Sabtu, 2 Juli 2022.
Mengawali Bulan Juli 2022 ini dengan ber-goweswisata ke tempat yang seru sepertinya terdengar menyenangkan bukan? Harapannya memang seperti itu tetapi seperti biasa mencari sebuah tempat atau spot wisata yang berjarak relatif dekat dari pusat Kota Jogja, minim tanjakan, belum terlalu ramai, dan gratis sepertinya semakin lama semakin sulit karena sebagian besar tempat yang memenuhi kriteria tersebut sudah pernah saya ulas, tapi yuk lah kita tetap berusaha mencari dengan cara memantau grup-grup gowes di sosial media sambil sesekali scrolling googlemaps, sampai akhirnya taraaaa… nemu juga tempat yang belum pernah saya ulas walaupun kriteria tanpa tanjakan terpaksa diabaikan 😅.
Jadi nama tujuan gowes wisata kita kali ini adalah Puncak Watu Wayang, dari namanya saja yang ada unsur “puncak” kalian pasti sudah bisa menebak, yup benar sekali otomatis pasti rutenya nanti bakalan pakai adegan nanjak, tetapi kalau dilihat dari peta googlemaps, jaraknya relatif dekat dari tempat saya yaitu hanya sekitar 11km saja, jadi ya sudahlah ya kita coba saja sekuatnya 🙂.
Puncak Watu Wayang sendiri tepatnya berlokasi di Dusun Duwet, Gentong, Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul, DIY. Jika kalian start dari Kota Jogja maka kalian tinggal arahkan saja kendaraan kalian menuju Jalan Jogja-Wonosari atau menuju ke arah tanjakan Pathuk, Gunung Kidul, nanti sebelum mulai tanjakan, tepatnya ketika kalian melewati Pasar Piyungan coba lihat perlahan setelah pasar ada SMPN 1 Piyungan, tepat disamping SMP Negeri 1 Piyungan ada jalan masuk ke Selatan (kanan), nah kalian tinggal belok ke Selatan sampai melewati gapura dan masih terus menyeberangi Jembatan dan Masjid ikuti Jalan sampai mentok pertigaan, lihat di kanan kalian ada pohon Asem yang besar (Asem Gede Ngijo), nah kalian tinggal belok ke kiri, ikuti jalan saja nanti ada gapura masuk Jalan Watu Wayang disebelah kanan, masuk dan selamat menanjak, oya sementara ini akses menuju Puncak Wayang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja dikarenakan sempitnya jalan, dan belum ada area parkir untuk kendaraan roda empat.
Sebelum mulai menanjak sebenarnya jika kalian melihat papan penunjuk arahnya ada obyek wisata lainnya selain Puncak Watu Wayang, yaitu, Situs Watu Wayang dan sebuah Belik Sumber Rejo Kedung Gereng, nanti kita coba kunjungi semuanya satu persatu ya, sekarang mulai dari yang paling berat dulu yaitu Puncak Watu Wayang karena harus menanjak sekitar 300 meter (dan karena saya tipikal goweser santai jadi lebih baik menuntun saja untuk menghemat tenaga hehe…).
Ditanjakan ini kondisi jalannya agak hancur, untungnya saat kesini cuaca sedang cerah, kalau sedang hujan bisa dipastikan bahwa tanjakan ini akan licin sehingga rawan terpeleset.
Setelah adegan dorong dan nuntun sepeda sekitar 300meter melalui jalanan yang rusak dan derajat tanjakan yang cukup menyebalkan akhirnya sampai juga di Puncak Watu Wayang. Sebenarnya spot ini berupa sebuah tebing yang dibuat menjadi spot untuk sekedar kumpul-kumpul sambil menikmati view pemandangan sekitar dari atas ketinggian, dari sini kita bisa melihat Gunung Merapi (jika sedang tidak tertutup kabut), dan view persawahan, diatas sini telah dibuat beberapa gazebo dan juga sudah ada warung jajanan seperti wedang teh, kopi, dan gorengan. Biasanya kalau pagi hari terutama weekend tempat ini sering dijadikan tempat berkumpul para pesepeda Jogja.
Setelah beristirahat dan mengambil beberapa dokumentasi kini saatnya untuk turun dan menuju ke spot berikutnya yaitu Belik dan Situs Watu Wayang.
Dari mulai papan penunjuk arah sebelum tanjakan tadi sampai menuju ke lokasi Belik dan Situs Watu Wayang sebenarnya jaraknya relatif dekat, mungkin hanya sekitar 200 meter saja, letaknya pun saling berhadapan, Beliknya berada di bawah, sedangkan Situs Watu Wayangnya berada tepat diseberangnya dibawah pohon. Sayangnya belum ada papan keteranga informasi seputar sejarah dari kedua tempat ini, kapan ditemukan? Oleh siapa? Pada zaman apa diperkirakan dibuat? Siapa pembuatnya? Dan apa makna atau fungsinya?
Situs Watu Wayang sendiri berupa bongkahan-bongkahan batu berukuran besar yang sisi bagian atasnya berbentuk datar dan terdapat ukiran gambar tokoh pewayangan, sayangnya jika batuan ini memang benar merupakan sebuah artefak bersejarah maka kenapa saat ini kondisi dan perletakannya tidak dibuat terlindung dari cuaca, melainkan hanya dibiarkan begitu saja sehingga entah sampai kapan ukiran ini akan bertahan tidak tergerus oleh kondisi alam dan cuaca.
Sedangkan untuk Beliknya sendiri kondisinya jauh lebih tertata dengan dibuat semacam cungkup dan akses tangga, menurut warga kebanyakan yang datang ke belik ini biasanya memiliki hajat atau keinginan, mereka percaya bahwa keinginannya dapat terwujud atau dimudahkan jalannya setelah berdoa dan cuci muka atau mandi dengan air yang ada di Belik ini.
Bagaimana unik juga kan ternyata spot gowes wisata kita kali ini? yang pasti kemana pun kalian berwisata tetap ingat untuk menjaga kebersihan dari tempat yang kalian kunjungi ya, dan tetap menghargai kepercayaan serta adat istiadata masyarakat setempat, selamat ber-Gowes Wisata.
No comments:
Post a Comment