Wednesday, 29 January 2014
Candi Klodangan
Awalnya saya mengunjungi lokasi Candi ini karena tidak sengaja melihat ada papan penunjuk arah yang bertuliskan arah ke Candi Klodangan saat saya dan rekan Gowes Wisata lainnya hendak menuju Gua Sentono melewati rute Blok O
Untuk lebih mudahnya, rute menuju lokasi ini jika kita start dari depan JEC (Jogja Expo Center), maka terus saja kearah timur menuju perempatan Blok O, dari perempatan Blok O ikuti jalan saja, pertigaan belok kanan, perempatan belok kiri, terus ikuti jalan hingga komplek Paskhas AU, menyeberangi jembatan dan menemukan perempatan pertama (perempatan SMP Muhammadiyah 1 Berbah), terus saja nanti setelah sekitar 2-3km ada papan penunjuk arah Candi Klodangan (papannya rada kecil ukurannya, jadi pelan-pelan saja dan harus cermat hehe), belok kanan mengikuti arah yang ditunjukkan melalui jalan paving block, terus saja nanti disebelah kanan ada papan petunjuk lokasi candi (sebenarnya jika ingin lebih mudah, sebelum papan petunjuk candi tersebut ada belokan kecil kekanan (bengkel las) hingga melewati kandang sapi, nah lokasi candi tidak jauh dari kandang tersebut)
Lokasi Candi Klodangan yang berada di Dusun Klodangan, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY ini terletak di area persawahan warga, dan dikelilingi oleh hamparan sawah sehingga tidak tampak dari tepi jalan karena semua batu candi berada kurang lebih sekitar 2 m dibawah permukaan tanah dengan denah bangunan berbentuk bujur sangkar
Candi ini pun minim informasi karena di sekitar lokasi tidak ditemui papan keterangan yang berisi informasi terkait candi ini. Candi yang ditemukan pada tangga 3 Juni 1998 ini sulit di identifikasi sebagai candi Buddha atau candi Hindu, karena saat ini yang tersisa dari candi tersebut hanya tinggal pondasinya saja yang tersusun dari batu putih
Menurut BP3 Yogyakarta, candi ini diperkirakan berasal dari abad ke-9 atau ke-10 M dan ditinggalkan oleh pendukung budayanya sebelum bangunan candi selesai dibangun. Candi Klodangan awalnya ditemukan secara tidak sengaja oleh penduduk setempat yang waktu itu tengah menggali tanah sawah untuk dibuat batu bata. Untuk mempermudah proses identifikasi candi maka penamaan candi pun disesuaikan dengan lokasi ditemukannya yaitu di Dusun Klodangan
Luas kompleks candi ini sekitar 8 m x 9,5 m. Secara keseluruhan situs ini bisa dikatakan belum dapat ditemukan bentuknya karena sebagian besar batuan pembentuk struktur candi telah hilang atau hancur. Beberapa bagian pondasi candi memang berhasil ditemukan, namun bagian kaki, tubuh, dan puncak candi tidak berhasil ditemukan. Bebatuan yang ditemukan memang dapat dikatakan membentuk struktur tertentu, namun belum dapat dipastikan bagaimana struktur yang sesungguhnya
Pada kompleks situs ini terdapat dua petak lubang galian, salah satunya berupa galian besar yang tampaknya berusaha menampakkan candi utama (induk), sementara galian lainnya berupa lubang yang menampakkan salah satu struktur pondasi atau bagian kaki candi
Arah hadap candi juga belum dapat diketahui secara pasti, begitupun sifat atau aliran dari candi ini, karena tidak ditemukan relief atau arca di sekitar bangunan candi ini. Batuan yang berhasil ditemukan sebagian memang menampakkan bentuk tertentu yang tampaknya merupakan bagian struktur dari sistem penguncian (penyambungan) antar batu
Sebagian besar jenis batuan yang ditemukan di situs ini merupakan jenis batu putih. Batuan yang umum ditemukan berukuran panjang sekitar 50 cm, lebar 30 cm, dan tebal 20 cm
Tambahan sumber referensi :
- http://www.tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-situs/candi-klodangan-sleman--masih-minim-informasi-5282.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Candi klodangan ga seperti candi yg sblmnya sempat saya bayangkan.
ReplyDeleteternyata tinggal puing puing nya saja"