Lanjutan dari postingan sebelumnya 🙂
Setelah puas berkeliling disekitar lokasi Rumah Putih Sarjanawiyata Kaliurang dan mengambil beberapa dokumentasi pribadi untuk keperluan bahan tulisan saya sepertinya sekarang saatnya untuk lanjut ke lokasi berikutnya yaitu Wisma Djembranasari (Djembranasari Heritage Village) yang sebelumnya tadi sudah saya lewati (masih sama-sama dilokasi kawasan wisata Kaliurang).
Jarak dari Rumah Putih Sarjanawiyata ke Wisma Djembranasari tidaklah begitu jauh, mungkin hanya sekitar 1 km saja. Sedikit informasi yang saya dapatkan mengenai bangunan Wisma Djembranasari yang berada tepat di seberang Taman Rekreasi Kaliurang dan bersebelahan dengan Villa Jaran Jingkrak ini adalah bangunan ini sudah lama dibiarkan dalam keadaan kosong dan terbengkalai walaupun secara tampilan fisik bangunan ini masih terlihat cukup bagus, bersih tanpa coretan vandalisme, dan kokoh.
Wisma Djembranasari diperkirakan dibangun sekitar Tahun 1950-an (7 Oktober 1956) jika merujuk kepada tulisan angka yang terdapat di dinding luar bangunan ini. Menganut gaya arsitektur art deco tepatnya aliran streamline moderne (populer di Eropa sekitar Tahun 1910-1930), bisa dilihat dari ciri bangunan 2 lantai ini yang penuh dengan unsur melengkung tidak simetris sehingga mengesankan tampilan modern di jamannya, selain itu penggunaan material atapnya berupa dak beton, bukan menggunakan atap genteng seperti rumah-rumah tropis pada umumnya. Penggunaan dak beton ini juga cukup fungsional dalam memberi bentuk estetik di bagian balkon atas dengan banyak jendela kaca yang sekilas terlihat seperti sebuah anjungan kapal, oleh karena itu tidaklah mengherankan jika kemudian banyak orang yang juga menyebut bangunan ini sebagai Rumah Kapal dikarenakan bentuknya tersebut. Penggunaan plester batu kali sebagai unsur dekoratif pada dinding luar bangunan ini juga cukup memberi penegasan identitas bahwa bangunan ini sangat bergaya kolonial atau merupakan rumah lndis.
Mengapa bangunan seindah ini dibiarkan terbengkalai begitu saja padahal lokasinya sangatlah strategis? berada dikawasan wisata Kaliurang yang notabene merupakan salah satu kawasan wisata yang selalu ramai dan menjadi tujuan wisata favorit para wisatawan saat mereka berlibur ke Jogja terlebih ketika musim liburan ataupun setiap weekend tiba. Nah ternyata usut punya usut dari berbagai sumber, permasalahannya ada 2, yaitu pertama, menyangkut sengketa ahli waris, ya benar sekali dikarenakan status bangunan ini masih menjadi sengketa antara para ahli waris maka diambillah jalan tengah dengan cara menon-aktifkan fungsi bangunan ini, yang mana dulunya selain digunakan sebagai rumah peristirahatan, bangunan ini juga kerap disewakan sebagai penginapan bagi para wisatawan di Kaliurang, dan tak sebatas tempat menginap saja lho, dikarenakan keindahan tampilan bangunan ini jugalah pada sekitar Tahun 2013 lalu tempat ini juga pernah disewa dan dijadikan sebagai lokasi syuting film “Keluarga Tak Kasat Mata”.
Permasalahan kedua adalah, dikarenakan status sengketa waris yang tak kunjung selesai yang mengakibatkan dikosongkannya bangunan ini sehingga keadaannya menjadi tidak terurus akhirnya sekitar Tahun 2019 silam (tepatnya 14 Maret 2019) terjadilah tragedi yang sempat menghebohkan warga disekitar kawasan wisata Kaliurang ini dengan ditemukannya jasad seseorang yang sudah tewas dalam keadaan tergantung dibawah tangga didalam bangunan ini. penemuan jasad ini pun baru diketahui setelah kurang lebih satu minggu kemudian oleh penghuni villa lain yang letaknya berdekatan dengan Wisma Djembranasari, awalnya mereka merasa curiga karena mencium aroma busuk yang menyengat bersumber dari dalam bangunan Wisma Djembranasari ini, setelah dilaporkan kepada petugas yang berwenang dan dilakukan pemeriksaan barulah terungkap bahwa aroma bau busuk itu bersumber dari sosok jasad yang ditemukan sudah dalam keadaan tewas tergantung dibawah tangga dengan kondisi sudah membusuk dan penuh belatung.
Setelah kejadian tersebut akhirnya imej bangunan Wisma Djembranasari yang semula merupakan bangunan kolonial yang cantik pun mulai berubah menjadi wisma kosong terbengkalai yang angker, horor, dan berhubungan dengan hal supranatural, bekas lokasi ruangan penemuan jasad itupun akhirnya ditutup dengan pintu dan setelahnya bangunan Wisma ini selalu dalam keadaan tertutup dan terkunci sampai saat ini, seakan menutup diri dari keramaian dan keceriaan dunia diluarnya. sungguh sangat disayangkan bukan? Entah sampai kapan nantinya tempat ini bisa kembali lagi menjadi sebuah bangunan cantik dan ceria yang penuh dengan kehangatan para penghuninya yang berbondong-bondong kembali datang untuk menginap disini sembari menikmati sejuknya hawa pegunungan dikawasan wisata Kaliurang.
No comments:
Post a Comment