Late post (21/11/13), Post kali ini dalam rangka mencicil beberapa late post yang ternyata masih banyak tersimpan dalam harddisk saya hehe…:) (oya karena saat petualangan ini berlangsung cellphone saya masih tipe lama, jadi pada post kali ini tidak bisa membuat peta rutenya mohon dimaklumi)
Ketika saya memutuskan untuk hijrah total dari Jakarta ke Yogyakarta maka hal pertama yang saya lakukan (setelah beres-beres barang pindahan tentunya) adalah mencoba menjelajah dan menemukan hal-hal apa saja yang unik dan menarik dari Kota ini, yang sekiranya bisa membuat saya betah tinggal disini, dan menjelajah kota menggunakan sepeda adalah hal yang terasa paling pas karena saya bisa bebas pergi kemana saja tanpa harus tergantung dengan moda transportasi umum yang secara kualitas dan jumlah armadanya masih sangat minim (selain itu juga tidak perlu kuatir kehabisan bensin)
Setelah mulai bisa melihat orientasi tata kota Yogyakarta dan mapping beberapa tempat uniknya (lihat pada post terdahulu; Yogyakarta City), maka saatnya mencoba menjelajahi beberapa tempat sedikit keluar dari pusat kota berdasarkan rekomendasi beberapa teman yang notabene adalah warga asli Jogja, dan tujuan kali ini adalah Desa Wisata Kasongan
Desa wisata Kasongan, lengkapnya berada di wilayah Pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. Sebelum benar-benar datang berkunjung ke tempat ini, sedikit gambaran yang saya tahu mengenai Desa wisata ini adalah sebagai sentra industri gerabah atau keramik tanah liat
Asal muasal berkembangnya daerah Kasongan
Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Wikipedia,untuk mengetahui asal muasal berkembangnya wilayah Kasongan maka kita harus melihat dan merunutnya berdasarkan sejarah sejak jaman penjajahan Belanda di Indonesia, dimana dahulunya Kasongan merupakan wilayah persawahan milik penduduk desa di Selatan Yogyakarta. Alkisah di daerah persawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda dalam keadaan mati yang diperkirakan milik Reserse Belanda, karena saat itu Belanda sangat kejam dalam menjajah bumi Jawa maka mengakibatkan timbulnya rasa ketakutan warga terhadap hal tersebut, oleh karena itu mereka (termasuk warga yang memiliki sawah disekitarnya) berbondong-bondong melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi
Karena banyaknya tanah yang bebas, maka penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang awal mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja, namun karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, lambat laun Kasongan akhirnya berkembang menjadi Desa Wisata kerajinan gerabah yang cukup terkenal
Sekitar tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar berprofesi sebagai pengrajin gerabah untuk memberikan berbagai sentuhan seni yang dapat menambah nilai komersiil dari kerajinan gerabah yang dihasilkan. Keramik Kasongan sendiri kemudian mulai dikomersiilkan dalam skala besar oleh Sahid keramik sekitar tahun 1980an
Setelah mendapat sedikit gambaran mengenai Desa Wisata ini maka mulailah saya melakukan goweswisata ke daerah ini dengan mengendarai sepeda lipat yang dilengkapi tas pannier (untuk membawa bekal makan dan minum hehe), perlengkapan sudah siap jadi ayo mulai gowes
Dari basecamp goweswisata di jalan Babadan (dekat JEC), saya melalui jalan Kusumanegara kearah barat hingga sampai di perempatan sebelum Taman Pintar, belok ke kiri (selatan) melalui jalan Brigjen Katamso, terus saja sampai ketemu Ringroad selatan, dari Ringroad Selatan Jalan Parangtritis kemudian belok ke kanan (barat) hingga tiba di traffic light berikutnya belok kiri ke arah Jalan Bantul, ikuti jalan saja nanti pintu gerbang Desa Wisata Kasongan tepat berada di sisi kanan
Sebenarnya area di depan setelah kita masuk gapura adalah pengembangan atau perluasan dari area Desa Wisata Kasongan
Berbagai hasil kerajinan keramik yang dipamerkan disepanjang deretan toko
Masuk ke wilayah Kasongan awal sebelum mengalami perluasan
Suasana di dalam Desa Wisata ini, tampak berbagai keramik dengan berbagai ukuran dan bentuk memenuhi setiap sudut ruang pamer atau workshop
Penambahan detail motif atau ornament untuk meningkatkan nilai seni dan komersiil
Tidak hanya memproduksi gerabah atau keramik berupa guci atau kendi saja, melainkan juga patung-patung dalam berbagai bentuk dan ukuran
Limbah kulit telur ditangan seorang yang kreatif dapat dijadikan karya seni seperti ini
Hasil karya kerajinan keramik dari Desa Wisata Kasongan ini bahkan sudah menembus pasar luar negeri dan diminati oleh turis-turis eropa
Aktifitas warga Kasongan saat memproduksi keramik-keramik di Desa Wisata ini
Proses pewarnaan, keramik-keramik kecil seperti ini biasanya banyak dipesan untuk dijadikan souvenir pernikahan
Termasuk juga untuk patung-patung berukuran besar yang biasanya digunakan sebagai hiasan taman atau dekorasi dalam dan luar ruang
Warna-warni lampion
Dari dulu penasaran nama hewan ini apa ya? Saya sering lihat di Jogja tapi sampai sekarang tidak tahu namanya hehe…:)
Keramik-keramik dan berbagai hasil kerajinan desa wisata ini yang sudah siap untuk dikirim memenuhi permintaan pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar mancanegara
Selain datang berkunjung melihat-lihat atau membeli hasil kerajinan di Desa Wisata Kasongan ini, para pengunjung juga dapat mengikuti workshop cara membuat keramik-keramik sendiri dengan diajari oleh warga sekitar secara langsung dan intens, hal ini merupakan suatu pengalaman yang berbeda dan terbukti menarik minat para wisatawan baik lokal maupun manca, karena selain mereka menjadi tahu cara membuat dan menghasilkan karyanya sendiri, mereka juga dapat berinteraksi dengan warga sekitar.
Dari berbagai program yang kerap diadakan di Desa Wisata Kasongan ini diharapkan kedepannya semua pengembangan ini juga dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia warga sekitar, karena bagaimanapun juga peningkatan kualitas sumberdaya manusia jauh lebih penting dari sekedar peningkatan jumlah produksi hasil kerajinan itu sendiri
Jadi bagaimana sobat pembaca goweswisata, tertarik mengunjungi Desa Wisata Kasongan ini? Mungkin kalian ingin belajar membuat karya seni keramik sendiri atau memesan souvenir pernikahan (disini kalian juga bisa mendapat harga yang lebih murah lho), yang penting nikmati setiap petualangan kalian ya dan selamat berpetualang :)
Late post mu banyak banget po Bro? Ayok ngepit bareng! :D
ReplyDelete@wijna : walah masih banyak masbro maklum dl internet jamannya pk modem yg speednya lelet bgt makanya stlh bikin cerita suka males buat uploadnya hehe
ReplyDeleteNgepit kmana kita? Saya gowesnya super lelet lho :)