(14/05/15) Bulan Mei tahun ini sepertinya menjadi bulan favorit saya, mengapa? karena di Bulan Mei tahun ini ada banyak tanggal merahnya dengan kata lain saatnya liburan ayyeeeyyy….:)
Setelah melihat kalender ternyata ada waktu libur yang lumayan panjang dan asyik yaitu dari tanggal 14-17 Mei (sebenarnya tanggal 15 nya sih hari kejepit nasional, tapi ya sudahlah bablas saja anggap saja libur hehe…) nah berhubung waktu 4 hari yang tersedia untuk liburan itu sangat memuaskan maka enaknya merencanakan agenda gowes kemana ya? Setelah dirembuk bersama maka diputuskan kalau agenda goweswisata kali ini adalah mengadakan Bikecamping lagi, tetapi Bikecamping kemana? Hmmmm… jika pada bikecamping sebelumnya kami sudah pernah mencoba wilayah utara (Kali kuning) dan wilayah Selatan (Pantai Glagah Indah) maka sekarang saatnya mencoba wilayah Timur, setelah browsing di internet tentang camping ground di Yogyakarta, khususnya yang ada di wilayah Timur maka kami pun menemukan lokasi yang rasanya sesuai dan kebetulan kami juga belum pernah kesana, baiklah tujuan bikecamping kali ini berarti adalah di Embung Nglanggeran, tepatnya berada di Padukuhan Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi DIY, koordinat GPS (S7°50'50.0" E110°32'48.0")
Sebelum hari-H, kami pun mulai mempersiapkan lagi perlengkapan camping untuk dipacking kedalam pannier dan tidak lupa juga mengecek kondisi sepeda. Setelah semua dirasa cukup maka saatnya beristirahat dan bersiap untuk memulai perjalanan esoknya
Peserta bikecamping kali ini hanyalah kami berdua saja (saya dan pasangan saya, Agitya Andiny) dikarenakan rekan-rekan yang lain kebetulan sedang sibuk dengan agenda liburannya masing-masing
Mengawali start sekitar jam 06.30 WIB dari Basecamp Goweswisata di Gedongkuning, kami mengambil rute melalui Jalan Jogja-Wonosari. Rute awal yang cenderung flat membuat perjalanan ini terasa santai hingga akhirnya tanpa terasa kami sudah tiba di trafficlight yang tepat berada sebelum memulai medan menanjak menuju Bukit Hargodumilah alias Bukit Bintang hingga Patuk nantinya
Saatnya bersiap, tanjakan sudah menanti
Sejak pagi sudah banyak bus-bus wisata dan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil yang melintasi jalur ini, sepertinya libur panjang kali ini juga dimanfaatkan oleh orang-orang untuk berwisata ke daerah Gunungkidul (terlebih sejak mulai banyaknya publikasi di media-media tentang berbagai potensi wisata yang terdapat di wilayah Gunungkidul), dengan kondisi lalu-lintas yang cukup ramai ini maka kami harus ekstra hati-hati saat menggowes ditambah lagi beban dari keseluruhan pannier yang kami bawa menjadikan medan tanjakan ini terasa semakin berat
Kurang lebih seperti inilah penampakan “kendaraan tempur” kami
Setelah gowes melalui medan tanjakan (dan banyak istirahatnya hehe…), sampailah kami di Pos Polisi Patuk, dititik ini kami beristirahat dan makan siang dulu sembari mengumpulkan energi untuk nanti menghadapi tanjakan berikutnya. Setelah beristirahat sekitar 1 jam maka saatnya lanjut gowes lagi, dari perempatan Pos Polisi Patuk kami berbelok ke kiri mengikuti penunjuk arah menuju Gunung Api Purba melewati Desa Ngoro-oro dimana terdapat banyak tower-tower relay pemancar milik beberapa stasiun televisi
Beristirahat lagi sejenak di pelataran sebuah Masjid
Sampai juga di titik lokasi tower-tower relay pemancar
Tampak Gunung Api Purba sudah terlihat dari lokasi sekitar tower
Berhubung viewnya bagus maka adegan foto-foto narsis pun dilakukan hehe…(terimakasih ya buat bapak pekerja bangunan yang sudah berbaik hati membantu memotret kami berdua)
Tidak jauh dari lokasi tower-tower ini nantinya kita akan menemui pertigaan UPT Puskesmas, nah belok ke kanan jika ingin menuju ke Gunung Api Purba (disekitar pertigaan ini juga ada obyek wisata lainnya yaitu Jurug Gedhe, arahnya belok ke kiri masuk menuju jalan kecil cor)
Medannya masih harus menanjak lagi euy
Untungnya penunjuk arahnya cukup jelas di setiap belokan sehingga kita tinggal mengikuti saja arah yang ditunjukkan. Sesampainya di Gunung Api Purba tampak parkiran kendaraan pribadi dan bus wisata sudah memadati tempat ini (dilokasi ini sebenarnya juga terdapat camping ground, hanya saja karena lokasinya yang berada di atas gunung dan mempertimbangkan faktor kesulitan membawa sepeda dengan semua panniernya, maka kami memutuskan menuju ke lokasi camping ground yang berada di Embung Nglanggeran saja karena lokasinya yang dibawah serta memungkinkan untuk membawa sepeda hingga ke lokasi camping groundnya)
Setelah membayar tiket masuk dan ijin untuk camping (untuk hari biasa dikenakan tarif 15rb/orang, sedangkan untuk hari libur seperti long weekend kali ini dikenakan tarif 20rb/orang) kami pun masih harus berjalan menuntun sepeda sejauh 800 meter (karena kontur medannya yang masih rusak parah, menanjak, dan susah untuk gowes)
Serius ini papan rambunya? OMG…speechless seketika
Sambil mendorong sepeda lalu istirahat, dorong lagi istirahat lagi, akhirnya sampai juga kami di tempat yang “agak” mendatar, untungnya pemandangan sekitar yang bagus di sepanjang perjalanan menjadi obat rasa lelah kami menuju kesini
Dan untuk menuju ke lokasi camping groundnya tentu saja….masih harus menanjak lagi hehe (ketawa stress), tetapi sepertinya dari pihak pengelola yang berjaga di pos retribusi sudah memberitahukan kepada petugas lainnya mengenai kedatangan kami yang mengendarai sepeda dan hendak camping, sehingga setibanya kami di titik ini ada seorang petugas yang membantu kami mendorong sepeda (salut untuk koordinasi dari pihak pengelola untuk membantu para pengunjung tempat ini, dan tidak “meremehkan” kedatangan kami-kami yang hanya bersepeda), bahkan kami juga diberitahu lokasi sekretariatnya (tidak jauh dari tempat parkir kendaraan bermotor) jika kami ingin beristirahat, mencari makan, atau sekedar mencharger ponsel
Lokasi camping ground berada di titik teratas dari area embung, tetapi kita juga diperbolehkan untuk mendirikan tenda di dekat gazebo-gazebo yang berada di sekitar lokasi embung, kami pun kemudian memilih untuk mendirikan tenda di titik teratas saja yang memang sudah khusus disediakan sebagai lokasi camping
Saat kami mulai mendirikan tenda ada beberapa pengunjung lainnya yang bertanya tentang prosedur ijin camping serta ketersediaan rental peralatan camping di tempat ini (berarti informasi seputar fasilitas camping ground masih kurang terpromosikan di tempat ini, sayang sekali padahal lokasi dan fasilitas pendukung yang tersedia seperti toilet, tempat makan, dan listrik sudah cukup memadai)
Bahkan beberapa pengunjung juga berfoto dengan latar belakang tenda dan sepeda-sepeda kami hehe…
Menjelang pukul 19.00 WIB kerumunan pengunjung yang semula memadati obyek wisata Embung Nglanggeran ini berangsur-angsur berkurang, dari keterangan petugas di lapangan rata-rata pengunjung mulai ramai datang sejak pagi hari untuk mengambil pemandangan sunrise hingga senja untuk mengambil suasana sunset, setelah itu mereka pulang
Untungnya kali ini cuaca cukup bersahabat (tidak seperti waktu kami bikecamping di Pantai Glagah Indah dahulu), selain itu keberadaan pohon dan bebatuan besar juga cukup melindungi tenda kami dari angin, untuk penerangan pun jangan kuatir karena lampu taman yang ada di sekitar camping ground dan embung juga dinyalakan sehingga tidak terlalu gelap, baiklah saatnya beristirahat dulu, selamat malam :)
(15/05/15) Selamat pagi semua :) sayangnya langit tampak berawan sejak semalam sehingga milky way dan pemandangan sunrise menjadi tidak terlihat, tapi tidak apa-apa karena kami memang bukan sunrise dan sunset hunter, lagipula ada pemandangan lainnya yang tidak kalah menakjubkan dari sunrise yaitu lautan kabut yang menyelimuti desa-desa yang berada di bawah lokasi Embung Nglanggeran
Segarnya udara pagi yang bebas polusi
Lautan Kabut yang menyelimuti disekitar lokasi Embung Nglanggeran
Indahnya hidup ini, suasana yang tenang, kicau burung dan udara segar, pemandangan yang indah, it’s paradise
Suasana disekitar lokasi ini memang masih sangat alami terbukti dari burung-burung yang beterbangan bebas, kami bahkan mengamati banyak burung-burung berwarna biru (entahlah apa namanya) yang saling berkejaran dan bermain bebas diantara pepohonan
Kalimat-kalimat bijak pepatah Jawa yang banyak terdapat di sekitar lokasi
Mumpung masih sepi belum ada pengunjung, maka saatnya melakukan foto-foto konyol
Love is everywhere even during our cycling trip
Abaikan handuk yang masih nempel di kepala :)
Sekarang saatnya berjalan-jalan mengitari Embung Nglanggeran
Sekedar informasi tambahan bahwa Embung adalah istilah yang biasa digunakan oleh orang Jawa untuk menyebut kolam atau telaga buatan yang berfungsi sebagai sarana pengairan, begitupun halnya dengan Embung Nglanggeran ini, sejak diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tanggal 19 Februari 2013 lalu, embung yang dulunya merupakan sebuah bukit bernama Gunung Gandu ini kemudian dipotong lalu dikeruk untuk dijadikan telaga buatan yang kemudian digunakan untuk mengairi kebun buah yang ada di sekitarnya, untuk sumber air dari embung ini selain berupa tadah hujan juga berasal dari mata air Sumber Sumurup yang berada di Gunung Nglanggeran
Panorama embung nglanggeran di pagi hari dengan lautan kabut yang berada disekitarnya
Didalam embung ini juga terdapat ikan-ikan nila kecil, oleh karena itu pengunjung tidak diperbolehkan untuk mandi, berenang, dan melempar apapun kedalam embung, sehingga cukup dengan menikmati pemandangan dan suasana sekitar embung saja sudah mengasyikkan kok (kalau mau membuat foto-foto romantis atau pre wedding dengan pasangan juga bisa)
Gazebo-gazebo yang ada disekitar embung sebagai tempat beristirahat pengunjung
Embung dengan latar belakang Gunung Api Purba
Semakin siang maka pengunjung sudah mulai berdatangan, saatnya kami mulai beres-beres untuk melanjutkan perjalanan pulang, setidaknya bikecamping kali ini berjalan dengan lancar, sukses dan aman. Setelah urusan packing beres dan tidak lupa mandi dulu supaya segar di perjalanan, kini saatnya pulang dan merencanakan petualangan goweswisata berikutnya
Berfoto dulu sebelum pulang
Sebenarnya masih banyak obyek wisata lainnya di sekitar lokasi ini, suatu saat kami pasti akan kembali lagi dan menjelajahinya satu persatu
Terimakasih sudah mengikuti petualangan goweswisata kali ini, ayo saatnya ciptakan petualanganmu sendiri
di jogja banyak sekali tempat yang keren keren .. wisata alamnya keren2 dan wisata sejarahnya juga banyak yang asik asik ...
ReplyDelete@bersapedahan : sepertinya diseluruh pelosok bumi nusantara ini juga menyimpan banyak keindahan dan keunikannya masing-masing hanya saja belum terdokumentasikan dengan baik :)
ReplyDelete