Saturday 22 November 2014

GrumGoesGlobal ; Graham Frith

Dari sekian banyak tamu para petouring bersepeda jarak jauh lintas negara yang kebetulan singgah di Basecamp Goweswisata mungkin Graham Frith adalah tamu yang paling banyak memberikan pelajaran dan inspirasi bagi saya secara pribadi, mengapa bisa begitu? baiklah kita akan kilas balik mundur beberapa waktu dahulu :)


Saya mengenal Graham Frith dari sebuah forum komunitas penggiat bersepeda jarak jauh berskala internasional, ketika itu Graham mengirimkan email kepada saya, ia memberitahukan rencana perjalanan bersepedanya yang akan melintasi Indonesia dan Pulau Jawa, dari rute tersebut nantinya ia akan melintasi Kota Yogyakarta selama berada di Pulau Jawa, oleh karena itu ia bertanya apakah saya mempunyai waktu luang untuk menemaninya berkeliling dan menjelaskan seluk-beluk mengenai Kota ini sejauh yang saya ketahui, tentu saja saya pun mengiyakan kesempatan ini, karena kami dapat saling bertukar pikiran dan informasi mengenai kebudayaan negara masing-masing serta saya pun dapat mempunyai gambaran tentang bagaimana cerita dan budaya dari negara-negara lain yang pernah ia singgahi

Setelah chit-chat yang cukup intens via email maka pada hari H nya, saya pun menjemput Graham di tempat yang kami sepakati bersama, yaitu di depan Bandara Adi Sucipto. Dari Bandara kami pun melanjutkan gowes menuju Basecamp Goweswisata yang berjarak kira-kira sekitar 5 km dari Bandara

Setibanya di Basecamp, saya pun menunjukkan kamar kosong yang dapat dipergunakan olehnya untuk beristirahat selama ia berada di Yogyakarta. Malamnya kami pun berbincang-bincang seputar pengalaman, tujuan, serta alasan yang membuat ia pada akhirnya berani memutuskan pilihan untuk melakukan kegiatan bersepeda keliling dunia


Secara usia, Graham mungkin seumuran dengan Ayah saya, ia berusia sekitar 60 tahun, namun yang membedakan dengan kebanyakan tipikal orang berusia sama dengannya disini adalah bagaimana cara ia memandang diri dan hidupnya. Jika kebanyakan orangtua di Indonesia merasa "terlalu tua atau malu" untuk melakukan kegiatan yang aneh-aneh (dalam hal hal positif) seperti bersepeda jarak jauh, apalagi keliling dunia, maka ia mungkin memang tua secara angka-angka usia, namun ia tidak membiarkan semangatnya menua untuk terus melakukan hal-hal positif terhadap diri dan lingkungan sekitarnya


Di Negara asalnya, Selandia Baru, ia berprofesi sebagai seorang outdoor instructor dalam bidang extreme sport seperti mountain biking, kayaking, hiking, dan climbing (sehingga saya mudah memahami mengapa kemampuan survivalnya sangat profesional), selain itu ia juga aktif dalam sebuah organisasi bernama GrumGoesGlobal, yaitu sebuah organisasi yang bergerak dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit kanker prostat, dan membantu memotivasi orang-orang yang anggota keluarga atau orang-orang terdekatnya menderita penyakit kanker melalui program Canteens


Selama ia berada di Yogyakarta, kami pun banyak bertukar pikiran tidak hanya seputar sepeda, melainkan juga mengenai budaya, pola pikir masyarakat, aktivitas sosial, dan lainnya. Graham pun juga mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal baru serta pandangan yang sama seperti saya bahwa ketika melakukan perjalanan bersepeda jarak jauh seperti ini, hal paling menarik ketika melintasi wilayah-wilayah baru adalah budaya serta aspek manusianya, bagaimana orang-orang diwilayah tersebut beraktivitas dan berinteraksi, pemandangan alam yang menarik lebih merupakan bonus tersendiri dari perjalanan tersebut, sehingga kami berdua merupakan tipikal goweser yang tidak sekedar mengejar rekor jarak tempuh maupun rekor kecepatan bersepeda, karena yang paling terpenting adalah bagaimana setiap kayuhan ini bisa memberi inspirasi dan menjadi cerita unik yang berkesan selama dalam perjalanan

Berkeliling melihat Yogyakarta, suasana di Jembatan Gemblung



Bercanda dengan pengunjung lain di situs Candi Abang


Menjelajah gang-gang sempit di Kota Gede


Berbaur dengan pedagang makanan sekitar (inilah kedai Lotek yang menjadi menu favorit Graham selama di Yogyakarta)


Graham pun sempat memberikan workshop singkat tentang apa saja yang perlu dipersiapkan secara teknis jika kita ingin melakukan perjalanan bersepeda jarak jauh, ia menjelaskan setiap gear yang dibawanya serta fungsi dan penggunaannya kepada kami, ia juga memberikan motivasi kepada rekan-rekan goweswisata yang lain untuk berani berinteraksi dengan traveler asing yang kebetulan mungkin kami jumpai suatu saat nanti, ia menjelaskan bahwa tidak perlu merasa takut atau malu jika kemampuan bahasa asing yang kami miliki tidak sempurna, karena bagaimanapun juga ia memaklumi jika terkadang penggunaan atau pemilihan kata bahasa asing yang kami gunakan terkesan kaku atau tidak sesuai dengan grammar karena ya, kami memang tidak menggunakan bahasa inggris dalam keseharian kami, tetapi yang terpenting adalah berani untuk mencoba, karena ketika seorang traveler asing sedang bingung dalam hal lokasi atau apapun maka mereka sangat gembira dan menghargai jika ada masyarakat lokal yang menawarkan bantuan kepada mereka



Menunjukan cara pemilihan tenda yang sesuai untuk touring dan bagaimana mendirikannya




Sleeping pad atau matras angin yang digunakan sehingga saat beristirahat setelah melakukan aktivitas gowes proses recovery badan menjadi nyaman


Tool kit yang dibawa




Kompor multi fuel dan nesting


Water purifier untuk menjernihkan air jika berada ditempat yang terisolasi


Namun satu hal yang paling membekas dalam ingatan saya adalah ketika Graham memberikan nasehat kepada Rian ketika ia melihat bahwa Rian tidak mengenakan helm sepeda saat bersepeda menuju atau pulang dari sekolahnya hanya karena ia merasa malu atau menjadi aneh jika mengenakan helm sepeda, terlebih karena teman-teman sekolahnya juga tidak ada yang mengenakan helm sepeda saat mereka bersepeda. Graham memberikan nasehat yang menurut saya tidak terlalu menghakimi atau menggurui, ia mengatakan sebaiknya Rian mengenakan helm sepeda karena mungkin walau merasa menjadi orang aneh hanya karena mengenakan helm sepeda namun helm berfungsi melindungi bagian paling penting dari diri kita yaitu otak, sebagai pusat pengatur semua anggota tubuh kita, jika hanya karena kecerobohan kita atau pengguna jalan lain dan secara tiba-tiba bagian kepala (otak) kita terluka serius maka hilang sudah semua yang kita cita-citakan, apa yang kita rencanakan menjadi tidak berguna lagi selain hanya tersisa sebagai penyesalan, terlebih karena Rian juga merupakan seorang atlet panjat tebing kelas junior, maka Graham pun mengatakan "You're an athletes, you have a dream to be a profesional athletes, you want to climb all the mountain in the world, but if something bad accident happen tou you, your head, your brain, then suddenly what you've dreaming of is useless, you won't be able to reach your dream because you feel shame to protect your brain, even your body is ok but if you have a brain damaged then what". Ya, kata-kata yang simple namun sangat mengena bagi saya, jika hanya karena kecerobohan atau karena merasa malu, beralasan jarak dekat, dan berbagai alasan lainnya untuk tidak mengenakan helm saat bersepeda, maka jika bagian kepala kita mengalami kecelakaan, walau kondisi tubuh yang lain cepat pulih namun tidak demikian dengan bagian otak yang berfungsi sebagai pusat pendali semua syaraf di tubuh, jika sesuatu yang buruk terjadi pada otak, maka semua apa yang kita cita-citakan dan rencanakan sebelumnya menjadi tidak berarti lagi

Motivasi yang diberikan oleh Graham pun tidak hanya diberikan kepada kami dari tim goweswisata saja, melainkan Graham pun ingin memberikan motivasi kepada lingkungan yang lebih luas lagi, oleh karena itu kami dari goweswisata pun akhirnya mengadakan kontak dan mencoba menjalin kerjasama dengan pihak sekolah dimana Rian bersekolah supaya kami diberi kesempatan untuk menjadi pembicara motivational speaker disekolah tersebut, sehingga siswa-siswa disekolah tersebut mendapat pengalaman baru tentang kehidupan, budaya, keberanian, dan hal-hal positif lainnya

Dan akhirnya terciptalah event Goweswisata goes to school


Siswa-siswa antusias mendengarkan setiap penjelasan dari Graham (sekaligus juga belajar bahasa Inggris yang disampaikan secara sederhana oleh Graham)

Foto-foto bersama dulu untuk kenang-kenangan :)



Setelah Yogyakarta, Graham pun kembali meneruskan petualangannya kearah barat, terimakasih Graham atas semua motivasi, tips, dan pengalaman yang diberikan, selamat berpetualang dan kapanpun engkau ingin kembali mengunjungi Indonesia paling tidak kini kau mempunyai teman-teman baru yang siap menyambutmu :)

membuktikan jika you're never to old to cycle


see you on the road Graham maybe someday :)

No comments:

Post a Comment