Sabtu, 3 Desember 2022.
Masih dalam rangka mencari spot-spot wisata baru di Yogyakarta yang belum populer, kali ini kita akan mencoba ber-goweswisata menuju ke Bukit Watu Gagak yang berada di Dusun Singosaren, Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Seperti biasa tujuan kali ini didapat dari hasil scrolling iseng googlemaps pada malam sebelumnya 😁, sekilas melihat jarak dan rutenya hmmm… boleh juga nih karena lokasinya yang hanya sekitar 14km saja dari basecamp Gowes Wisata, jadi daripada penasaran lebih baik yuk kita coba saja.
Untuk rutenya sendiri sebenarnya terbilang cukup mudah yaitu dari Perempatan Terminal Giwangan kita hanya tinggal terus saja ke Selatan, menyeberangi Ringroad, dan masih terus sampai melewati Jembatan Karangsemut, nanti setelah menyeberang Jembatan Karangsemut ada jalan masuk disebelah kiri yang berada tepat sehabis ujung Jembatan ini (menuju kearah Joglo Opak), masuk dan ikuti jalan saja sampai mentok pertigaan aspal (oya rute jalan ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja, sedangkan untuk roda 4 sebenarnya juga bisa sih tetapi lebih baik melewati rute yang lain saja karena rute yang ini melewati akses jalan kampung), nanti setelah mentok pertigaan kita tinggal belok ke kanan sedikit kemudian langsung ambil kearah kiri menuju medan jalan yang menanjak dengan kondisi aspal yang masih baru, tenang saja derajat tanjakannya tidak terlalu curam kok, jaraknya ke lokasi pun juga sudah dekat, hanya tinggal sekitar 150 meter saja, yuk semangat yuk gowes nanjaknya.
Akhirnya sampai juga 🙂
Disekitar lokasi Bukit Watu Gagak ini sekarang sedang dibangun beberapa fasilitas penunjang seperti pembuatan area parkir kendaraan pengunjung, akses tangga masuk menuju ke puncak bukit (sayangnya belum ada jalur ramp disamping undakan tangga untuk mempermudah akses bagi pengunjung yang membawa kursi roda atau stroller), beberapa gubuk, warung, dan gazebo yang sebelumnya sudah ada namun terbengkalai pun saat ini mulai kembali diperbaiki, penambahan beberapa fasilitas seperti panggung dan toilet umum pun juga sudah mulai dikerjakan.
Saat saya baru tiba tampak beberapa kawan pesepeda lokal sudah berada di lokasi ini, beberapa ada yang sudah selesai dan hendak melanjutkan perjalanan dan sebagian lagi baru saja berdatangan, berdasarkan pengalaman saya selama ini polanya hampir selalu sama, beberapa spot wisata yang baru bermunculan dan memiliki potensi untuk viral pasti selalu dan ramai dikunjungi oleh para pesepeda lokal, berkat foto-foto yang kerap diupload ke sosial media mereka masing-masing maka tidak butuh waktu lama setelah itu biasanya tempat tersebut akan mulai ramai dikunjungi oleh para wisatawan umum lainnya selain pesepeda.
Selain berfoto dengan latar pemandangan ternyata sepeda milik saya juga memiliki daya tarik sebagai obyek fotografi bagi para goweser lainnya 😅
Nantinya setelah tempat tersebut resmi dibuka menjadi sebuah destinasi wisata untuk umum maka kedepannya kita hanya tinggal melihat apakah tempat tersebut mampu bertahan ataukah hanya viral untuk sesaat namun kemudian kembali sepi dan meredup, tentunya semua itu tidak terlepas dari banyak faktor termasuk upaya pengelola tempat tersebut untuk berusaha bagaimana membuat spot wisata mereka dapat terus bertahan, misalnya dengan membuat inovasi-inovasi baru seperti rutin menyelenggarakan acara, menjalin hubungan dengan komunitas-komunitas lokal, serta mengoptimalkan penggunaan internet dan sosial media sebagai media promosi.
Bukit Watu Gagak sendiri sebenarnya berada di dua wilayah dusun, yaitu Dusun Singosaren dan Dusun Sindet, serta berada di wilayah pegunungan seribu sebagai bagian dari Gunung Purba Sudimoro ribuan tahun yang lalu di wilayah Imogiri, lahan disini dan sekitarnya juga masih merupakan Sultan Ground. Sebetulnya sejak dulu tempat yang awalnya bernama Gunung Buthak ini kerap digunakan oleh warga sekitar untuk sekedar bersantai dan beristirahat sehabis mencari rumput untuk ternak mereka, pengubahan dan penamaan menjadi Watu Gagak sendiri pun tidaklah serta-merta tercetus melainkan dikarenakan latar historisnya dimana pada jaman dahulu warga sering melihat banyak burung gagak yang beterbangan dan hinggap pada salah satu batu yang ada dilokasi ini.
Saat ini seiring dengan program pemberdayaan potensi sumberdaya alam dan manusia yang dilakukan oleh Pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan warga maka tempat ini pun akhirnya mulai dikembangkan menjadi salah satu tujuan wisata alam perbukitan dimana dari atas puncak Bukit Watu Gagak ini pengunjung bisa menikmati keindahan panorama sekitar, semilir angin yang sejuk, dan view Gunung Merapi di kejauhan yang bisa dilihat jika cuaca sedang cerah, selain itu bagi para pemburu foto dan suasana matahari terbenam maka tempat ini juga sangat pas sekali untuk dikunjungi. Tempat ini juga relatif aman bagi pengunjung yang ingin mencoba mengenalkan wisata alam kepada buah hatinya ataupun hanya sekedar piknik bersama orang-orang terdekat walaupun untuk saat ini kalian harus membawa bekal sendiri karena belum ada warung kuliner di lokasi ini (masih dalam pengerjaan).
Yang pasti tetap ingat untuk selalu menjaga kebersihan dari setiap lokasi wisata yang kalian kunjungi ya, jangan membuang sampah sembarangan. Sampai jumpa lagi di petualangan Gowes Wisata berikutnya 🙂
Ps : terimakasih untuk Ka Avie dan Ka Ranti (duo pink) yang sudah menjadi model dadakan di cerita catatan perjalanan gowes wisata kali ini.
No comments:
Post a Comment