1 April 2016,
Tepat di hari ke-107 perjalanan bersepeda gowes wisata, akhirnya kami berdua memutuskan bahwa inilah saatnya untuk kembali pulang ke Yogyakarta, hal ini bukanlah sekedar candaan April Mop, keputusan untuk kembali pulang ke Jogja ini kami ambil dengan beberapa pertimbangan, faktor pertama adalah karena akan datangnya Bulan Ramadhan, dimana hal ini otomatis akan sangat mempengaruhi faktor berikutnya yaitu berubahnya pola perjalanan ini, karena kami harus mengatur ulang pola waktu dan jarak tempuh yang biasa kami lakukan selama ini dengan memperhitungkan faktor stamina selagi berpuasa, dan hal ini jelas akan sangat merepotkan, kemudian faktor terakhir yang paling penting adalah menyangkut faktor budget atau anggaran perjalanan, karena biasanya pada saat Bulan puasa harga-harga kebutuhan pokok akan sedikit meningkat, dan tak hanya harga kebutuhan pokok saja, harga transportasi (tiket kapal, bus, kereta api dan pesawat) biasanya juga akan melonjak terutama mendekati minggu terakhir bulan puasa atau menjelang Hari Raya Iedul Fitri
Atas dasar faktor-faktor tersebutlah akhirnya kami pun memutuskan untuk bersiap kembali pulang ke Yogyakarta sebelum memasuki Bulan Ramadhan. Beberapa persiapan pun segera kami lakukan mulai dari memesan tiket penerbangan secara online (karena jauh lebih murah), mempreteli sepeda-sepeda kami supaya lebih mudah dipacking kedalam kardus, dan menyortir beberapa barang bawaan yang sudah tidak kami gunakan lagi
Untungnya Mas Danang turut membantu kami menyiapkan semua hal ini dengan menyediakan kardus-kardus untuk mempacking sepeda kami serta membantu pemesanan tiket pesawat secara online sehari sebelumnya.
Bagi kami berdua hal ini jelas merupakan pengalaman baru, karena seingat saya terakhir kali saya naik pesawat adalah sewaktu SMU, mungkin kira-kira sudah 20 tahun yang lalu, sedangkan bagi Agit sendiri, naik pesawat adalah hal yang pertama kali baginya, jadi bayangkan saja bagaimana senangnya dia ketika mengetahui bahwa kami akan pulang menggunakan pesawat terbang, oleh sebab itu ketika sehari sebelumnya Mas Danang mengajak kami ke Bandara Sepinggan Balikpapan untuk menunjukkan (mengajari) kami berdua perihal prosedur yang harus kami lalui esok hari, kami pun seketika berasa menjadi “wong Ndeso” hehe…:)
Setelah puas berkeliling melihat Bandara Sepinggan yang merupakan Bandara terbaik di Indonesia ini kami pun segera kembali ke tempat Pak Topo untuk mulai melakukan packing sepeda-sepeda
Dan akhirnya tibalah hari keberangkatan kami, setelah kemarin kami sudah berpamitan kepada Mas Danang dan keluarganya, kini kamu pun berpamitan kepada Pak Topo yang telah banyak membantu sejak pertama kali kami tiba dan selama berada di Kota Balikpapan ini, kami pun diantarkan sampai ke Bandara Sepinggan oleh Beliau
Di Bandara Sepinggan ini kami mulai melakukan prosedur pertama yaitu menimbang semua bawaan kami yang ternyata hasilnya membuat kami terkejut, karena setelah ditimbang ternyata semua barang bawaan kami melebihi batas yang diperbolehkan (per orang hanya mendapat bebas bagasi untuk 20kg), atau dengan kata lain kami terkena over bagasi dan harus membayar kelebihan berat tersebut, kami pun juga harus mempacking ulang beberapa barang supaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untungnya kami sudah tiba di Bandara ini jauh lebih awal daripada jadwal keberangkatan pesawat yang akan kami naiki sehingga kami tidak terlalu panik dan terburu-buru
Setelah selesai mempacking dan menimbang ulang semua bawaan serta membayar denda kelebihan bagasi kini kami hanya tinggal menunggu waktu keberangkatan kami saja
Begitu mendengar pengumuman dari pengeras suara jika pesawat yang kami naiki telah siap di landasan dan semua penumpangnya dipersilahkan untuk memasuki pesawat, kami pun bersiap untuk menaiki pesawat, dari balik jendela ruang tunggu kami juga sempat melihat barang bagasi penumpang lainnya yang sedang diatur masuk kedalam pesawat
Didalam pesawat para pramugari terlihat sibuk membantu penumpang mencari nomer bangkunya sembari menjelaskan prosedur keselamatan di dalam pesawat jika sewaktu-waktu terjadi kejadian darurat, kami pun mendengarkannya sambil melihat pemandangan dari balik jendela pesawat sampai akhirnya pesawat pun mulai take off menuju ke Yogyakarta
Waktu tempuh perjalanan menggunakan pesawat dari Kota Balikpapan menuju ke Kota Yogyakarta terbilang relatif singkat, yaitu hanya sekitar 45 menit sampai satu jam saja padahal jarak antara keduanya terpisah oleh pulau yang berbeda yaitu Pulau Kalimantan dan Pulau Jawa, sewaktu pesawat mulai mengudara dan berada diketinggian kami sempat melihat daratan Pulau Kalimantan yang terlihat semakin mengecil ketika pesawat mulai melintasi lautan dan terbang semakin tinggi hingga berada diantara awan sampai kemudian pesawat mulai merendah begitu memasuki wilayah udara Pulau Jawa, dan mulai melakukan proses landing setibanya di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Ya, akhirnya kini kami telah sampai kembali di Kota awal dimana kami berdua memulai perjalanan bersepeda jarak jauh gowes wisata ini
Lalu apakah perjalanan dan petualangan bersepeda gowes wisata ini telah berakhir? Apakah semuanya telah selesai? Tentu saja tidak, karena sebuah petualangan yang sempurna tidak akan pernah berakhir, ia mungkin dapat dimulai namun ia tidak akan pernah berakhir, disaat satu seri petualangan telah usai selalu saja ada seri petualangan berikutnya untuk dimulai, selalu ada tempat dan keunikan-keunikan baru untuk dijelajahi dan diceritakan. Jika kalian menyukai cerita-cerita petualangan yang kami sajikan pada website goweswisata.com ini maka pastikan kalian tetap terus mengikuti dan mensupport petualangan kami dengan cara memfollow, like, subscribe ataupun sekedar comment pada akun sosial media yang kami kelola, karena semua hal tersebut menjadi “tenaga” dikala kami sedang lelah dan berusaha mencari serta menyajikan informasi-informasi seputar pariwisata kepada kalian semua :)
Pengeluaran hari ini :
- 2 tiket pesawat lion air = Rp 891.136,-
- taxi bandara balikpapan = Rp 60.000,-
- packing = Rp 70.000,-
- over bagasi = Rp 750.000,-
- 2 porsi makan = Rp 12.000,-
- minum+jajan = Rp 7.000,-
Total = Rp 1.790.136,-
Saturday, 20 October 2018
Tuesday, 2 October 2018
MENIKMATI PESONA MERAPI DARI KALI TALANG
Senin, 24 September 2018,
Bagi kalian yang pernah atau berdomisili di Jogja pasti sudah tahu bagaimana cara menentukan orientasi arah selagi berada di Propinsi ini. Ya, di Propinsi yang istimewa ini memang sangat mudah membaca arah mata angin berdasarkan filosofi sumbu imajiner yang menjadi landasan penataan tata ruang kota, dan salah satu patokan termudah serta paling jelas adalah dengan melihat letak atau posisi Gunung Merapi, dimana letak Gunung berarti menunjukkan arah Utara
Jika kita kebetulan sedang berwisata di Jogja maka pembagian area wilayah berdasarkan mata angin ini secara tidak langsung juga dapat memudahkan kita dalam menentukan atau membuat itinerary destinasi wisata mana saja yang ingin kita kunjungi
Oleh karena itu pada petualangan goweswisata.com kali ini, saya akan mencoba mengajak kalian semua untuk berwisata ke sisi Utara Kota Jogja. Bagian Utara sendiri sudah pasti identik dengan Gunung Merapi, beberapa dari kalian juga pasti sudah pernah menikmati indahnya panorama yang ada di sekitar lereng Gunung Merapi
Jika biasanya wisatawan yang ingin menikmati keindahan panorama disekitar Gunung Merapi pasti melihatnya dari Obyek Wisata Kaliurang yang famous itu atau yang baru-baru ini mulai populer yaitu dari area Kalikuning, Plunyon, dan Kaliadem dimana disekitar kawasan tersebut juga terdapat gardu pandang, bunker evakuasi, dan Museum Mbah Maridjan, salah seorang Abdi Ndalem Keraton yang dipercaya menjadi juru kunci Merapi namun Beliau telah meninggal ketika terjadi erupsi Merapi dan semburan awan panas pada Tahun 2010 lalu
Nah sekarang kalian memiliki alternatif lokasi lainnya yang tidak kalah seru dan menarik untuk menikmati panorama keindahan Gunung Merapi, yaitu melalui wilayah Kali Talang.
Spot wisata Kali Talang sendiri tepatnya berlokasi di Desa Gondang, Dusun Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Walaupun secara administratif wilayah ini berada diluar Jogja, tepatnya sudah masuk ke dalam wilayah Klaten, namun karena letaknya yang berada tepat di perbatasan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta dengan Klaten, Propinsi Jawa Tengah, maka saya pun merasa lokasi ini bisa dijadikan spot wisata alternatif untuk menikmati keindahan panorama lembah dan lereng Merapi jika kalian sedang berlibur di Jogja
Untuk menuju ke spot wisata Kali Talang jika kalian start dari arah Kota Jogja maka kalian tinggal menuju kearah Candi Prambanan saja, nanti setibanya di traffic light Prambanan (Setelah Gapura perbatasan) kalian tinggal belok ke kiri (Utara) terus saja sampai pertigaan yang ada di belakang Candi Sewu, kemudian belok kiri dan lurus sampai mentok lalu belok Kanan (Utara), dari situ tinggal terus saja ke arah Utara
Dari titik ini kondisi jalannya sudah beraspal, terkadang halus namun terkadang masih terdapat beberapa lobang jalan yang rusak karena terlalu sering dilewati oleh truk-truk pengangkut pasir Merapi, lebar jalannya sendiri tidak terlalu lebar namun bisa untuk kendaraan roda 4 berpapasan, disini kalian juga harus berhati-hati dengan kendaraan truk-truk pengangkut pasir yang melaju dengan sangat cepat
Dengan pemandangan area persawahan dan perumahan warga di sepanjang sisi jalan, jika kalian jeli sebenarnya disepanjang rute ini juga terdapat beberapa spot wisata lainnya yang belum terlalu populer, seperti wisata Kali Opak 7 Bulan dan Sendang Joholanang
Untuk elevasinya sendiri, jika kalian pernah mengunjungi kawasan wisata Kali Kuning dan Kaliadem maka derajat tanjakannya kurang lebih seperti itu, bedanya hanya Spot wisata Kali Talang berada lebih tinggi dan lebih jauh dibandingkan dengan gardu pandang yang terdapat di wilayah Cangkringan, Kaliadem, jika kalian melihatnya melalui peta satelit maka pos pengamatan aktivitas Gunung Merapi yang berada di wilayah Kali Talang merupakan titik paling Utara atau yang paling mendekati area Merapi dan berada diketinggian sekitar 1200mdpl, elevasi terberat mungkin dimulai setelah melewati perempatan Sekolah Dasar yang berada di Kali Talang, selain karena derajat kemiringannya juga dikarenakan kontur jalannya yang rusak, saya pun beberapa kali mengombinasikan antara mengayuh dan mendorong di sepanjang perjalanan menuju ke spot wisata Kali Talang
Jangan ikuti panah, ambil yang arah Utara saja terus
Belok ikuti panahnya jika sudah sampai disini, nanti setelah perempatan SD belok ke kiri dan lurus ke Utara
Setibanya di Pos Pantauan Merapi 149.070 MHz Induk Balerante, selagi saya sedang “berjuang” mendorong sepeda tiba-tiba saya dihampiri oleh dua orang pengendara motor yang bertanya, “Ini Masnya mau kemana? Kok ga digowes saja, itu sudah tinggal sedikit lagi kok”, “Oh tadi sudah gowes kok Pak, ini ganti-ganti antara gowes dan dorong soalnya pegel”, Jawab saya. Setelah saling berkenalan akhirnya saya pun mengetahui bahwa Beliau-beliau ini ternyata adalah Peneliti Utama dari Kemendesa PDDT (Pak Djoko Puguh Wibowo dan Pak Mujianto) yang bersama-sama warga sekitar mulai mencoba mengembangkan potensi wisata yang ada di wilayah Kali Talang ini
Saya pun kemudian diajak beristirahat di rumah seorang warga yang menjadi ketua dari POKDARWIS Balerante (Kelompok Sadar Wisata) yaitu Pak Juanto, oleh mereka bertiga saya dijelaskan panjang lebar perihal awal mula penataan konsep wisata yang ada di wilayah Kali Talang ini, perbincangan ini menjadi kian seru karena dari kami masing-masing saling mengutarakan ide untuk pengembangan konsep wisata ini kedepannya, mulai dari ide pembangunan fasilitas pendukung, pemberdayaan masyarakat sekitar, hingga promosi spot wisata ini melalui media sosial
Saya pun sempat diajak berkeliling sebentar oleh Pak Mujianto menggunakan sepeda motornya ke beberapa titik dari spot wisata Kali Talang ini, “ayo Mas tak boncengin, jangan lupa dibawa kameranya, sepedanya dititip sini saja dulu supaya Masnya jadi tahu seperti apa karakter dari konsep wisata Kali Talang ini”, Kata Pak Mujianto sebelum mengajak saya berkeliling. “Untung pas banget Masnya datang, jadi nanti Masnya bisa bantu mempromosikan wisata Kali Talang ini lewat website dan akun sosial media, nanti warga sekitar juga tolong bantu diajarin ya Mas, soalnya Saya dan Pak Djoko harus kembali Ke Jakarta hari ini”, Ujar Pak Mujianto, “sipplah Pak nanti tak bantu sebisa saya lewat tulisan di website goweswisata.com”, Jawab Saya
Kali Talang sendiri memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan spot-spot wisata lainnya yang juga dijadikan sebagai tempat pengamatan aktivitas vulkanik Gunung merapi, disini selain menikmati wisata alam berupa keindahan panorama lembah dan lereng sekitar Gunung Merapi, kalian juga bisa belajar tentang ragam tanaman khas Merapi (ekowisata), salah satunya seperti pembudidayaan tanaman kopi dimana nantinya disekitar lokasi ini juga akan dijadikan sentra produksi kopi, selain itu bagi penikmat aktivitas olahraga sepeda gunung maka disini kalian bisa mencoba trek sepeda enduro dan downhill yang tersedia, trek sepeda ini juga telah dilengkapi dengan beberapa bridge, berm, dan gap, selain itu lintasannya sendiri juga merupakan tembusan dari trek sepeda downhill yang ada di daerah Klangon
Tidak hanya itu saja, kelebihan view Merapi yang bisa dilihat dari Kali Talang ini juga sangat indah dan strategis, karena di lokasi ini jika cuacanya sedang cerah dan Gunung Merapi tidak tertutup oleh kabut maka kalian bisa melihat rekahan kubah lava yang baru terbentuk. Walaupun wilayah Kali Talang ini termasuk dalam kawasan rawan bencana 3, namun melihat potensi wisata yang ada disekitar wilayah ini akhirnya sekitar Bulan September 2016 lalu warga sekitar melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMD) Balerante Maju Makmur bekerjasama dengan Kemendesa PDDT (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) akhirnya mulai mengoptimalkan potensi mitigasi dan wisata diwilayah ini sekaligus menggerakkan sektor ekonomi lokal
Selain menawarkan keindahan wisata alam, disini kalian juga bisa belajar mengenai hal-hal seputar pengamatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi di Pos Pengamatan Induk Balerante yang nantinya juga akan difungsikan sebagai Museum Erupsi Merapi dan sarana pendidikan, misalnya ciri-ciri apa saja yang menandakan bahwa status Gunung Merapi bisa dikategorikan menjadi waspada atau bahaya, serta alat-alat yang digunakan untuk mengukur getaran seismic. Pembangunan Museum ini nantinya juga akan diiringi dengan pembangunan Omah Batik Tradisional Balerante
Berbagai fasilitas pendukung spot wisata ini pun juga mulai dikembangkan seperti penataan area parkir kendaraan yang berdekatan dengan warung-warung jajanan (sayangnya sementara ini warung-warung jajanan hanya buka pada hari Sabtu dan Minggu saja), toilet umum berjumlah 2 buah yang berada dibelakang bangunan warung, gazebo-gazebo, spot-spot swafoto (kedepannya nanti juga akan dibuat Taman Bunga Edelweiss yang berada tepat di tengah-tengah spot-spot selfie tersebut), dan tempat-tempat sampah, untuk fasilitas tempat ibadah seperti Mushalla sendiri belum ada dikarenakan lokasi spot wisata ini sebagian menyatu dengan area Taman Nasional Gunung Merapi oleh karena itu pembangunan fasilitas pendukung juga harus dibatasi supaya tidak sampai mengganggu kelestarian dari ekosistem Taman Nasional ini sendiri, salah satunya dengan tidak mendirikan fasilitas atau bangunan yang bersifat permanen atau berstruktur massif, bangunan masjid terdekat sendiri berada disekitar rumah warga dan ketua Pokdarwis
Bagi kalian yang ingin membuat acara kegiatan kelompok atau komunitas di spot wisata Kali Talang ini, kalian bisa menghubungi ketua Pokdarwis Balerante dan meminta ijin penyelenggaraan acara, untuk kegiatan camping disini juga disediakan lokasi camping ground dengan biaya 5 ribu rupiah per orang, namun karena disekitar spot wisata ini belum ada penyewaan tenda dan alat-alat outdoor maka kalian harus membawanya sendiri, tetapi khusus untuk kebutuhan makanan, jika kalian malas untuk memasak sendiri, kalian bisa membayar jasa warga untuk memasak dan mengantarkannya ke lokasi camping kalian masing-masing
Jadi kapan kalian berwisata ke Spot wisata Kali Talang ini? yuk kita bantu mensupport warga sekitar dalam mengembangkan lokasi wisata ini dengan cara mempromosikannya melalui akun sosial media kalian masing-masing, mudah kok cukup dengan menambahkan hashtag #kalitalang #balerante #wonderfulbalerante pada setiap foto yang kalian upload, ayo kita bersama-sama memajukan pariwisata Indonesia, karena kalau bukan kita lalu siapa lagi
Tips jika kalian ingin berwisata ke Spot Wisata Kali Talang:
- Belum ada angkutan umum yang sampai ke lokasi ini sehingga kalian harus menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewaan
- Akses menuju ketempat ini bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 dan roda dua (pastikan untuk mengecek kondisi kendaraan anda
sebelum berangkat, terutama bahan bakar)
- Tiket masuk ke tempat ini sementara masih sukarela (antara 2ribu-6ribu untuk kendaraan, namun jika kalian datang selain hari
Sabtu-Minggu maka biasanya gratis)
- Warung-warung jajanan hanya buka pada Hari Sabtu dan Minggu
- Beberapa lokasi swafoto sementara masih mengalami perbaikan sehingga kalian harus berhati-hati (terutama pada spot menara)
- Camping diperbolehkan dengan tarif 5ribu per orang, kalian hanya harus melapor ke Ketua Pokdarwis Balerante saja
- Jangan membuang sampah sembarangan, mencorat-coret, melakukan aksi vandalism dan perbuatan asusila
Ps : terimakasih kepada Pak Juanto (Ketua Pokdarwis Balerante, 0812-32317267 / 0853-28906867), Pak Djoko Puguh Wibowo dan Pak Mujianto (Peneliti Utama Kemendesa PDDT), serta seluruh warga Balerante, Kali Talang
Bagi kalian yang pernah atau berdomisili di Jogja pasti sudah tahu bagaimana cara menentukan orientasi arah selagi berada di Propinsi ini. Ya, di Propinsi yang istimewa ini memang sangat mudah membaca arah mata angin berdasarkan filosofi sumbu imajiner yang menjadi landasan penataan tata ruang kota, dan salah satu patokan termudah serta paling jelas adalah dengan melihat letak atau posisi Gunung Merapi, dimana letak Gunung berarti menunjukkan arah Utara
Jika kita kebetulan sedang berwisata di Jogja maka pembagian area wilayah berdasarkan mata angin ini secara tidak langsung juga dapat memudahkan kita dalam menentukan atau membuat itinerary destinasi wisata mana saja yang ingin kita kunjungi
Oleh karena itu pada petualangan goweswisata.com kali ini, saya akan mencoba mengajak kalian semua untuk berwisata ke sisi Utara Kota Jogja. Bagian Utara sendiri sudah pasti identik dengan Gunung Merapi, beberapa dari kalian juga pasti sudah pernah menikmati indahnya panorama yang ada di sekitar lereng Gunung Merapi
Jika biasanya wisatawan yang ingin menikmati keindahan panorama disekitar Gunung Merapi pasti melihatnya dari Obyek Wisata Kaliurang yang famous itu atau yang baru-baru ini mulai populer yaitu dari area Kalikuning, Plunyon, dan Kaliadem dimana disekitar kawasan tersebut juga terdapat gardu pandang, bunker evakuasi, dan Museum Mbah Maridjan, salah seorang Abdi Ndalem Keraton yang dipercaya menjadi juru kunci Merapi namun Beliau telah meninggal ketika terjadi erupsi Merapi dan semburan awan panas pada Tahun 2010 lalu
Nah sekarang kalian memiliki alternatif lokasi lainnya yang tidak kalah seru dan menarik untuk menikmati panorama keindahan Gunung Merapi, yaitu melalui wilayah Kali Talang.
Spot wisata Kali Talang sendiri tepatnya berlokasi di Desa Gondang, Dusun Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Walaupun secara administratif wilayah ini berada diluar Jogja, tepatnya sudah masuk ke dalam wilayah Klaten, namun karena letaknya yang berada tepat di perbatasan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta dengan Klaten, Propinsi Jawa Tengah, maka saya pun merasa lokasi ini bisa dijadikan spot wisata alternatif untuk menikmati keindahan panorama lembah dan lereng Merapi jika kalian sedang berlibur di Jogja
Untuk menuju ke spot wisata Kali Talang jika kalian start dari arah Kota Jogja maka kalian tinggal menuju kearah Candi Prambanan saja, nanti setibanya di traffic light Prambanan (Setelah Gapura perbatasan) kalian tinggal belok ke kiri (Utara) terus saja sampai pertigaan yang ada di belakang Candi Sewu, kemudian belok kiri dan lurus sampai mentok lalu belok Kanan (Utara), dari situ tinggal terus saja ke arah Utara
Dari titik ini kondisi jalannya sudah beraspal, terkadang halus namun terkadang masih terdapat beberapa lobang jalan yang rusak karena terlalu sering dilewati oleh truk-truk pengangkut pasir Merapi, lebar jalannya sendiri tidak terlalu lebar namun bisa untuk kendaraan roda 4 berpapasan, disini kalian juga harus berhati-hati dengan kendaraan truk-truk pengangkut pasir yang melaju dengan sangat cepat
Dengan pemandangan area persawahan dan perumahan warga di sepanjang sisi jalan, jika kalian jeli sebenarnya disepanjang rute ini juga terdapat beberapa spot wisata lainnya yang belum terlalu populer, seperti wisata Kali Opak 7 Bulan dan Sendang Joholanang
Untuk elevasinya sendiri, jika kalian pernah mengunjungi kawasan wisata Kali Kuning dan Kaliadem maka derajat tanjakannya kurang lebih seperti itu, bedanya hanya Spot wisata Kali Talang berada lebih tinggi dan lebih jauh dibandingkan dengan gardu pandang yang terdapat di wilayah Cangkringan, Kaliadem, jika kalian melihatnya melalui peta satelit maka pos pengamatan aktivitas Gunung Merapi yang berada di wilayah Kali Talang merupakan titik paling Utara atau yang paling mendekati area Merapi dan berada diketinggian sekitar 1200mdpl, elevasi terberat mungkin dimulai setelah melewati perempatan Sekolah Dasar yang berada di Kali Talang, selain karena derajat kemiringannya juga dikarenakan kontur jalannya yang rusak, saya pun beberapa kali mengombinasikan antara mengayuh dan mendorong di sepanjang perjalanan menuju ke spot wisata Kali Talang
Jangan ikuti panah, ambil yang arah Utara saja terus
Belok ikuti panahnya jika sudah sampai disini, nanti setelah perempatan SD belok ke kiri dan lurus ke Utara
Setibanya di Pos Pantauan Merapi 149.070 MHz Induk Balerante, selagi saya sedang “berjuang” mendorong sepeda tiba-tiba saya dihampiri oleh dua orang pengendara motor yang bertanya, “Ini Masnya mau kemana? Kok ga digowes saja, itu sudah tinggal sedikit lagi kok”, “Oh tadi sudah gowes kok Pak, ini ganti-ganti antara gowes dan dorong soalnya pegel”, Jawab saya. Setelah saling berkenalan akhirnya saya pun mengetahui bahwa Beliau-beliau ini ternyata adalah Peneliti Utama dari Kemendesa PDDT (Pak Djoko Puguh Wibowo dan Pak Mujianto) yang bersama-sama warga sekitar mulai mencoba mengembangkan potensi wisata yang ada di wilayah Kali Talang ini
Saya pun kemudian diajak beristirahat di rumah seorang warga yang menjadi ketua dari POKDARWIS Balerante (Kelompok Sadar Wisata) yaitu Pak Juanto, oleh mereka bertiga saya dijelaskan panjang lebar perihal awal mula penataan konsep wisata yang ada di wilayah Kali Talang ini, perbincangan ini menjadi kian seru karena dari kami masing-masing saling mengutarakan ide untuk pengembangan konsep wisata ini kedepannya, mulai dari ide pembangunan fasilitas pendukung, pemberdayaan masyarakat sekitar, hingga promosi spot wisata ini melalui media sosial
Saya pun sempat diajak berkeliling sebentar oleh Pak Mujianto menggunakan sepeda motornya ke beberapa titik dari spot wisata Kali Talang ini, “ayo Mas tak boncengin, jangan lupa dibawa kameranya, sepedanya dititip sini saja dulu supaya Masnya jadi tahu seperti apa karakter dari konsep wisata Kali Talang ini”, Kata Pak Mujianto sebelum mengajak saya berkeliling. “Untung pas banget Masnya datang, jadi nanti Masnya bisa bantu mempromosikan wisata Kali Talang ini lewat website dan akun sosial media, nanti warga sekitar juga tolong bantu diajarin ya Mas, soalnya Saya dan Pak Djoko harus kembali Ke Jakarta hari ini”, Ujar Pak Mujianto, “sipplah Pak nanti tak bantu sebisa saya lewat tulisan di website goweswisata.com”, Jawab Saya
Kali Talang sendiri memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan spot-spot wisata lainnya yang juga dijadikan sebagai tempat pengamatan aktivitas vulkanik Gunung merapi, disini selain menikmati wisata alam berupa keindahan panorama lembah dan lereng sekitar Gunung Merapi, kalian juga bisa belajar tentang ragam tanaman khas Merapi (ekowisata), salah satunya seperti pembudidayaan tanaman kopi dimana nantinya disekitar lokasi ini juga akan dijadikan sentra produksi kopi, selain itu bagi penikmat aktivitas olahraga sepeda gunung maka disini kalian bisa mencoba trek sepeda enduro dan downhill yang tersedia, trek sepeda ini juga telah dilengkapi dengan beberapa bridge, berm, dan gap, selain itu lintasannya sendiri juga merupakan tembusan dari trek sepeda downhill yang ada di daerah Klangon
Tidak hanya itu saja, kelebihan view Merapi yang bisa dilihat dari Kali Talang ini juga sangat indah dan strategis, karena di lokasi ini jika cuacanya sedang cerah dan Gunung Merapi tidak tertutup oleh kabut maka kalian bisa melihat rekahan kubah lava yang baru terbentuk. Walaupun wilayah Kali Talang ini termasuk dalam kawasan rawan bencana 3, namun melihat potensi wisata yang ada disekitar wilayah ini akhirnya sekitar Bulan September 2016 lalu warga sekitar melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMD) Balerante Maju Makmur bekerjasama dengan Kemendesa PDDT (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) akhirnya mulai mengoptimalkan potensi mitigasi dan wisata diwilayah ini sekaligus menggerakkan sektor ekonomi lokal
Selain menawarkan keindahan wisata alam, disini kalian juga bisa belajar mengenai hal-hal seputar pengamatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi di Pos Pengamatan Induk Balerante yang nantinya juga akan difungsikan sebagai Museum Erupsi Merapi dan sarana pendidikan, misalnya ciri-ciri apa saja yang menandakan bahwa status Gunung Merapi bisa dikategorikan menjadi waspada atau bahaya, serta alat-alat yang digunakan untuk mengukur getaran seismic. Pembangunan Museum ini nantinya juga akan diiringi dengan pembangunan Omah Batik Tradisional Balerante
Berbagai fasilitas pendukung spot wisata ini pun juga mulai dikembangkan seperti penataan area parkir kendaraan yang berdekatan dengan warung-warung jajanan (sayangnya sementara ini warung-warung jajanan hanya buka pada hari Sabtu dan Minggu saja), toilet umum berjumlah 2 buah yang berada dibelakang bangunan warung, gazebo-gazebo, spot-spot swafoto (kedepannya nanti juga akan dibuat Taman Bunga Edelweiss yang berada tepat di tengah-tengah spot-spot selfie tersebut), dan tempat-tempat sampah, untuk fasilitas tempat ibadah seperti Mushalla sendiri belum ada dikarenakan lokasi spot wisata ini sebagian menyatu dengan area Taman Nasional Gunung Merapi oleh karena itu pembangunan fasilitas pendukung juga harus dibatasi supaya tidak sampai mengganggu kelestarian dari ekosistem Taman Nasional ini sendiri, salah satunya dengan tidak mendirikan fasilitas atau bangunan yang bersifat permanen atau berstruktur massif, bangunan masjid terdekat sendiri berada disekitar rumah warga dan ketua Pokdarwis
Bagi kalian yang ingin membuat acara kegiatan kelompok atau komunitas di spot wisata Kali Talang ini, kalian bisa menghubungi ketua Pokdarwis Balerante dan meminta ijin penyelenggaraan acara, untuk kegiatan camping disini juga disediakan lokasi camping ground dengan biaya 5 ribu rupiah per orang, namun karena disekitar spot wisata ini belum ada penyewaan tenda dan alat-alat outdoor maka kalian harus membawanya sendiri, tetapi khusus untuk kebutuhan makanan, jika kalian malas untuk memasak sendiri, kalian bisa membayar jasa warga untuk memasak dan mengantarkannya ke lokasi camping kalian masing-masing
Jadi kapan kalian berwisata ke Spot wisata Kali Talang ini? yuk kita bantu mensupport warga sekitar dalam mengembangkan lokasi wisata ini dengan cara mempromosikannya melalui akun sosial media kalian masing-masing, mudah kok cukup dengan menambahkan hashtag #kalitalang #balerante #wonderfulbalerante pada setiap foto yang kalian upload, ayo kita bersama-sama memajukan pariwisata Indonesia, karena kalau bukan kita lalu siapa lagi
Tips jika kalian ingin berwisata ke Spot Wisata Kali Talang:
- Belum ada angkutan umum yang sampai ke lokasi ini sehingga kalian harus menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewaan
- Akses menuju ketempat ini bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 dan roda dua (pastikan untuk mengecek kondisi kendaraan anda
sebelum berangkat, terutama bahan bakar)
- Tiket masuk ke tempat ini sementara masih sukarela (antara 2ribu-6ribu untuk kendaraan, namun jika kalian datang selain hari
Sabtu-Minggu maka biasanya gratis)
- Warung-warung jajanan hanya buka pada Hari Sabtu dan Minggu
- Beberapa lokasi swafoto sementara masih mengalami perbaikan sehingga kalian harus berhati-hati (terutama pada spot menara)
- Camping diperbolehkan dengan tarif 5ribu per orang, kalian hanya harus melapor ke Ketua Pokdarwis Balerante saja
- Jangan membuang sampah sembarangan, mencorat-coret, melakukan aksi vandalism dan perbuatan asusila
Ps : terimakasih kepada Pak Juanto (Ketua Pokdarwis Balerante, 0812-32317267 / 0853-28906867), Pak Djoko Puguh Wibowo dan Pak Mujianto (Peneliti Utama Kemendesa PDDT), serta seluruh warga Balerante, Kali Talang
Wednesday, 19 September 2018
CHAPTER 47; HUTAN MANGROVE MARGO MULYO
Masih di hari yang sama seperti pada chapter sebelumnya, jika tadi kita sudah puas berkeliling sekaligus belajar mengenai hewan reptil yaitu buaya di Penangkaran Buaya Teritip, maka kali ini kami kembali melanjutkan acara jalan-jalan di Kota Balikpapan dengan mengunjungi spot wisata berikutnya yaitu menuju ke kawasan konservasi Mangrove Margo Mulyo, seperti apa ya tempatnya? Yuk kita c’mon let’s go
Berlokasi di belakang sebuah Sekolahan, tepatnya SMUN 8, di Jalan AMD Gunung 4, RT 42, Kelurahan Margo Mulyo, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur, kawasan konservasi Mangrove seluas 16,8 ha yang pembuatannya diprakarsai oleh warga sekitar, yaitu Kelompok Tani Tepian Lestari bekerjasama dengan Balai Lingkungan Hidup pada Tahun 2006 ini, kini telah menjadi sebuah lokasi kawasan konservasi tumbuhan bakau yang sekaligus juga berfungsi sebagai kawasan taman kota, wisata alam, wisata pendidikan, tempat penelitian dan pengembangan, serta habitat bagi beberapa flora dan fauna seperti kepiting, burung raja udang, monyet bekantan, dan masih banyak lagi lainnya
Jika kalian ingin mengunjungi lokasi konservasi Mangrove Margo Mulyo yang berjarak sekitar 9 km dari pusat Kota Balikpapan ini, maka cara termudahnya selain menaiki kendaraan pribadi adalah kalian bisa naik ojek dari depan Pasar Inpres Kebun Sayur, dikarenakan sejauh ini belum ada angkutan umum yang rutenya melewati tempat ini
Nanti setibanya di depan SMUN 8 kalian hanya tinggal masuk saja melalui gang yang berada disamping gedung SMU tersebut, akses jalannya berupa jembatan kayu, oya ditempat ini belum ada tarif retribusi resmi yang dikenakan alias masih gratis, kalian hanya tinggal membayar seikhlasnya saja kepada warga yang memegang kunci masuk kawasan Mangrove ini, sedangkan untuk jam operasionalnya sendiri tempat ini buka mulai dari jam 08.00 – 17.30 WITA
Setelah Mas Danang memarkirkan kendaraannya disamping Gedung SMUN 8, kami berempat mulai menapaki jembatan kayu yang merupakan akses untuk masuk menuju ke kawasan konservasi Mangrove ini, namun begitu kami sampai di depan pintu masuknya ternyata pintu sudah dalam keadaan tetutup dan terkunci, padahal waktu masih menunjukkan sekitar pukul 16.00 WITA, memang sih kedatangan kami agak kesorean sehingga mungkin karena sudah sepi dan dikira tidak bakal ada pengunjung lagi akhirnya oleh warga yang bertugas menjaga pintunya pun ditutup, untungnya kali ini bukan hanya kami berempat saja yang datang ke kawasan mangrove ini, selain kami berempat tampak juga beberapa pengunjung lain yang sepertinya merupakan kelompok pengguna jasa tour travel, akhirnya salah seorang dari mereka yang sepertinya merupakan tour guidenya menelepon seseorang dan tak berapa lama kemudian datanglah seorang warga yang membawa kunci dan membuka pintu masuk kawasan ini, bersama-sama kami pun mulai memasuki kawasan mangrove Margo Mulyo ini
Dengan jalur sirkulasi berupa jembatan kayu yang diapit oleh tanaman bakau disepanjang sisinya kami pun mulai berkeliling masuk ke dalam kawasan ini, dibeberapa sudut akar bakau kami melihat beberapa kepiting kecil yang bergerak masuk kedalam liang-liang yang mereka buat, disini kami juga sempat melihat seekor monyet bekantan yang sedang asyik duduk di puncak salah satu pohon, namun karena keterbatasan fitur kamera kami tidak dapat mengambil gambarnya
Sayangnya dibeberapa titik kawasan ini masih banyak terlihat sampah yang tersangkut diakar-akar tanaman bakau, selain tidak sedap dipandang mata, keberadaan sampah-sampah yang semakin banyak ini dikuatirkan dapat mengganggu habitat flora dan fauna yang ada dikawasan ini, oleh karena itu jika kalian berwisata ke tempat ini tetap ingat untuk membantu menjaga kebersihannya ya, salah satunya dengan cara tidak membuang sampah secara sembarangan
Semakin masuk kedalam kawasan ini kami juga melihat ada beberapa pos dan menara pengawas yang sepertinya digunakan untuk kegiatan penelitian hewan-hewan dan ekosistem dikawasan ini, dan bagi kalian yang sedang asyik menyusuri kawasan ini sembari mendokumentasikan atau berselfie-ria tetap berhati-hati dan perhatikan jalan ya, supaya kepala kalian tidak terantuk dahan dan ranting pepohonan yang terkadang membentang rendah
Setelah puas berkeliling menyusuri dan mendokumentasikan pemandangan yang ada di kawasan mangrove Margo Mulyo, kini saatnya kami untuk kembali ke kost tempat kami menetap sementara di Kota Balikpapan, di perjalanan pulang kami sempat diajak berkeliling sejenak oleh Mas Danang melewati beberapa ruas jalan utama Kota Balikpapan, karakter dari sebuah kota modern industri hasil tambang tampak terasa, dengan ruas jalan yang lebar, rapi, dan bersih serta tidak begitu padat layaknya Jakarta, namun aktivitas dan semangat yang dimiliki warga kota ini dalam menjaga dan membangun wilayahnya terasa kuat, walaupun masih ada beberapa kekurangan seperti seringnya terjadi mati listrik dan sulitnya pasokan air namun seiring kerja keras yang dilakukan segenap elemen masyarakat dan pemerintah daerahnya niscaya kedepannya semua masalah-masalah tersebut pasti dapat teratasi, tak heran jika Kota Balikpapan pada akhirnya telah beberapa kali terpilih menjadi Kota Terbersih dan menyabet beberapa penghargaan bertaraf internasional
Ada cerita apa lagi di chapter berikutnya? terus ikuti kisah petualangan kami dan support terus petualangan goweswisata, bukan tidak mungkin kedepannya kalianlah yang akan terus melengkapi detail cerita ini seiring kalian memulai cerita perjalanan masing-masing, karena maybe Indonesia it’s not perfect but Indonesia is awesome for sure, jelajahi dan kenalilah negerimu serta cintailah negerimu, yuk kita bangun Indonesia menjadi lebih baik dan menjadi generasi yang memberi solusi, bukan menjadi generasi yang hanya bisa mencaci dan menyinyir :)
Berlokasi di belakang sebuah Sekolahan, tepatnya SMUN 8, di Jalan AMD Gunung 4, RT 42, Kelurahan Margo Mulyo, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur, kawasan konservasi Mangrove seluas 16,8 ha yang pembuatannya diprakarsai oleh warga sekitar, yaitu Kelompok Tani Tepian Lestari bekerjasama dengan Balai Lingkungan Hidup pada Tahun 2006 ini, kini telah menjadi sebuah lokasi kawasan konservasi tumbuhan bakau yang sekaligus juga berfungsi sebagai kawasan taman kota, wisata alam, wisata pendidikan, tempat penelitian dan pengembangan, serta habitat bagi beberapa flora dan fauna seperti kepiting, burung raja udang, monyet bekantan, dan masih banyak lagi lainnya
Jika kalian ingin mengunjungi lokasi konservasi Mangrove Margo Mulyo yang berjarak sekitar 9 km dari pusat Kota Balikpapan ini, maka cara termudahnya selain menaiki kendaraan pribadi adalah kalian bisa naik ojek dari depan Pasar Inpres Kebun Sayur, dikarenakan sejauh ini belum ada angkutan umum yang rutenya melewati tempat ini
Nanti setibanya di depan SMUN 8 kalian hanya tinggal masuk saja melalui gang yang berada disamping gedung SMU tersebut, akses jalannya berupa jembatan kayu, oya ditempat ini belum ada tarif retribusi resmi yang dikenakan alias masih gratis, kalian hanya tinggal membayar seikhlasnya saja kepada warga yang memegang kunci masuk kawasan Mangrove ini, sedangkan untuk jam operasionalnya sendiri tempat ini buka mulai dari jam 08.00 – 17.30 WITA
Setelah Mas Danang memarkirkan kendaraannya disamping Gedung SMUN 8, kami berempat mulai menapaki jembatan kayu yang merupakan akses untuk masuk menuju ke kawasan konservasi Mangrove ini, namun begitu kami sampai di depan pintu masuknya ternyata pintu sudah dalam keadaan tetutup dan terkunci, padahal waktu masih menunjukkan sekitar pukul 16.00 WITA, memang sih kedatangan kami agak kesorean sehingga mungkin karena sudah sepi dan dikira tidak bakal ada pengunjung lagi akhirnya oleh warga yang bertugas menjaga pintunya pun ditutup, untungnya kali ini bukan hanya kami berempat saja yang datang ke kawasan mangrove ini, selain kami berempat tampak juga beberapa pengunjung lain yang sepertinya merupakan kelompok pengguna jasa tour travel, akhirnya salah seorang dari mereka yang sepertinya merupakan tour guidenya menelepon seseorang dan tak berapa lama kemudian datanglah seorang warga yang membawa kunci dan membuka pintu masuk kawasan ini, bersama-sama kami pun mulai memasuki kawasan mangrove Margo Mulyo ini
Dengan jalur sirkulasi berupa jembatan kayu yang diapit oleh tanaman bakau disepanjang sisinya kami pun mulai berkeliling masuk ke dalam kawasan ini, dibeberapa sudut akar bakau kami melihat beberapa kepiting kecil yang bergerak masuk kedalam liang-liang yang mereka buat, disini kami juga sempat melihat seekor monyet bekantan yang sedang asyik duduk di puncak salah satu pohon, namun karena keterbatasan fitur kamera kami tidak dapat mengambil gambarnya
Sayangnya dibeberapa titik kawasan ini masih banyak terlihat sampah yang tersangkut diakar-akar tanaman bakau, selain tidak sedap dipandang mata, keberadaan sampah-sampah yang semakin banyak ini dikuatirkan dapat mengganggu habitat flora dan fauna yang ada dikawasan ini, oleh karena itu jika kalian berwisata ke tempat ini tetap ingat untuk membantu menjaga kebersihannya ya, salah satunya dengan cara tidak membuang sampah secara sembarangan
Semakin masuk kedalam kawasan ini kami juga melihat ada beberapa pos dan menara pengawas yang sepertinya digunakan untuk kegiatan penelitian hewan-hewan dan ekosistem dikawasan ini, dan bagi kalian yang sedang asyik menyusuri kawasan ini sembari mendokumentasikan atau berselfie-ria tetap berhati-hati dan perhatikan jalan ya, supaya kepala kalian tidak terantuk dahan dan ranting pepohonan yang terkadang membentang rendah
Setelah puas berkeliling menyusuri dan mendokumentasikan pemandangan yang ada di kawasan mangrove Margo Mulyo, kini saatnya kami untuk kembali ke kost tempat kami menetap sementara di Kota Balikpapan, di perjalanan pulang kami sempat diajak berkeliling sejenak oleh Mas Danang melewati beberapa ruas jalan utama Kota Balikpapan, karakter dari sebuah kota modern industri hasil tambang tampak terasa, dengan ruas jalan yang lebar, rapi, dan bersih serta tidak begitu padat layaknya Jakarta, namun aktivitas dan semangat yang dimiliki warga kota ini dalam menjaga dan membangun wilayahnya terasa kuat, walaupun masih ada beberapa kekurangan seperti seringnya terjadi mati listrik dan sulitnya pasokan air namun seiring kerja keras yang dilakukan segenap elemen masyarakat dan pemerintah daerahnya niscaya kedepannya semua masalah-masalah tersebut pasti dapat teratasi, tak heran jika Kota Balikpapan pada akhirnya telah beberapa kali terpilih menjadi Kota Terbersih dan menyabet beberapa penghargaan bertaraf internasional
Ada cerita apa lagi di chapter berikutnya? terus ikuti kisah petualangan kami dan support terus petualangan goweswisata, bukan tidak mungkin kedepannya kalianlah yang akan terus melengkapi detail cerita ini seiring kalian memulai cerita perjalanan masing-masing, karena maybe Indonesia it’s not perfect but Indonesia is awesome for sure, jelajahi dan kenalilah negerimu serta cintailah negerimu, yuk kita bangun Indonesia menjadi lebih baik dan menjadi generasi yang memberi solusi, bukan menjadi generasi yang hanya bisa mencaci dan menyinyir :)
Subscribe to:
Posts (Atom)