Bertepatan dengan peringatan tahun baru 1 Muharam menurut sistem penanggalan Kalendar Islam yang jatuh pada hari Sabtu tanggal 25 Oktober kemarin, jauh hari sebelumnya saya sudah memikirkan enaknya agenda goweswisata kali ini kemana ya? Mencoba mencari ide agenda gowes yang seru dan tidak biasa supaya gowes kali ini tidak cuma begitu-begitu saja akhirnya iseng terlintas bagaimana jika agenda goweswisata kali ini diisi dengan bike overnight atau lebih spesifiknya bike camping
Gagasan bike camping kali ini pun saya umumkan di WA grup goweswisata jika sekiranya ada rekan lain yang berminat, akhirnya dari hasil chit-chat di WA grup, anggota yang positif mau ikut mencoba bike camping hanya 3 orang, termasuk saya sendiri
Tahap Persiapan
Pertanyaan yang paling umum dan sering ditanyakan oleh mereka yang baru pertama kali mencoba bikecamping adalah apa saja yang perlu dibawa? Disana ada fasilitas apa saja? ada toilet atau tidak? makannya bagaimana? perlu bawa tenda atau ada penginapan?dan beragam pertanyaan printilan lainnya
Nah,bagi saya pribadi, karena saya menganggap bikecamping kali ini juga sebagai ajang latihan untuk persiapan agenda gowes jarak jauh mendatang maka saya mencoba membawa full gear selayaknya yang nanti juga akan saya bawa saat melakukan perjalanan bersepeda jarak jauh (untuk detail apa saja perlengkapan yang saya bawa akan dibahas pada post tersendiri nanti )
Membiasakan gowes dengan membawa beban full loaded dengan rute menanjak cukup menantang, karena sebagaimana kita semua tahu jika di Indonesia yang notabene termasuk bagian” ring of fire” karena banyaknya gunung berapi yang masih aktif dan tersebar di pelosok nusantara ini, otomatis rute yang akan ditempuh pasti akan menjumpai medan dengan kontur menanjak dan menurun, sehingga jika sudah terbiasa melakukan gowes dengan bawaan full loaded maka kedepannya saya tidak akan terlalu kaget lagi jika harus menempuh rute menanjak lainnya (yang pastinya lebih menantang hehe)
Tujuan bike camping kali ini adalah wilayah sekitar lereng Gunung Merapi, tepatnya di bagian atas lembah Kali Kuning dengan ketinggian sekitar 917 mdpl, Cangkringan.Rencananya kami akan start sekitar jam 06.30 WIB dari basecamp goweswisata melalui Jalan Kaliurang.
Packing-packing dahulu
Setelah semua perlengkapan selesai di packing kedalam panniers, maka kami (saya dan pasangan saya, Agitya Andiny K) mulai start gowes menuju Jalan Gejayan untuk menunggu salah seorang rekan goweswisata lainnya yang juga ingin mencoba bikecamping kali ini
Karena hari ini adalah hari libur maka suasana jalan cukup lengang di pagi hari, beberapa pengendara kendaraan bermotor yang melihat kami berdua sepertinya cukup heran atau bertanya-tanya dalam hati dari manakah kami atau mau menuju kemana, karena melihat panniers dan beban yang kami bawa di rak sepeda masing-masing
Setibanya di Jalan Gejayan, kami pun berhenti sebentar sembari menunggu rekan lainnya (Tadeus Rian) yang datang tidak lama kemudian. Setelah semua komplit dan beres maka kami bertiga lanjut gowes lagi menuju Jalan Kaliurang untuk berikutnya terus kearah Utara sampai kemudian tiba di pertigaan traffic light sebelum Terminal Pakem
Dari pertigaan traffic light tersebut kami belok ke kanan ke arah Kaliadem, ikuti penunjuk jalan saja mudah dan jelas kok. Kontur jalan menanjak yang awalnya landai saat di Jalan Kaliurang, mulai meningkat setibanya kami di Desa Wukirsari dan terus ke Utara, semakin ke Utara tanjakan pun semakin menguras tenaga, pokoknya konturnya hanya naik…naik…dan terus naik
Beberapa kali kami sempat berhenti untuk beristirahat sejenak, karena pada gowes kali ini kami tidak mengejar target harus sampai jam berapa atau harus dengan kecepatan berapa. Kami gowes santai menikmati setiap kayuhan ini, terutama karena kami bukanlah goweser pengejar rekor waktu atau jarak hehe… kami hanyalah goweser biasa yang suka berpetualang tidak jelas
Di Desa Wukirsari kami pun sempat berhenti untuk sarapan, mengisi perut yang mulai kelaparan, dan seperti biasa kalau perut sudah kenyang ditambah dengan semilir angin sepoi-sepoi membuat kami jadi malas gowes hehe…ayoo jangan malas, perjalanan masih panjang, lanjut gowes lagi
Sarapan dulu, isi BBM "bahan bakar mancal"
Melahap kontur tanjakan ditambah terpaan sinar matahari yang terik merupakan kombinasi yang sangat menyiksa, namun disinilah kami belajar untuk mengatur emosi dan mood masing-masing, karena dalam hal ini yang kami hadapi bukan hanya sekedar menaklukkan tanjakan atau panasnya matahari, melainkan kami juga harus mengatasi rasa kesal terhadap diri sendiri dan belajar membangun semangat dari dalam diri supaya bisa menaklukan tantangan ini, terkadang kaki ini tidak menyerah atau lelah ketika harus terus menggowes, namun justru pikiran kami sendirilah yang menjadi penghambat karena rasa ragu, was-was, menyerah, dan sebagainya, oleh karena itu dari setiap perjalanan yang kami lakukan kami juga terus mencoba belajar memetik inspirasi yang bisa kami dapat dari setiap cerita perjalanan ini
Disaat menghadapi kontur yang semakin menanjak pun beberapa rekan juga ada yang akhirnya terpaksa harus TTB alias menuntun sepeda, tenang saja menuntun sepeda bukanlah hal yang memalukan kok, daripada memaksakan untuk terus gowes terkadang kita juga harus mengatur strategi untuk menghemat tenaga menurut apa yang kita rasa nyaman bagi diri kita sendiri dan menyesuaikan dengan kemampuan individu masing-masing
Beristirahat sejenak dekat dengan bak penampungan air, huff rasanya seperti melihat oase
Setelah melewati pos tiket masuk menuju wilayah Kali Kuning (tentu saja kami gratis, karena tiket hanya dikenakan untuk pengunjung yang datang menggunakan kendaraan bermotor), kontur jalan benar-benar makin menanjak elevasinya, sehingga kami bertiga pun akhirnya menuntun sepeda dan berjalan kaki kira-kira 2km dari mulai pos tiket masuk tersebut
istirahat lagi
Sisa rumah warga yang rusak terkena dampak awan panas letusan Merapi beberapa tahun yang lalu
akhirnya sampai juga yeaaaayyy :)
Jika pada post mengenai Kali Kuning sebelumnya saya masuk melalui Desa plunyon, maka kali ini kami tidak melalui Desa tersebut, melainkan terus menanjak lagi ke arah Utara hingga tiba di Grinata Adventure, yaitu sebuah pos informasi jeep wisata merapi (untunglah Rian kebetulan kenal dengan salah seorang pengelola disitu sehingga setelah meminta ijin dan menjelaskan maksud kedatangan kami, kami pun diperbolehkan untuk camping secara gratis dan bebas mendirikan tenda di lokasi yang kami inginkan, bahkan kami juga ditawari untuk menginap di rumah sang pengelola)
pemandangan sekitar yang mengobati semua rasa lelah kami
Setelah memarkir sepeda di samping pos pengamatan, maka Saya dan Rian pun mencoba berkeliling mencari spot yang nyaman untuk mendirikan tenda, akhirnya kami pun menemukan spot yang cukup strategis di bagian atas lembah Kali Kuning, lokasinya tidak terlalu ramai namun juga masih tetap dapat melihat Kantor Pengelola dengan jelas, supaya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kami dapat segera meminta pertolongan, selain itu pemilihan lokasi diatas lembah juga karena kami pikir sangat strategis untuk menikmati sunrise
Baiklah saatnya unpacking pannier-pannier dari sepeda masing-masing, perlengkapan camping pun segera disiapkan. Kami bekerjasama membantu mendirikan tenda-tenda (dalam hal ini tenda milik Agit terlebih dahulu yang kami dirikan, karena yang bersangkutan sepertinya sudah kelelahan hehe..), setelah tenda milik Agit beres, maka Saya pun mendirikan tenda milik saya sendiri (sekaligus juga melakukan tes terhadap tenda yang saya dapat dalam kondisi second ini pada sebuah forum web jual-beli, karena nantinya tenda inilah yang akan menjadi “rumah” saya pada perjalanan bersepeda jarak jauh kedepannya ), sedangkan Rian hanya mendirikan bivouac saja
Tenda Merapi Mountain berdiri di tempat yang sesuai namanya, Gunung Merapi :)
Ternyata yang punya ide untuk melakukan kegiatan camping di tempat ini bukan hanya rombongan kami saja, menjelang sore hari rombongan para wisatawan yang lainnyadengan diantar jeep juga berdatangan dengan membawa perlengkapan camping masing-masing, tetapi mereka memilih spot camping di dasar lembah Kali Kuning yang berdekatan dengan aliran sungai kecil, untunglah sehingga lokasi camping kami yang berada di atas lembah tetap sepi dan tenang
Baiklah, urusan tenda dan tempat untuk beristirahat masing-masing sudah selesai, kini saatnya menyegarkan diri dengan mandi (tenang saja di seberang jalan dari Kantor Pengelola jeep wisata ada toilet umum milik sebuah warung, sehingga urusan bersih-bersih dan makan menjadi mudah), setelah seharian berkeringat karena gowes menanjak maka mandi dengan air yang dingin dan jernih menjadi suatu hal yang “membahagiakan”
Setelah selesai mandi, badan pun menjadi segar kembali. Saya dan Rian kemudian berkeliling mencari ranting kering dan batu untuk membuat api unggun, karena hampir dipastikan pada malam hari suhu pasti akan menjadi dingin
Malam hari pun tiba, tenang dan nyaman sekali camping disini, di ketinggian 917 mdpl ini suhu sangat sejuk bahkan cenderung dingin, hanya terdengar suara alam dan binatang-binatang malam, dilangit pun bintang-bintang juga terlihat dengan jelas dan sangat banyak (sayangnya karena kamera saya hanyalah kamera pocket biasa maka tidak bisa mendokumentasikan pemandangan langit malam yang indah bertaburkan bintang-bintang)
Jika rombongan wisatawan yang camping di dasar lembah hingga malam hari masih bernyanyi dan bersenda gurau, maka keadaan yang berbeda justru terjadi pada rombongan kami, mungkin karena kelelahan setelah seharian gowes dan menuntun sepeda maka sekitar pukul 20.00 WIB kami semua sudah terlelap di tenda masing-masing hehe…
Day 2, Minggu 26 Okt 2014
Sekitar pukul 04.00 WIB adzan subuh pun berkumandang melalui pengeras suara yang terdapat di masjid-masjid milik warga sekitar, saya pun bangun dan keluar dari tenda melihat-lihat keadaan sekitar, tampaknya semalam kabut turun disekitar lokasi camping kami, untunglah tidak terjadi angin kencang sehingga tenda-tenda masih aman berdiri, hmm…lapisan flysheet bagian dalam tenda saya tampaknya mengalami sedikit kondensasi, untunglah tidak sampai menetes ke bagian inner tenda, Rian dan Agit masih tertidur di tenda masing-masing tetapi tidak lama kemudian mereka pun bangun karena bunyi alarm di cellphone masing-masing yang memang sudah disetting supaya kami semua bisa menikmati sunrise
Setelah menyaksikan sunrise, kami pun berkeliling dan mencoba turun ke dasar lembah Kali Kuning. Beberapa warga lokal juga telah memulai aktivitasnya mencari rumput untuk makanan hewan ternak mereka
Mencoba berkeliling ke dasar lembah Kali Kuning
Beginilah cara kami menikmati setiap petualangan gowes :)
sekalian bisa buat bikin foto prewedding hehe...yang ini real tanpa disetting oleh fotografer dan bayar mahal, pokoknya asli dan gratis :)
Bicycle in love (sepedanya juga tidak mau kalah)
This is what i call a freedom :)
Setelah puas berfoto-foto mendokumentasikan keindahan panorama lembah Kali Kuning dan Gunung Merapi, kini tiba saatnya untuk mulai beres-beres packing dan bersiap untuk pulang.Sampah-sampah sisa makanan kami kumpulkan dan jadikan satu kedalam kantong plastik yang memang kami persiapkan sejak awal berangkat supaya mudah dibawa untuk kemudian dibuang ke tempat sampah yang disediakan tidak jauh dari lokasi Kantor Pengelola. Setidaknya hal inilah yang bisa kami lakukan supaya keindahan alam ini tetap terjaga, terlebih jika datang dan mengaku sebagai pecinta alam dengan mengenakan gear atau memakai atribut berlabel komunitas pecinta alam tetapi saat pulang justru meninggalkan sampah-sampah yang berserakan, setidaknya pakailah prinsip “leaves nothing except photos for your documentation”, dan jangan merusak alam dengan mencabut bunga-bunga edelweiss yang tumbuh disekitar lokasi, akan lebih baik jika semua berada di tempat yang semestinya
Bersiap pulang dan sepertinya akan ada lagi kegiatan bike camping berikutnya karena kami semua ketagihan untuk mencoba bike camping di lokasi yang berbeda untuk kedepannya :)
Sampai jumpa lagi Merapi, semoga keindahanmu dapat terus terjaga :)
Cat : terimakasih kepada Pengelola Grinata Adventure atas keramahannya
Jebul dirimu Sabtu kemarin ke Merapi juga toh? Rombonganku yo podo tapi ke timur ke Bebeng (Klangon), Glagaharjo. Nggak nginep tapi, pulang sore mpe rumah malem. Di hutan-hutan sana kayaknya juga enak buat camping dan relatif lebih sepi.
ReplyDeletehuehehe yoi itu sebenarnya gara-gara pada pengen camping ja pas weekend, setelah itu jadi pada ketagihan pada ngajakin bikecamping lagi :)
ReplyDelete