(24/01/15). Masih melanjutkan petualangan bersepeda goweswisata mencari lokasi-lokasi wisata tersembunyi yang asyik dengan tema seputar bermain air, karena setelah lelah mengayuh sepeda tentunya hal yang paling menyenangkan adalah relaksasi dan menyegarkan diri dengan bermain air, oleh karena itulah kami bertiga (saya dan dua orang rekan lainnya (Ayub Firman Sakti dan Emyr Namara) mulai merencanakan sekaligus memetakan lokasi-lokasi yang mungkin nantinya juga bisa menjadi lokasi alternatif untuk liburan kalian (baik dengan bersepeda seperti kami ataupun dengan menggunakan moda transportasi lainnya)
Kami mulai start dengan titik kumpul yang disepakati di sebelah barat Tugu Jogja sekitar jam 07.00 WIB, gowes santai saja, karena kami semua bukanlah atlet hehe…dari Tugu Jogja terus saja kearah barat melalui Jalan Godean hingga keluar Ringroad, masih lurus terus kearah barat. Sabtu pagi seperti ini suasana jalanan tetap saja ramai di sepanjang Jalan Godean, aktivitas masyarakat yang pergi kepasar, menuju ke kantor, hingga rombongan pelajar yang bersepeda menuju sekolahnya menjadi ragam aktivitas yang mewarnai Kota Budaya ini
Semakin kami menuju arah barat, perlahan keramaian dijalanan yang tadinya terasa hiruk-pikuk menjadi lebih sepi, berganti dengan tenangnya suasana pedesaan, hamparan sawah yang berada disepanjang sisi jalan dan rimbunnya pepohonan membuat udara sekitar juga menjadi sejuk, untunglah kali ini cuaca juga cukup bersahabat sehingga gowes kali ini menjadi sangat menyenangkan
Setelah melewati Jembatan Kulonprogo tibalah kami di perempatan Kenteng, dari sini kemudian kami belok ke kanan (utara), terus saja hingga tiba di traffic light Pasar Dekso. Oya karena di wilayah ini (Kulonprogo-Dekso) terkenal sebagai penghasil buah durian maka di sepanjang jalan ini kami banyak menjumpai penjual durian, bagi kalian yang suka buah durian tidak ada ruginya berhenti sebentar dan membeli disini karena harganya juga jauh lebih murah. Dengan situasi jalanan yang cukup sepi maka kami pun menyempatkan diri berfoto-foto di tengah jalan (kapan lagi kalian bisa berfoto di jalanan yang sepi seperti ini di Pulau Jawa), untuk kondisi aspalnya sendiri jangan kuatir, jalan aspal disini sangat mulus, tidak bergelombang seperti halnya di ruas jalan jogja-solo arah klaten, sedangkan untuk konturnya tentu saja naik turun
Kondisi jalan selepas perempatan Kenteng
Narsis dulu :)
Lanjut mulai menanjak
Untunglah Pemandangan di sepanjang Jalan sangat indah
The road is mine LOL
Setibanya di traffic light Pasar Dekso, kami belok ke kiri menuju arah Samigaluh, nah di sepanjang jalan inilah kontur elevasi mulai bervariasi naik-turun-naik-naik-naik, jadi siapkan stamina dan atur kombinasi shifting
Supaya tidak jenuh atau kesal dengan tanjakannya, cobalah untuk menikmati pemandangan di sepanjang jalan ini, di sisi kiri kita dapat melihat aliran sungai, dan disisi kanannya terdapat bukit, di bukit ini juga terdapat lokasi wisata lainnya yaitu Goa Sriti (sekitar 400m menaiki bukit) tetapi walau hanya 400m tetapi tanjakannya sangat hmmm…yah begitulah hehe…sehingga kami tidak mampir ke Goa ini (mungkin lain waktu)
Disisi kanan setelah penunjuk arah Goa Sriti ini, kami juga melihat beberapa aliran air yang sepertinya jika ditelusuri sampai atas terdapat beberapa air terjun kecil atau sumber mata air lainnya
Kira-kira 5km sejak kami belok kiri dari traffic light Pasar Dekso tadi dan dengan kontur yang menanjak, maka di sisi kanan nantinya ada gapura kecil serta penunjuk arah menuju Curug Sidoharjo dan Mts Sidoharjo, nah belok kanan, masuk menuju jalan tersebut
Tanjakan sebelum sampai di gapura
Dan lanjut nanjak lagi
Untuk menghibur diri karena jalanan yang terus menanjak sehingga kami terpaksa beberapa kali harus menuntun sepeda, maka foto session kembali dilanjutkan hehe…(alasan buat istirahat dulu sementara), dan karena disepanjang jalan ini nantinya kita akan menemui beberapa percabangan maka ikuti saja jalan aspal utama hingga tiba di papan petunjuk berikutnya
Pemandangan disini masih sangat asri, bahkan saya juga sempat melihat burung Elang Jawa yang sedang terbang di sekitar perbukitan ini (sayangnya karena kamera pocket saya tidak bisa zoom terlalu jauh maka kali ini tidak bisa mendokumentasikannya, saat mau ambil kamera eh burungnya udah terbang jauh duluan)
Setelah menuntun sepeda melewati tanjakan dan beberapa turunan, akhirnya lokasi sudah tinggal sedikit lagi. Tepat disamping Mts Sidoharjo ada jalan masuk (tenang saja ada penunjuk arah curugnya kok), masuk saja sekitar 500m kemudian sepeda atau transportasi lainnya bisa kita titipkan di pekarangan rumah salah seorang warga. Dari sini kemudian kita harus trekking sekitar 700m untuk menuju lokasi curug (air terjun) tersebut, hati-hati awas terpeleset karena kondisi rute trekking berupa jalan tanah dengan beberapa pijakan yang cukup licin jika hujan tiba
Pemandangan yang bisa kita nikmati sembari trekking
Jalur Trekkingnya
Selama trekking juga terdapat aliran dari curug yang lebih kecil
Dan akhirnya suara deburan air terjun yang semula terdengar samar-samar kini menjadi jelas, air terjun Sidoharjo tepat berada di depan kami
Setelah melewati jembatan ini maka air terjun utama tepat berada di depan kami
Air terjun yang berlokasi di Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DIY ini mempunyai ketinggian sekitar 75m dan sangat deras sehingga tidak dianjurkan berdiri dibawah deburan air tersebut (berbahaya), suasana disekitar lokasi juga sangat sejuk dan basah (tentu saja) karena beberapa butiran air yang jatuh kemudian terbawa oleh angin (bahkan saat memotret juga menjadi agak susah karena butiran air membasahi lensa kamera saya)
Pengunjung lainnya yang datang kesini pun juga tidak terlalu banyak, padahal kami datang saat weekend, mungkin karena lokasi air terjun ini belum terlalu populer jika dibandingkan dengan beberapa obyek wisata lainnya yang ada di Kota Yogyakarta. Dengan sumber air yang berasal dari mata air, maka air terjun ini juga tidak pernah surut, hal lainnya yang cukup menarik disekitar lokasi ini adalah banyaknya bunga-bunga yang ada, sehingga kombinasi antara keindahan dari air terjun itu sendiri ditambah lagi dengan bunga-bunga disekitar lokasi seakan menjadi ornamen keindahan alami dari Yang Kuasa
Tambahan info seputar lokasi ini :
- Kendaraan seperti sepeda, mobil pribadi berukuran kecil hingga sedang, dan sepeda motor bisa masuk menuju ke lokasi dan dititipkan di pekarangan rumah salah seorang warga, sehingga satu-satunya biaya yang dikeluarkan hanyalah biaya retribusi parkir
- Untuk saat ini sepertinya kendaraan seperti bus belum bisa menuju lokasi ini
- Tidak ada angkutan umum menuju lokasi ini (angkutan hanya sampai gerbang bawah, dan harus jalan kaki sekitar 4,5km)
- Tidak ada retribusi lainnya untuk menuju lokasi air terjun ini
- Minim warung (sedang dibangun)
- Kamar mandi hanya ada di rumah warga yang menjadi lokasi parkir kendaraan
- Jika ingin membawa makanan/minuman ke lokasi air terjun jangan lupa membawa kantong plastik untuk menaruh sisa sampah kita untuk kemudian dibawa lagi dan dibuang di tempat sampah yang ada di lokasi parkir (jangan buang sampah sembarangan ya)
- Dilarang berbuat mesum dan vandalism
- Dilarang merusak atau mencabut bunga-bunga yang ada
Rute Panduan menuju tempat ini
Seorang traveler yang baik hanya membawa pulang dokumentasi berupa foto atau video dan tidak meninggalkan apapun selain jejak. Aksi vandalism corat-coret tidak akan membuat kalian menjadi terlihat keren, jika ingin terlihat keren maka corat-coretlah di sehelai kertas atau website dan buatlah cerita petualangan kalian sendiri hingga menjadi kisah yang menarik dan mampu menginspirasi orang lain untuk melakukan kebaikan untuk dirinya maupun lingkungannya. Happy holiday...:)
Curug atau Air terjun selalu menjadi lokasi favorit destinasi gowes saya
Update (19/03/15)
Kemarin saya sempat berkunjung ke Air Terjun Curug Sidoharjo lagi, saat ini sudah ada beberapa perbaikan fasilitas seperti gerbang menuju lokasi trekking, pembangunan warung dan tempat beristirahat dekat lokasi air terjun dan perbaikan rute treking
Semoga dengan semakin membaiknya fasilitas dan promosi mengenai tempat ini juga dapat membantu perekonomian warga sekitar, dan sebagai pengunjung seyogyanya kita juga membantu dengan menjaga dan memelihara kebersihan dan keindahan tempat ini
Gerbang yang sudah di perbarui
Wah, bisa toh lewat Samigaluh. Dulu aku nyepeda rame2nya lewat Jl.Boro - Samigaluh yang tanjakannya jahanam banget, hahaha. :D
ReplyDeleteSemua tanjakan tetap saja terlihat jahanam di mata saya hehe
ReplyDeletepemandangannya memang indah .... sesuailah dengan perjuangan-nya ... :)
ReplyDeletedeket situ sebenarnya juga masih banyak curug-curug tersembunyi lainnya, cuma dah keburu ngos-ngosan jadi disimpen dulu deh buat agenda gowes berikutnya :)
ReplyDeletesaya nemu tempat ini gak bingung malah nyasar k siluwok
ReplyDelete