau astronomi maka peristiwa alam yang langka itu pun lewat begitu saja dikarenakan kami bangun kesiangan hehe :D

Ya sudahlah, sementara orang-orang diluar sana sedang heboh membeli kacamata khusus gerhana, memotret, ataupun menulis status tentang gerhana, lebih baik kami melakukan aktivitas lainnya yang menunjang kelangsungan hidup kami, yaitu bersiap untuk mencari sarapan :)

Setelah selesai mandi kini saatnya untuk keluar mencari sarapan, hmmm...mumpung cuaca juga sedang cerah lebih baik hari ini sekalian kami manfaatkan untuk mulai latihan gowes lagi dalam rangka mempersiapkan petualangan berikutnya, kali ini yang menjadi tujuan kami berdua adalah Taman Nasional Bantimurung yang berjarak sekitar 37km dari tempat kami sekarang

Lokasi menuju Taman Nasional Bantimurung



Sekilas informasi yang kami tahu mengenai TN.Bantimurung ini adalah tempat ini dikenal sebagai surganya kupu-kupu karena ditempat inilah terdapat beragam jenis kupu-kupu dalam jumlah yang besar, selain itu di dalam Taman Nasional ini juga terdapat wisata alam berupa air terjun, selebihnya kurang lebih hampir sama dengan Taman nasional lainnya yang ada di Indonesia. Oya selain itu yang menarik seputar area Bantimurung ini adalah banyaknya obyek wisata lain yang berada tidak jauh dari area ini seperti hutan batu karst (satu-satunya di Indonesia), goa-goa prasejarah, sungai, hingga view wilayah perbukitannya

Walaupun kesiangan namun the show must go on, jadilah kami start sekitar pukul 09.30 WITA, mengawali perjalanan dengan santai sambil celingak-celinguk mencari penjual nasi (akhirnya dapat juga), satu hal yang membuat kami betah berada di Kota Makassar adalah karena untuk urusan harga (baik itu harga makanan maupun barang) semuanya hampir sama dengan harga-harga di Jogja, bahkan menurut kami dibeberapa spot juga ada yang harga barang dan makanannya malah jauh lebih murah dibanding Jogja, rasanya tepat jika kami menyebut Kota Makassar sebagai kota dengan karakter modern layaknya Jakarta namun dengan biaya hidup layaknya Jogja :D

Setelah selesai sarapan kini saatnya melanjutkan perjalanan (sekuatnya) menuju Bantimurung, disepanjang jalan kami juga melihat banyak daerah hunian yang sedang dalam proses pembangunan dan sepertinya akan menjadi bagian perluasan dari area hunian sebelumnya yang telah ada di Kota Makassar, benar-benar cepat geliat pertumbuhan pembangunan yang berlangsung disini, pembangunan underpass pun juga sedang dikerjakan untuk memperlancar akses mobilitas transportasi, beberapa halte bus trans maminasata juga sudah ada dan berfungsi namun sayangnya minat masyarakat sekitar untuk beralih menggunakan moda transportasi umum ini masih kurang (padahal di Kota Makassar ini bus transnya memiliki ukuran yang besar, sama besarnya dengan transjakarta)



Untuk menuju ke Bantimurung kalian cukup mengikuti jalan poros Makassar-Maros sampai nantinya belok ke kanan menuju terminal Damri, dari situ tinggal ikuti petunjuk jalan menuju Bantimurung saja, rutenya cukup mudah dan jelas karena petunjuk-petunjuk arah yang ada juga cukup banyak, kontur jalannya pun cenderung flat, satu-satunya yang membuat gowes kali ini sedikit berat adalah karena faktor panasnya sengatan matahari, maklum secara geografis Pulau Sulawesi lebih dekat ke garis ekuator dibanding dengan Pulau Jawa, walaupun menurut kami dari sepanjang perjalanan goweswisata ini yang menjadi daerah terpanas adalah diperjalanan sewaktu kami berada di Bali, tepatnya dari Denpasar ke Pelabuhan Padangbai


Setibanya di daerah Bantimurung, pemandangan bukit dan tebing-tebing karst mulai tampak di sisi kiri kami, hingga akhirnya kami memasuki gerbang area Taman Nasional Bantimurung yang dihias dengan icon kupu-kupu raksasa yang sayangnya kurang terawat, padahal itu adalah icon yang berada tepat di gerbang masuk, sebuah view yang pertama kali terlihat oleh setiap pengunjung yang datang ketempat ini namun keadaannya dibiarkan tidak terawat, semoga hal ini tidak mencerminkan kondisi yang ada didalam Taman Nasionalnya juga ya, kami pun kemudian menyempatkan untuk berfoto sejenak didepannya



Oya disini kami memutuskan untuk tidak jadi masuk ke dalam area taman nasionalnya karena beberapa hal, pertama adalah karena faktor waktu yang kesiangan (kami tiba di TN. Bantimurung sekitar pukul 12.30 WITA), kemudian faktor cuaca yang terlihat mulai mendung, dan faktor terakhir yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah faktor tiket masuk seharga 25 ribu rupiah per orang untuk domestik dan 225 ribu rupiah untuk wisatawan mancanegara yang menurut kami terlalu mahal hehe...lagipula sepertinya slogan surga kupu-kupu tersebut kini tidak terlalu pas lagi karena jika memang tempat tersebut penuh dengan kupu-kupu tentunya diarea sekitar gerbang pun seharusnya juga ada beberapa ekor kupu-kupu yang beterbangan, namun hingga di area persawahan warga pun kami tetap tidak melihat adanya kupu-kupu (untuk hal ini semoga penilaian saya salah dan kupu-kupunya masih banyak didalam, jangan sampai punah atau justru malah lebih banyak kupu-kupu yang sudah diawetkan dan dijual sebagai cinderamata daripada yang masih hidup dan bebas terbang)



Walau tidak jadi masuk ke Taman Nasional Bantimurung, setidaknya kami cukup puas bisa tiba di lokasi dan melihat karakter serta suasana wilayah disepanjang perjalanan kami tadi, oya jangan lupa juga jika suatu saat kalian ingin berkunjung kesini maka tidak jauh dari gerbang TN. Bantimurung, lebih tepatnya 5km sebelum gerbang masuk TN. Bantimurung juga ada obyek wisata taman prasejarah Leang-leang dimana disini kalian bisa melihat hutan batu karst serta goa (Leang/liang) yang didalamnya terdapat lukisan buatan manusia zaman prasejarah, semoga info dari kami ini bisa membantu kalian semua dalam membuat itinerary perjalanan saat kalian berwisata ke Maros




Perjalanan kami berdua bukanlah sebuah perjalanan yang sempurna atau memuaskan untuk semua orang, karena di beberapa spotnya ada yang kami lewatkan (baik secara sengaja maupun tidak sengaja) dikarenakan kendala cuaca, jarak dan kondisi medan, serta budget, namun karena kami selalu menekankan bahwa the joy of our trip is not only at destination, but the pleasure it self we found along the journey, best scenery or great place just a bonus but the value of the adventure that we’ve got during this trip are the most important things

Mungkin berikutnya giliran kalianlah untuk melengkapi dan memperbarui informasi dari kami berdua :)

Pengeluaran hari ini :

- pulsa internet 2Gb indosat = Rp 32.000,-
- 2 porsi nasi kuning = Rp 20.000,-
- 5 gelas es buah = Rp 23.000,-
- 2 botol teh javanna = Rp 6.000,-
- es batu = Rp 500,-
- rambutan 1kg = Rp 5.000,-

Total = Rp 86.500,-

Total jarak tempuh hari ini : 76,05 km

No comments:

Post a Comment