(12/04/15), Perjalanan GowesWisata kali ini sebenarnya agak melenceng dari tujuan awal yang sebenarnya direncanakan ke Curug Randusari hehe…:), tetapi karena memang sudah jadi kesepakatan bersama bahwa ciri khas Gowes Wisata adalah fleksibilitas dalam perjalanan yang artinya bahwa tujuan itu tidak selalu harus kaku dan kami juga menganut prinsip bahwa perjalanan itu sendiri juga sudah merupakan sebuah petualangan, maka kalau selama perjalanan tiba-tiba kami menemukan tempat yang rasanya menarik ya otomatis mampir dulu dan akhirnya berubah deh tujuannya, intinya kami menikmati setiap perjalanan bersepeda ini, tidak sekedar menikmati angka-angka jarum jam atau speedometer untuk dibanggakan
Kalau kita mengatakan ingin pergi ke Hutan Pinus atau bertanya dimanakah lokasi Hutan Pinus di Yogyakarta, sepertinya hampir semua orang sepakat memberi jawaban bahwa Hutan Pinus yang dituju pastilah Hutan Pinus Mangunan. Ya tidak salah juga sih karena di Yogyakarta sendiri memang Hutan Pinus yang sudah lebih dulu terkenal adalah Hutan Pinus Mangunan, tetapi sebenarnya ada Hutan Pinus lainnya di Yogyakarta yang menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai alternatif tempat wisata kegiatan outdoor yaitu Hutan Pinus Dlingo
Saya sudah pernah melewati dan mampir sebentar ke tempat ini saat melakukan goweswisata ke Air Terjun Curug Banyunibo Sanggrahan (lihat di post terdahulu), tetapi waktu itu saya tidak mengeksplor Hutan Pinus Dlingo ini karena tujuan awalnya memang ingin mencari dan penasaran terhadap Curug Banyunibo Sanggrahan, nah pada perjalanan kali inilah baru saya berkesempatan mencoba menjelajah isi Hutan Pinus Dlingo (sekarang namanya menjadi Hutan Pinus Pengger)
Untuk menuju ke lokasi Hutan Pinus Dlingo ini rutenya sama dengan rute ke Curug Banyunibo Sanggrahan. Dari Kota Yogyakarta tinggal arahkan kendaraan ke arah timur melalui Jalan Jogja-Wonosari hingga sampai diatas perempatan Bukit Patuk, dari perempatan pos polisi Patuk tersebut kemudian belok ke kanan dan ikuti jalan yang menanjak (jangan ambil arah turun menuju Jurug Taman Sari), untuk lebih mudahnya bisa dilihat pada peta dibawah ini
Rute menuju lokasi Hutan Pinus Pengger
Saat menanjak kita juga bisa melihat pemandangan Kota Yogyakarta dari atas ketinggian di sekitar lokasi ini
Jika dibandingkan dengan Bukit Bintang yang terkenal itu, saya lebih suka menikmati pemandangan dari atas sini karena selain tempatnya yang lebih tinggi, suasana di sekitarnya juga lebih tenang (tentu saja untuk naiknya sendiri juga dibutuhkan perjuangan yang lebih menantang hehe)
Setelah puas beristirahat dan foto-foto di sekitar lokasi ini kami pun kembali melanjutkan perjalanan melalui medan yang naik-turun hingga akhirnya sampailah kami di Hutan Pinus Pengger yang dikelola oleh Perhutani
Jika kalian membawa kendaraan bermotor maka kendaraan dapat diparkir tepat di depan areal Komplek Hutan Pinus ini setelah itu dapat dilanjutkan dengan trekking, tetapi karena kendaraan kami adalah sepeda maka kami bisa membawa sepeda kami masuk ke dalam area Hutan Pinus ini
Rimbunnya pepohonan pinus membuat udara disekitar lokasi menjadi sangat sejuk, tempat ini memang belum dirapikan seperti yang sudah ada di Hutan Pinus Mangunan mungkin itu juga salah satu alasan kenapa tempat ini belum populer, tetapi potensi wisata yang dimiliki oleh tempat ini saya rasa tidak kalah dengan Hutan Pinus Mangunan
Setelah saya menemukan spot untuk memarkir sepeda diantara rimbunnya pepohonan pinus maka sekarang waktunya untuk trekking. Saat sedang trekking pun saya sempat melihat burung kecil penghisap madu (seperti Kolibri) namun karena keterbatasan kamera pocket saya maka susah sekali untuk mengambil fotonya, tetapi setidaknya hal ini membuktikan bahwa area Hutan Pinus ini masih terjaga kealamiannya
Selain itu rupanya tidak hanya kami dari goweswisata yang datang berkunjung ke tempat ini pada hari ini tetapi juga ada dari tim survey Perhutani, saya pun sempat berbincang-bincang dengan mereka, ternyata kunjungan survey mereka adalah untuk perencanaan pengembangan kawasan Hutan Pinus ini kedepannya. Menurut mereka nantinya area Hutan Pinus Pengger ini juga akan disatukan konsep pengelolaannya seperti yang ada di Hutan Pinus Mangunan, perbaikan prasarana dan pengadaan fasilitas kamar mandi, keamanan, serta konsep outdoor recreation dan eduwisata juga akan diterapkan di kawasan ini, sehingga diharapkan area Hutan Pinus Pengger ini nantinya juga dapat berkembang seperti halnya yang sudah ada di Hutan Pinus Mangunan
Dan info yang paling menggembirakan menurut saya adalah nantinya tempat ini juga akan dilengkapi dengan spot area dan fasilitas untuk kegiatan camping, sehingga bagi para pecinta camping setidaknya nanti ada dua lokasi alternatif di sekitar wilayah Patuk yang bisa dijadikan tempat kalian untuk camping (yaitu disekitar gunung api purba ngelanggeran, dan satunya lagi nanti adalah disini Hutan Pinus Pengger), tidak lupa saya juga berpesan kepada Bapak-bapak dari Perhutani ini untuk membuat pos pengawasan supaya kedepannya tempat ini tidak disalahgunakan oleh pengunjung untuk melakukan hal-hal asusila ataupun perbuatan negatif lainnya
Disini saya juga menemukan satu spot yang paling asyik untuk menikmati pemandangan Kota Yogyakarta dan sekitarnya dari atas ketinggian, sepertinya jika tempat ini nantinya benar-benar jadi dikembangkan maka spot ini bisa menjadi primadona untuk berfoto-foto
Dari atas bongkahan batu besar sisa gunung api purba inilah saya bisa melihat dan menikmati pemandangan disekitar dari atas ketinggian, untuk naik ke atas batu ini mungkin agak sulit bagi yang tidak biasa memanjat hehe…dan sepertinya perlu berhati-hati karena belum ada pagar pembatas ataupun fasilitas keamanan lainnya
Saya sudah bisa membayangkan betapa enaknya nanti kalau lokasi camping ditempat ini sudah dipersiapkan, di malam harinya kita bisa melihat milkyway dengan jelas, dan di pagi harinya kita bisa melihat sunrise perbukitan dengan kabut yang masih menyelimuti lembah dibawahnya, bahkan jika cuaca bagus kita bisa melihat Gunung merapi dan perbukitan Menoreh seperti yang saya nikmati saat ini
Di kejauhan saya juga bisa melihat Bandara Adi Sucipto, lokasi gazebo grojogan Kali Bulan, serta hamparan perbukitan disekitarnya yang masih hijau, sangat kontras jika dibandingkan dengan masifnya pembangunan hotel, mall dan apartemen yang saat ini sepertinya sedang kejar target melanda dan menjadikan Kota Yogyakarta berubah menjadi hutan beton dengan semua problematika khas perkotaan (yang katanya modern)
Semoga nantinya kelak bagi para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, serta pengunjung tempat ini bisa tetap menjaga dan melestarikan keindahan alam dari tempat-tempat seperti ini, karena masa depan dari bumi ini sangat tergantung dari bagaimana cara kita menjaga lingkungan dan mewariskan kekayaan alam bumi nusantara ini kepada generasi penerus berikutnya
Maukah kita tinggal di lingkungan yang penuh polusi udara, polusi suara, limbah industri dan rumah tangga yang mencemari dan meracuni sumber mata air serta aliran sungai, sampah visual disekeliling kita, hanya bisa melihat hijaunya pepohonan dan ragam satwa dalam bentuk gambar di buku-buku ensiklopedi semata, meracuni pikiran dengan debat-debat kosong dan berita fitnah di media? Sebelum semuanya terlambat setidaknya masih ada waktu untuk berbenah, saling mengingatkan, dan berubah, memulai perubahan tersebut dari diri kita sendiri hingga menjadi sebuah kebiasaan positif yang semoga kelak juga dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan perubahan positif bagi diri dan lingkungannya
Tips Jika Ingin berkunjung ke lokasi ini :
- Lokasi ini bisa dilalui oleh semua kendaraan (sepeda, motor, mobil, bus kecil)
- Untuk kendaraan bermotor bisa memarkir kendaraannya dibawah, tepat di bagian depan area komplek Hutan Pinus
- Lebih baik mengenakan celana panjang karena ada beberapa semak dan pohon berduri
- Lebih baik mengenakan sepatu kets atau sandal gunung karena jalur trekking berupa tanah merah
- Membawa makanan dan minuman sendiri (belum ada warung dan toilet di lokasi)
- Membawa kantong plastik untuk menaruh sisa sampah kalian dan buanglah sampah tersebut di tempat sampah yang ada di komplek perumahan warga sekitar (jangan buang sampah sembarangan termasuk puntung rokok)
- Tidak melakukan perbuatan vandalisme corat-coret di lokasi (hal tersebut hanya akan membuat kalian menjadi sekumpulan orang dungu yang sama sekali tidak keren, jika kalian punya otak dan mampu berpikir maka buatlah diri kalian keren dengen menginspirasi orang lain secara positif melalui coretan cerita perjalanan kalian di buku atau sosial media)
- Tidak melakukan perbuatan mesum dan asusila di lokasi
- Tidak merusak pepohonan pinus yang ada
- Berhati-hati di jalur trekking dan pinggir tebing karena belum ada pagar pembatas
“My Destination is no longer a place, but a new way of seeing” - Marcel Proust –
Selamat berpetualang dan jagalah keindahan tempat yang kalian kunjungi :)
Ini masih di sekitar area puncak Becici kah?
ReplyDeleteAyo ngepit bareng! :D
@Wijna : puncak Becici dimana tuh? Maklum saya kadang ga tahu nama tempat/daerah hehe
ReplyDeleteWo ya ayo atur ja waktunya kpn ngebolang bareng (tapi jgn pagi2 bgt perut suka mules klo gowes kepagian)
Njirrrrr, assik banget yah bersepeda di kawasan hutan Pinus pengger, ngomong-ngomong track untuk bersepeda di kawasan Pinus pengger menantang gak mas?
ReplyDelete@petani adv : trek sepedanya sebenarnya cuma kaya single trek buat pejalan kaki, klo buat khusus sepeda belum ada kayanya, tapi lumayanlah klo buat belajar turunan+tikungan hehe :)
ReplyDelete