Tuesday 12 September 2017

KEBUN TEH NGLINGGO



Minggu, 10 September 2017
Jika pada bulan kemarin saya telah membahas tentang obyek wisata Gunung Tigo dan Gunung Krinjingan, maka pada post kali ini petualangan goweswisata.blogspot.co.id masih akan mencoba mengeksplor keindahan panorama lainnya yang ada di wilayah Kulon Progo yang memiliki julukan “The Jewel of Java” ini.

Dan supaya lebih memudahkan bagi kalian untuk memahami pemetaan obyek wisata apa saja yang ada di wilayah Kulon Progo ini saya akan membaginya menjadi 3 bagian yang masing-masing akan saya bahas pada post-post tersendiri, pembagian ini dimulai dengan titik awalnya adalah perempatan Kenteng (terminal Kenteng-Nanggulan). Jika kalian start dari Kota Jogja melalui Jalan Godean dan terus saja kearah Barat sampai tiba di perempatan Kenteng-Nanggulan, maka jika kalian memilih untuk terus lurus kearah Barat, kalian bisa membaca pada post sebelumnya (Gunung Tigo dan Gunung Krinjingan) pada post tersebut saya telah mencatat obyek wisata apa sajakah yang ada di sepanjang rute ini yang pastinya sangat banyak sehingga kalian bebas memilih hendak menuju ke obyek wisata yang mana. Namun jika dari titik perempatan Kenteng-Nanggulan ini kalian memilih untuk belok kearah kanan (Utara) menuju arah Dekso maka setibanya kalian di perempatan Pasar Dekso kalian bisa melihat banyak papan penunjuk arah yang menunjukkan lokasi-lokasi obyek wisata yang ada, untuk lebih jelasnya biarkan foto yang berbicara :)

Papan penunjuk arah menuju lokasi obyek wisata yang ada (ini masih belum lengkap, karena jumlah spot wisata yang ada ternyata masih banyak lagi)


Di perempatan Dekso ini jika kalian memilih untuk lurus maka kalian akan menuju ke Magelang, sedangkan jika belok kanan akan kembali menuju Kota Jogja, disini saya memilih untuk belok kiri menuju Samigaluh, ada apa sajakah disana? mari kita cari tahu bersama


Tidak butuh waktu lama untuk menemukan dan menikmati keindahan panorama wilayah ini karena kira-kira 1 km setelah perempatan Dekso tadi kalian akan disuguhi keindahan panorama persawahan yang dikelilingi oleh deretan perbukitan Menoreh



Dan inilah obyek wisata pertama yang dapat kalian kunjungi, jaraknya kira-kira hanya sekitar 2km selepas perempatan Dekso tadi, namun karena target petualangan goweswisata.blogspot.co.id kali ini adalah mencoba menyusuri dan mencatat spot-spot wisata apa saja yang ada di sepanjang jalur perlintasan ini maka saya tidak mampir ke spot wisata Puncak Kleco ini (maybe next time)


Tidak jauh setelah obyek wisata Puncak Kleco tersebut maka inilah spot wisata kedua yang bisa kalian kunjungi, Goa Sriti (melihat tanjakannya yang aduhai mungkin lain waktu akan saya kunjungi dikarenakan untuk hari ini perjalanan saya masih cukup jauh)



Bagi kalian penikmat kegiatan luar ruang dan petualangan maka spot-spot wisata yang ada di sekitar wilayah ini bisa kalian jadikan pertimbangan jika sewaktu-waktu kalian ingin mengadakan kegiatan outbond, makrab, perkemahan, dan lainnya. Tidak perlu kuatir akan tidak mendapat tempat karena disetiap spot wisata yang ada banyak terdapat camping ground, seperti yang ada pada spot wisata ketiga ini Desa Wisata Tinalah


Sedikit catatan bagi kalian yang ingin bertualang ke wilayah perbukitan Menoreh ini adalah siapkan fisik kalian dan kendaraan kalian sebaik mungkin, karena dengan kontur jalan yang naik turun (lebih banyak naiknya) maka jika sewaktu-waktu terjadi masalah teknis kendaraan harap diingat bahwa disini jarang ada bengkel, dan karena saya bertualang menggunakan sepeda maka saya lebih banyak mengandalkan kemampuan kaki saya untuk mengayuh atau melangkah serta semangat dan rasa ingin tahu “apa ya yang ada selanjutnya” selama perjalanan ini, dan mungkin salah satu keuntungan dari bertualang menggunakan sepeda adalah saya bisa menemukan detail perjalanan seperti spot yang satu ini, letaknya berada disebuah lapangan olahraga milik kantor dinas pemda, disini juga sedang dibuat sebuah pos pantau dari bambu-bambu namun masih dalam proses pengerjaan


Obyek wisata berikutnya yang dapat kalian kunjungi di sepanjang perlintasan ini setelah obyek wisata Curug Sidoharjo dan Curug Siluwok adalah spot wisata Watu Tekek (sayangnya karena papan penunjuk arahnya yang terlalu kecil mungkin bagi pengguna kendaraan bermotor tidak akan menyadarinya)


Dan disinilah kegalauan melanda hehe… bingung menentukan pilihan enaknya menuju kemana ya? Karena jaraknya sama-sama 7km


Akhirnya pilihan pun jatuh kearah lurus menuju arah Nglinggo-Tritis dengan pertimbangan jika menuju Puncak Suroloyo maka setibanya dilokasi nanti saya masih harus berjalan kaki menaiki anak tangga untuk menuju puncaknya, selain itu sepertinya Puncak Suroloyo sudah lebih popular daripada Kebun Teh Nglinggo ( di benak saya lebih popular = pasti lebih ramai, apalagi ini hari minggu)



Dan pesan moral yang harus selalu diingat sewaktu bertualang adalah jangan pernah percaya dengan informasi jarak yang ada di papan penunjuk arah, arahnya mungkin benar, tetapi entah mengapa pada bagian informasi jaraknya pasti selalu ngaco, jika sewaktu berada di perempatan Dekso tadi papan penunjuk arah menuju Kebun Teh Nglinggo mengatakan bahwa jaraknya 10km maka pada kenyataannya jarak sebenarnya hampir 14km (itupun baru sampai di pertigaan Pasar Plono saja), setibanya di pertigaan Pasar Plono kalian masih harus belok kanan ikuti jalan yang menanjak (lebar jalannya hanya muat 1 mobil, dan derajat tanjakannya cukup curam, beberapa kali saya melihat mobil dan motor yang sampai bau kopling sewaktu menanjak), berdasarkan pengukuran cyclocomp yang ada di sepeda saya jarak dari pertigaan Pasar Plono sampai tiba di pelataran parkir area Kebun Teh Nglinggo adalah 3,4km (jadi selamat menanjak atau menuntun sepeda bagi saya sejauh 3,4km)

Disini kegalauan kembali melanda, Puncak Suroloyo atau Kebun Teh ya? Namun melihat kondisi jalannya sepertinya Kebun Teh Nglinggo masih lebih manusiawi


Ini kalau ambil arah kiri


Ini kalau ambil arah kanan


Jika kalian mengambil arah kiri menuju ke arah Kebun Teh Nglinggo sebenarnya ada 1 obyek wisata lagi yang akan kalian temui yaitu air terjun Watu Jonggol, namun saat saya melewatinya kebetulan lokasinya sedang ditutup karena sedang disewa untuk acara pernikahan (wah tamu-tamu yang datang harus berjuang banget ya untuk bisa sampai di lokasi ini hehe…), dan setelah 3,4km perjuangan antara mendorong dan mengayuh sepeda akhirnya tadaaa sampai juga saya di spot wisata Kebun Teh Nglinggo, total jarak tempuh dari Kota Jogja sampai lokasi ini yaitu 47,3km

Setelah beristirahat sebentar di area parkir kendaraan dan berbincang-bincang dengan beberapa juru parkir yang bertugas, saya pun menitipkan sepeda didekat pos parkir, selanjutnya tinggal trekking saja, lebih enteng dan fleksibel toh saya juga bukan tipe goweser yang maniak harus menampilkan foto sepeda di setiap lokasi wisata, bagi saya foto orang ataupun sepeda hanyalah sebagai pembanding besaran dimensi ruang antara obyek dengan latarnya, karena perjalanan ini bukanlah semata-mata tentang sepeda melainkan tentang perjalanan menuju tempat-tempat yang baru yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya, sehingga kebanyakan hasil foto saya adalah keindahan panorama sekitar dan suasana atau ambience yang ada di tempat tersebut, bagi saya menjadi anonym lebih menyenangkan karena dengan begitu orang-orang akan berbicara terbuka apa adanya mengenai sejarah suatu tempat, kejadian atau isu yang terjadi saat ini, dan disitulah saya bisa belajar banyak hal dari mereka untuk kemudian saya tuangkan kedalam tulisan ini yang semoga bisa membantu dan memotivasi kalian semua untuk “menghidupkan” cerita perjalanan hidup kalian masing-masing, setidaknya bagi saya pribadi semua catatan perjalanan ini telah menjadi kenangan yang indah dari perjalanan hidup saya

Yak lanjut lagi mengeksplor area Kebun Teh Nglinggo yang berada di Pedukuhan Nglinggo, Kelurahan Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DI Yogyakarta ini. Disini semua hasil daun teh yang telah dipetik, setelah disangrai kemudian akan diolah di Pabrik yang berada tidak jauh dari Pasar Plono, Pabrik itu sendiri berada dibawah naungan pihak UGM dan hasil jadinya kemudian akan diekspor untuk pasar luar negeri, sewaktu saya bertanya apakah produk teh yang sudah jadi ini juga dijual untuk pasar dalam negeri ternyata jawabannya belum, pantas saja saya belum pernah melihat keemasan teh menoreh ini beredar di pasaran lokal seperti di pasar atau minimarket-minimarket lokal, sehingga jika kalian ingin mencicipi atau membeli keemasan teh menoreh maka jalan satu-satunya adalah dengan datang berkunjung ke lokasi kebun teh ini

Pantas saja tanjakannya bikin ngap-ngapan ternyata ketinggiannya 900-1000 mdpl toh


Didalam area Kebun Teh ini juga terdapat spot-spot lainnya yang bisa kalian nikmati dan gunakan sebagai tempat berfoto, antara lain wisata offroad, puncak Gunung Kukusan dan Kendeng, area camping, serta tempat yang pastinya akan menjadi favorit kalian-kalian yang hobbynya narsis di social media yaitu Bukit Ng-isis (alias bukit ngadem atau bersantai dalam Bahasa Indonesia), untuk masuk ke tempat ini kalian cukup merogoh kocek sebesar tiga ribu rupiah saja per orang, dengan biaya yang terjangkau dan spot yang instagram-able ini dijamin kalian tidak akan menyesal


Disini kalian tidak perlu berebutan tempat untuk berfoto karena spotnya cukup banyak




Namun yang menjadi spot terfavorit sepertinya adalah yang ini




Puncak Gunung Kukusan dan Kendeng juga bisa kalian kunjungi (namun jarak trekkingnya cukup lumayan hehe…)


Puas mengambil beberapa dokumentasi di Bukit Ng-isis, saatnya menjelajah bagian yang lainnya, sebenarnya tidak jauh dari Bukit Ng-isis tadi ada beberapa (banyak) anak tangga yang sepertinya menuju ke spot lainnya, tapi berhubung saya masih harus menghemat stamina untuk perjalanan pulang nantinya dan ditambah lagi melihat tingginya jumlah anak tangga yang harus didaki maka kali ini saya hanya mengambil view anak tangganya saja, mungkin bagi para pembaca yang masih punya banyak waktu dan stamina sewaktu berkunjung kelokasi ini bisa mencoba untuk mengeksplornya sendiri


Saatnya menuju ke area Kebun Teh



Mumpung berkunjung ke lokasi ini jangan lupa untuk mencicipi rasa teh asli Menoreh ini ya, bagi saya sih rasanya enak, beda dengan teh-teh yang dijual di angkringan, harga untuk segelas teh hangat hanya dua ribu rupiah saja, namun ada baiknya bertanya dulu kepada penjualnya berapa harga segelas tehnya sebelum kalian memesan, disini kalian juga bisa membeli kemasan teh menoreh yang sudah dalam bentuk pack, harga ecer per pack sebesar tiga ribu rupiah, sedangkan jika kalian kalian membeli langsung 1 bundel isi 5 pack maka harganya hanya 13 ribu rupiah saja



Rute trekking menuju Puncak Kukusan dan Kendeng



Bagi kalian yang malas berjalan kaki namun ingin berkeliling area kebun teh ini kalian bisa menggunakan jasa sewa jeep offroad




Akhirnya usai sudah petualangan goweswisata.blogspot.co.id hari ini, sebelum pulang jangan lupa membeli oleh-oleh khas wilayah ini ya, apalagi produknya juga tidak dijual bebas di pasaran lokal, dengan membeli produk lokal setidaknya kalian juga telah membantu mengangkat perekonomian warga sekitar, dan satu hal lagi yang tidak kalah penting adalah tetap ingat untuk tidak membuang sampah sembarangan atau melakukan hal vandalism seperti corat-coret atau merusak ya, kalian datang untuk menikmati keindahan alamnya kan jadi alangkah lebih baik jika kita semua sama-sama menjaganya, traveling memang dolan tetapi setidaknya kita bisa jadikan kegiatan traveling kita untuk menambah wawasan dan menjadikan hidup kita lebih postif lagi, selamat bertualang, salam gowes wisata :)

No comments:

Post a Comment