Seiring dengan semakin populernya kegiatan-kegiatan outdoor seperti camping, hiking, dan touring (dengan motor maupun sepeda, dalam post ini khususnya bersepeda jarak jauh / long distance cycling), baik bagi mereka yang benar-benar melakukannya selama berhari-hari, berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun melintasi berbagai destinasi antar kota, antar pulau, antar Negara, bahkan antar benua, maupun bagi mereka yang hanya melakukan untuk waktu singkat saja (bikecamping / bikeovernight) kebanyakan tidak begitu mempedulikan peralatan cooking set karena beranggapan jika rute yang kita tempuh pastinya masih banyak menemukan warung-warung makanan dipinggir jalan, tetapi apa benar begitu? Apakah perlengkapan cooking set memang tidak begitu penting untuk dibawa?
Jawabnya bisa ya, bisa juga tidak, karena sangat tergantung terhadap perencanaan awal kita dalam memilih rute dan pengaturan waktu selama dalam perjalanan. Sebagai contoh, jika kita memang yakin bahwa rute dan tujuan yang kita pilih masih termasuk aman dalam artian ramai (touristic place) dengan keberadaan warung, penginapan, atau kota besar, maka perlengkapan cooking set mungkin memang tidak terlalu diperlukan (kecuali jika kita benar-benar ingin mengatur atau meminimalisir budget untuk makan selama di perjalanan), tetapi jika kita tidak yakin atau tidak mengetahui kondisi terkini mengenai rute yang kita pilih, dan dengan pertimbangan mungkin akan sedikit tersesat sehingga tidak mungkin bisa mengatur waktu dengan pasti selama diperjalanan, maka faktor cooking set menjadi sangat mutlak diperlukan untuk dibawa
Lalu perlengkapan cooking set seperti apa yang mesti kita bawa? Apa saja? Biasanya yang menjadi fokus perhatian kita sejak awal ketika harus memilih perlengkapan cooking set adalah faktor harga dan berat dari seluruh cooking set itu sendiri. Tentunya kita berpikir belum mulai touring saja sudah harus mengeluarkan budget tambahan untuk membeli atau melengkapi seluruh peralatan cooking set tersebut, kemudian setelah semuanya lengkap maka yang terpikir berikutnya adalah dengan tambahan berat tersebut maka secara otomatis kita harus mengatur lagi berat antar pannier supaya seimbang dan harus mengeluarkan beberapa barang lain yang sekiranya tidak terlalu penting untuk dibawa
Namun tidak perlu kuatir, dengan kemudahan teknologi saat ini, maka kita dapat dengan mudah mencari berbagai informasi mengenai perlengkapan memasak yang memang secara khusus diperuntukkan untuk kegiatan outdoor (camping / adventure) sehingga secara ukuran dan beratnya tentu saja lebih ringkas dan enteng jika dibandingkan dengan peralatan untuk memasak di dapur rumahan
Berikut ini saya akan berbagi tips dan trik mengenai perlengkapan masak yang biasanya saya bawa ketika merencanakan agenda gowes jarak jauh (tentunya kalian juga penasaran kan dengan isi dari pannier saya yang semuanya terlihat penuh itu hehe…:)
Untuk lebih mudahnya maka saya akan mejabarkan terlebih dahulu semua cooking set tersebut sebelum mulai merincinya secara lebih detail satu persatu
A. Can Stove (kompor)
B. Pot Stand (tiang / tungku untuk meletakkan panci)
C. Windshield (Pelindung dari terpaan angin)
D. Fuel Bottle (botol untuk menyimpan bahan bakar)
E. Korek api atau fire starter
F. Panci dan frying pan
G. Foldable Wash Basin (ember lipat)
H. Spatula
I. Serokan
J. Sendok Sop
K. Piring Plastik
L. Piring Stainless Steel
M. Mangkok Stainless Steel
N. Wadah kecil
O. Mangkuk plastic kecil (2 buah)
P. Pisau
Q. Sendok dan garpu untuk makan
R. Sendok kecil panjang
S. Egg Holder
T. Mug
U. Gunting dan Pembuka Kaleng
V. Lap Kecil
W. Sabun Cair dan sponge untuk cuci piring
X. Saus, Kecap, dan garam kotak
Can Stove
Can Stove atau lengkapnya Soda Can Stove, dalam bahasa Indonesia berarti kompor yang terbuat dari kaleng bekas minuman bersoda. Alasan saya menggunakan jenis kompor seperti ini tentu saja karena faktor biaya (biaya produksi hampir tidak ada karena kita dapat membuatnya menggunakan kaleng-kaleng bekas yang banyak kita temui di jalan)
Cara membuatnya pun terbilang mudah, jika kita googling dengan keyword “how to make can stove” maka kita dapat menemukan ratusan website yang menjelaskan secara detail setiap tahapan dari cara membuatnya. Untuk bahan bakarnya yang digunakan adalah spiritus atau alcohol jenis etanol, sangat mudah karena kita dapat membeli spiritus di toko-toko material atau warung, sedangkan jika tidak ada spiritus maka kita juga dapat menggunakan alcohol jenis etanol yang biasa dijual di apotek atau toko farmasi
Dibandingkan jika menggunakan kompor gas, maka penggunaan bahan bakar spiritus juga lebih ramah lingkungan karena dengan nyala api biru tidak meninggalkan jelaga, selain itu juga tidak meninggalkan sampah (pertimbangan saya karena jika menggunakan botol gas, ketika gas tersebut telah habis maka sangat susah mencari tempat untuk merefillnya, dan belum tentu dilokasi-lokasi terpencil kita dapat menemukan toko yang menjual botol gas tersebut, kebanyakan dari kita justru membuang botol tersebut setelah gas didalamnya telah habis, otomatis maka akan ada banyak sampah botol kaleng gas), keuntungan lain dari can stove adalah kita dapat membuat sendiri can stove sebanyak apapun jumlahnya sesuai yang kita inginkan (sehingga proses memasak juga dapat dilakukan secara bersamaan dan lebih cepat), dan dengan ukuran yang relatif kecil maka tidak memakan tempat didalam pannier ketika mempackingnya
Pot Stand
Saya membuat pot stand dengan bentuk kotak seperti ini di tukang las hanya 15rb, keunggulannya tentu saja lebih stabil ketika meletakkan panci diatasnya, minusnya hanya sedikit susah dalam packing karena tidak bisa dilipat (kita juga dapat mencoba membuat berbagai bentuk pot stand lainnya sesuai yang kita mau, ada banyak contoh bentuk pot stand yang biasa digunakan, cukup dengan googling saja…)
Windshield
Windshield menggunakan lembaran seng
Pelindung nyala api kompor ketika memasak dari terpaan angin ini sangat membantu menjaga nyala api tetap terfokus dan merata sehingga proses mendidih juga lebih cepat. Windshield bisa dibuat menggunakan lembaran seng yang dibuat melingkar (biaya lebih murah hanya agak susah ketika proses packingnya dan ujungnya cukup tajam) atau bisa juga mencari windshield seperti yang saya gunakan di toko perlengkapan outdoor, harganya berkisar antara 60rb –90rb tergantung ukuran
Fuel Bottle
Botol aluminium untuk menyimpan bahan bakar ini sekilas mungkin terlihat sama dengan botol minum biasa, namun jika kita menggunakan botol minum biasa ada kemungkinan bahan bakar akan bocor atau mengalir keluar dari sela-sela ujung valve yang biasanya digunakan untuk menyedot air. Selain itu fuel bottle yang dikhususkan seperti ini juga mempunyai seal karet yang menjaga isi bahan bakar supaya tidak bocor atau mengalir keluar dari sela-sela ulir capnya. Batas pengisian bahan bakar pun juga mesti diperhatikan karena berbeda dengan air biasa, bahan bakar mempunyai uap yang dihasilkan dari cairannya, dan ketika kita mengayuh sepeda, otomatis botol dan isi didalamnya juga akan selalu terguncang mengikuti kontur medan yang kita lalui. Harga Fuel Bottle sekitar 65rb, harga spiritus cair 10rb (lebih dari 500ml)
Korek Api atau Fire Starter
Saya selalu membawa korek api gas dengan pertimbangan murah (sekitar 3rb di warung) dan lebih terlindungi dari resiko basah (jika dibandingkan dengan korek api gesek) serta mudah digunakan. Namun untuk antisipasi jika mendadak korek tersebut rusak atau habis gasnya, saya juga membawa fire starter (harga sekitar 67rb sepaket dengan peluit survival), penggunaan fire starter sendiri memang gampang-gampang susah, tergantung kebiasaan dan latihan, cara menggunakan fire starter bisa dipelajari dari video-video “how to use fire starter” yang banyak tersebar di situs Youtube
Panci dan Frying Pan
Panci dan Frying Pan yang saya gunakan hanya untuk kapasitas maksimal 2p (karena memang biasanya saya melakukan agenda gowes sendirian atau berdua saja), dengan pegangan yang bisa dilipat dan sudah termasuk mendapatkan pouch bagnya maka proses packingnya pun menjadi sangat mudah. Material Hard Aluminium juga membuat masakan goreng-gorengan tidak mudah menempel sehingga mudah untuk dibersihkan setelahnya. Harga Panci dan Frying pan (lengkap dengan mangkuk kecil plastik 2 buah, centong plastik kecil, sendok sop, sponge pembersih, dan pouch bagnya) sekitar 125rb – 140rb
Foldable Wash Basin
Wash Basin atau water basin biasanya menjadi bagian yang luput dari perhatian ketika kita hendak melengkapi perlengkapan memasak, padahal fungsi dari wash basin ini cukup vital sebagai wadah untuk menampung air saat proses bersih-bersih peralatan memasak setelah selesai digunakan. Kita tidak mungkin mencuci semua peralatan memasak langsung dari air sungai karena akan mencemari air sungai tersebut, satu-satunya cara adalah dengan mengambil air dari aliran sungai tersebut, menampungnya dalam suatu wadah untuk kemudian mencuci semua peralatan memasak kita dari air didalam wadah tersebut. Sumber air pun bisa kita dapatkan juga dari hasil menampung air hujan (cukup letakkan wash basin di luar tenda kita ketika hujan mulai turun). Proses packingnya juga cukup mudah dan ringkas tidak memakan banyak ruang, beratnya juga hanya sekitar 109gr. Harga wash basin sekitar 130rb
Spatula
Saya menggunakan spatula yang cukup panjang untuk menghindari terkena percikan minyak ketika sedang menggoreng, harganya pun terjangkau sekitar 4rb di pasar
Serokan
Seperti halnya spatula, pemilihan panjang serokan juga untuk menghindari terkena percikan minyak. Harga sekitar 3rb di pasar
Sendok Sop
Untuk mengaduk masakan rebusan, lebih aman daripada menggunakan sendok sop plastik bawaan nesting. Harga sekitar 3rb di pasar
Piring Plastik
Piring plastik, selain untuk alasmakan biasanya saya gunakan juga sebagai talenan ketika proses mengiris sayuran. Harga sekitar 3rb
Piring Stainless Steel
Sama dengan piring plastik, piring ini biasanya saya gunakan untuk makan atau untuk cadangan (digunakan oleh rekan gowes saya jika sedang gowes berdua). Harga sekitar Rp 2500,-
Mangkok stainless steel
Biasanya saya menggunakannya untuk merendam sayuran atau sebagai alas untuk makan masakan yang mengandung kuah
Wadah kecil
Wadah kecil yang biasanya digunakan sebagai tempat air kobokan ini biasanya saya gunakan juga untuk menaruh sisa minyak hasil goreng-gorengan. Harga sekitar Rp 1500,-
Mangkuk plastik kecil
Ini merupakan mangkuk plastik bawaan dari panci dan frying pan ketika membeli 1 set, saya tidak menggunakannya untuk makan mengingat material plastik yang tidak baik bagi kesehatan saat digunakan sebagai wadah makanan panas, oleh karena itu mangkuk ini saya gunakan 1 buah sebagai gayung wash basin, dan 1 lagi saya gunakan sebagai wadah untuk sponge dan sabun cair pembersih piring
Pisau
Untuk pisau memasak, saya menggunakan pisau dapur biasa karena lebih ringan, sedangkan untuk keadaan darurat saya juga membawa pisau lipat survival. Harga pisau dapur biasa Rp 3000,- sedangkan pisau lipat survival Rp 80.000,-
Sendok dan Garpu makan
Fungsinya sudah jelas, untuk biaya entahlah karena saya hanya mengambil dari dapur rumah hehe…
Sendok kecil panjang
Fungsinya biasanya saya gunakan untuk mengaduk minuman atau mengocok telur, biaya juga entahlah karena saya mengambil dari dapur rumah
Egg Holder
Wadah penyimpanan telur berjumlah 6 butir ini berfungsi menyimpan persediaan telur selama perjalanan supaya tidak mudah pecah ketika dipacking kedalam pannier. Harga Egg holder Rp 36.000,-
Mug atau gelas
Fungsinya sudah jelas sebagai wadah minuman ketika pada pagi atau malam hari saya membuat teh atau kopi hangat. Harga bervariasi tergantung selera dan kualitas
Gunting dan Can Opener
Gunting kecil dan pembuka kaleng fungsinya cukup penting ketika hendak membuka beberapa bumbu masak sachet atau sarden kalengan. Harga keduanya jika ditotal kurang dari 10rb
Lap Bersih
Fungsinya untuk mengelap piring, gelas, dan peralatan masak lainnya yang sudah selesai dibersihkan. Harga sekitar 2rb
Sabun cuci cair dan Sponge
Untuk wadah sabun cair pembersih piring saya menggunakan botol kecil bekas sabun mandi cair yang sudah habis sehingga jika sudah tinggal sedikit maka saya hanya membeli refillnya saja. Harga Sabun Cair dan sponge sekitar 7rb
Saus, Kecap, dan Garam Kotak
Berguna ketika hendak membuat nasi goreng, kentang goreng, dan berbagai menu lainnya, sedangkan untuk garam kotak selain sebagai bumbu masakan juga dapat digunakan untuk melindungi dari hewan melata seperti ular dan lintah ketika kita sedang camping, cukup taburkan saja garam disekeliling tenda kita. Penggunaan garam kotak sendiri juga lebih bagus daripada garam dengan mecin, kadar keasinan garam kotak lebih tinggi dari garam mecin sehingga kita hanya perlu menggunakan sedikit saja sudah cukup untuk menambahkan rasa asin pada masakan. Harga saus, kecap, dan garam kotak bervariasi tergantung merk yang digunakan (terkadang saya juga membawa minyak goreng botolan ukuran kecil untuk memasak gorengan)
Itulah beberapa perlengkapan memasak yang selalu saya bawa ketika hendak merencanakan agenda gowes jarak jauh, dalam beberapa kasus sudah terbukti jika perlengkapan tersebut sangat menolong dan berguna ketika selama diperjalanan kita tidak menjumpai warung, jauh dari peradaban, ataupun warung yang ada ternyata tidak buka 24jam dan mendadak kita merasa lapar saat malam hari. Kita tidak perlu membeli cooking set dengan harga mahal dengan brand terkenal, asalkan kita kreatif maka kita dapat memaksimalkan apa yang sudah ada disekitar kita, lagipula inti dari kegiatan outdoor pun adalah untuk melatih mental dan kemampuan survival kita ketika menghadapi sesuatu atau situasi di luar zona nyaman kita bukan?
Semua perlengkapan memasak ketika dipacking
Kita tidak mungkin mengharapkan situasi selalu aman dan baik, cuaca cerah, dan lainnya saat kita sudah berniat hendak melakukan perjalanan jarak jauh, terkadang alam pun memberi ujian kepada kita untuk melatih kemampuan survival yang sejatinya sudah ada melekat dalam diri kita sejak kita dilahirkan, oleh karena itulah seorang petualang yang baik sejatinya juga sudah selalu memperhitungkan dan mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawanya dalam rangka mengantisipasi dan meminimalisir akibat dari situasi terburuk yang mungkin menimpanya selama diperjalanan, terutama jika kita berpetualang dalam sebuah kelompok atau tim, maka petualang yang baik seyogyanya juga tidak terlalu menggantungkan dirinya atau merepotkan sesama anggota tim yang lain
“You are more powerful than you know and they fear the day you discover it”
Bon Appetit, Itadakimasu, selamat makan...:)
Serius bang, mo masak dengan teflon make spatula dari besi? Apa gak ngikis lapisan teflonnya ituh.
ReplyDeleteUdah dipake 20x lebih sampe skrg aman2 ja tuh hehe :)
ReplyDeleteBeli pan kalau di jogja dimana?
ReplyDeleteBeli pan kalau di jogja dimana?
ReplyDelete@devi rosita: klo pemakaiannya sering bisa coba cari yg murah di global adventure daerah samirono, masuk gan sampingnya indomart depan uny. Klo pmakaiannya jarang mnding pakai jasa rental ja hehe
ReplyDelete