Thursday 26 December 2013

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ; Tepas Kaprajuritan

Tepas Kaprajuritan

Loket Tepas Kaprajuritan Karaton Ngayogyakarta berada tepat disisi barat dari pintu masuk Pengunjung jika datang dari arah pelataran Alun-alun utara. Jika masuk dari Tepas Keprajuritan maka wisatawan hanya bisa memasuki Bangsal Pagelaran dan Siti Hinggil serta melihat koleksi beberapa kereta kraton, Ruang penyimpanan gamelan, foto-foto dan memorabilia upacara resmi yang diselenggarakan keraton, foto-foto kereta kencana keraton beserta keterangan pembuatan, nama dan fungsi masing-masing kereta kencana saat berlangsungnya upacara keraton, foto-foto diri dari Sri Sultan HB dari generasi kegenerasi, Ruang diorama prosesi upacara perkawinan agung putri, diorama busana-busana yang dikenakan oleh para prajurit dan Abdi nDalem berdasarkan tingkatannya

Harga tiket masuk melalui loket Tepas Kaprajuritan :

- Rp 5.000,- / orang


dan jika kita membawa atau ingin mendokumentasikan perjalanan ini, maka kita dikenakan buiaya tambahan lagi sebesar :

- Ijin foto : Rp 1.000,- / kamera foto
- Ijin video : Rp 2.000,- / kamera video


Setelah kita membeli tiket masuk, dan memasuki Kompleks Pagelaran maka kita langsung dapat melihat bangunan utama yang dinamakan Bangsal Pagelaran (dahulu dikenal dengan nama Tratag Rambat). Pada zamannya Pagelaran merupakan tempat para punggawa Kesultanan menghadap Sultan pada upacara resmi, namun sekarang ini Pagelaran lebih sering digunakan sebagai tempat penyelenggaraan event pariwisata, religi, dan lain-lain, disamping juga masih tetap digunakan sebagai tempat upacara adat keraton


Sepasang Bangsal Pasewakan atau Pengapit terletak tepat disisi luar sayap timur dan barat Pagelaran. Dahulu bangsal ini digunakan oleh para panglima Kesultanan untuk menerima perintah dari Sultan atau menunggu giliran melapor kepada Beliau, selain itu juga digunakan sebagai tempat jaga Bupati Anom Jaba. Saat ini bangsal tersebut hanya difungsikan untuk memajang diorama yang menggambarkan prosesi adat dan berbagai busana yang dikenakan para prajurit serta abdi nDalem sesuai tingkatannya

Bangsal Pasewakan disisi timur berisi diorama yang menjelaskan contoh busana yang dikenakan para prajurit serta abdi nDalem Keraton berdasarkan tingkatannya



Sedangkan Bangsal Pasewakan yang berada disisi barat berisi diorama yang menggambarkan prosesi adat upacara perkawinan agung putri



Didalam sayap timur bagian selatan dari Tratag Pagelaran terdapat Bangsal Pengrawit yang dahulu digunakan oleh Sultan untuk melantik Pepatih nDalem

Sedangkan disisi selatan dari kompleks ini dihiasi dengan relief yang menggambarkan perjuangan Pangeran Mangkubumi (sultan Hamengku Buwono I)


Beranjak dari Kompleks Pagelaran, saya kemudian menuju Kompleks Siti Hinggil Ler yang letaknya berada disisi selatan Kompleks Pagelaran. Kompleks Siti Hinggil secara tradisi digunakan sebagai tempat menyelenggarakan upacara-upacara resmi kerajaan. Kompleks ini dibuat lebih tinggi dari tanah disekitarnya, dengan dua jenjang (tangga) untuk naik berada disisi utara dan selatannya


Dibagian kanan dan kiri pada ujung bawah tangga yang berada disisi utara Siti Hinggil terdapat dua Bangsal Pacikeran (Pacikeran sendiri berasal dari kata ciker yang berarti tangan yang putus) yang digunakan oleh Abdi nDalem Mertolulut dan Singonegoro sampai sekitar tahun 1926 (saat ini Bangsal Pacikeran diisi oleh patung figur abdi ndalem yang sedang berjaga dengan posisi duduk bersila)


Bangunan Tarub Agung terletak tepat diujung atas jenjang (tangga) utara. Bangunan ini berbentuk kanopi persegi dengan empat tiang, dahulu digunakan sebagai tempat transit para pembesar saat menunggu rombongannya masuk ke bagian dalam istana


Di sisi timur laut dan barat laut dari Tarub Agung terdapat Bangsal Kori. Dahulu ditempat ini para abdi dalem Kori dan abdi dalem Jaksa bertugas menyampaikan permohonan maupun pengaduan dari rakyat kepada Sultan

Ditengah-tengah kompleks Siti Hinggil terdapat sebuah hall besar terbuka atau disebut Tratag Siti Hinggil yang didalamnya terdapat Bangsal Manguntur Tangkil. Berada ditengah-tengah tratag Siti Hinggil, bangunan ini adalah tempat Sultan duduk diatas singgasananya pada saat berlangsungnya acara-acara resmi kerajaan seperti pelantikan Sultan dan Pisowanan Agung




Di Bangsal ini pula pada 17 Desember 1949, Ir. Soekarno dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat.

Bangsal Witono berada diselatan Manguntur Tangkil. Lantai utama bangsal yang lebih besar dari Manguntur Tangkil ini dibuat lebih tinggi. Bangunan ini digunakan untuk meletakkan lambang-lambang kerajaan atau pusaka kerajaan saat berlangsung acara resmi kerajaan

Sebelah timur dari Tratag Siti Hinggil terdapat Bale Bang yang dahulu digunakan untuk menyimpan perangkat Gamelan Sekati, Guntur Madu, dan Naga Wilaga. Namun saat ini Bale Bang berisi foto-foto Kereta Kencana keraton lengkap dengan keterangan pembuatan serta fungsinya masing-masing saat digunakan untuk acara resmi keraton. Selain itu pada bale bang ini juga berisi foto-foto dari acara resmi keraton yang pernah diadakan




Foto penyematan Lintang Pusaka, tanda pewaris Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat


Foto perayaan acara keraton menggunakan Gamelan Sekati



Sedangkan disebelah barat dari Tratag Siti Hinggil terdapat Bale Angun-angun yang dahulu merupakan tempat menyimpan tombak, dan pusaka kerajaan lainnya, namun kini berisi gamelan, diorama latihan perang dan upacara gunungan, serta foto lukisan diri Sultan Hamengku Buwono dari masa kemasa


Bagi para pembaca yang ingin mengetahui seperti apa sosok atau figur Sultan Hamengku Buwono dari masa kemasa serta keterangannya silahkan klik untuk memperbesar…:)

Sri Sultan Hamengku Buwono IV



Sri Sultan Hamengku Buwono V



Sri Sultan Hamengku Buwono VI



Sri Sultan Hamengku Buwono VII



Sri Sultan Hamengku Buwono VIII



Sri Sultan Hamengku Buwono IX



Sri Sultan Hamengku Buwono X



Lanjut ke Kompleks berikutnya yaitu Kompleks Kamandhungan Lor yang berada disisi selatan dari Siti Hinggil Ler, setelah menuruni tangga terdapat lorong yang membujur kearah timur-barat. Dinding selatan lorong disebut dinding Cepuri, sedangkan gerbang besar yang berada diselatan disebut Regol Brojonolo yang menghubungkan Siti Hinggil Ler dengan Kamandhungan



Disebelah timur dan barat sisi selatan gerbang terdapat pos penjagaan. Gerbang ini hanya dibuka pada saat acara resmi kerajaan, sedangkan pada hari-hari lain selalu dalam keadaan tertutup

Untuk masuk ke Kompleks Kamandhungan sekaligus kompleks dalam keraton sehari-hari dapat melalui pintu Gapura Keben disisi timur dan barat kompleks ini yang masing-masing menjadi pintu menuju Jalan Kemitbumen dan Rotowijayan

Kompleks Kamandhungan Ler sering disebut Keben, karena di halamannya ditanami pohon keben. Ditengah-tengah halaman pada kompleks ini terdapat bangunan utama yang disebut Bangsal Ponconiti. Dahulu (kira-kira sampai tahun 1812) bangsal ini digunakan sebagai tempat untuk mengadili perkara dengan ancaman hukuman mati, dimana Sultan sendiri yang memimpin pengadilan. Versi lain mengatakan tempat ini juga digunakan untuk mengadili semua perkara yang berhubungan dengan keluarga kerajaan

Kini bangsal ini hanya digunakan saat prosesi acara adat seperti Garebeg dan Sekaten. Disisi selatan dari Bangsal Ponconiti terdapat kanopi besar yang disebut Bale Antiwahana, berfungsi sebagai tempat menurunkan para tamu dari kendaraan mereka

Selain kedua bangunan tersebut terdapat beberapa bangunan lainnya di tempat ini, namun dikarenakan gerbang Kompleks Kamandhungan memang tertutup untuk umum, maka saya tidak bisa menjelaskan secara lebih rinci lagi dan juga tidak dapat melengkapinya dengan foto :)

Itulah bagian bangunan kompleks keraton yang dapat dilihat dan dijelajahi jika kita masuk melalui loket Tepas Kaprajuritan, selanjutnya jika ingin meneruskan menjelajahi bagian lain dari keraton maka kita dapat meneruskannya melalui loket yang kedua yaitu Loket Tepas Pariwisata (akan dibahas pada post berikutnya)

Selamat melanjutkan membaca...:)

No comments:

Post a Comment