Wednesday, 29 December 2021

GOA BATU JONGGOL

Postingan ini merupakan kelanjutan dari petualangan Gowes Wisata sebelumnya di Goa Kalilingseng (ulasan lengkap mengenai Goa Kalilingseng bisa kalian baca tepat di postingan Bulan November).


Baiklah, jadi setelah selesai mengambil beberapa dokumentasi di Goa Kalilingseng kini saatnya lanjut lagi menuju lokasi target berikutnya yaitu Goa Batu Jonggol yang menurut keterangan warga sekitar berada tak jauh dari lokasi Goa Kalilingseng, nah berhubung sepertinya sayang jika dilewatkan jadi yuk lah kita sambangi sekalian 🙂


Goa Batu Jonggol tepatnya berlokasi di Dusun Gunung Pentul, Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta. Jaraknya kurang lebih 3km dari Goa Kalilingseng. Ada dua rute untuk menuju kesana, yaitu melalui jalan raya (tapi jadi agak muter-muter kalau dari Goa Kalilingseng), atau melalui jalan perkampungan (saya memilih lewat rute ini karena lebih dekat), kondisi rute di jalan perkampungan ini agak rusak dan berbatu sehingga kalian harus berhati-hati supaya tidak terpeleset saat menanjak (tenang tanjakannya tidak terlalu curam kok) 😁



Tepat usai tanjakan ada semacam pos dan dibawahnya terlihat warung kecil yang sepertinya menjual snack dan minuman, berhubung disini warung masih sangat jarang ditemui sedangkan perjalanan pulang nantinya juga masih jauh jadi saya pun membeli minuman untuk mengisi botol minum yang hampir kosong (harganya juga masih tergolong wajar kok),setelah istirahat sejenak saya pun kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai juga di pintu masuk menuju Goa Batu Jonggol


Suasana ditempat ini masih relatif sepi, saat saya berkunjung pun tidak ada pengunjung lainnya, bahkan di pintu masuk juga tidak ada yang menjaga, sepertinya tempat ini memang belum terlalu populer, padahal jika dilihat dari aksesnya sebenarnya cukup mudah karena berada tepat di pinggir jalan raya utama, selain itu fasilitas yang ada di tempat ini juga lebih rapi dan tertata jika dibandingkan dengan Goa Kalilingseng. Selain pos penjagaan juga ada toilet umum, lahan kosong untuk spot camping atau outbond, tangga, dan panggung yang biasa digunakan untuk pasar tradisional di hari-hari tertentu, sayangnya dibagian mulut Goa ini telah dihias dengan ornament buatan sehingga saat pertama kali melihatnya malah serasa hendak masuk ke wahana permainan di Taman Hiburan.





Goa ini sendiri berbentuk seperti lorong lurus dengan panjang sekitar 80 meter dan lebar 1,5 meter, ketinggian rongga dalam Goa sekitar 2 – 3,5 meter. Pada bagian tengah goa di pinggir sebelah kirinya terdapat cerukan seperti sumur dengan kedalaman sekitar 3 meter yang berfungsi sebagai resapan dan penampungan air saat musim penghujan karena dulunya Goa ini juga difungsikan sebagai jalur rel kereta lori untuk mengangkut hasil tambang mangan.






Berdasarkan sejarahnya Goa ini merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Sekitar Tahun 1940 – 1941 di masa kolonial seorang Bos besar bernama Nyan Pieter Nyanvin memimpin pembuatan Goa tersebut, namun saat Jepang berkuasa di Indonesia penambangan mangan tersebut sempat terhenti, dan barulah di Tahun  1955 – 1958 aktivitas penambangan mulai kembali dilakukan. Sekitar Tahun 1960 – 1965 penambangan ini dikelola oleh seorang pemborong besar dari Cina, namun sejak isu komunisme dan peristiwa G30 SPKI maka aktivitas penambangan ini kembali terhenti dan tidak berlanjut lagi sampai sekarang, entahlah apa alasannya, apakah karena bahan tambang yang digali sudah habis ataukah ada faktor lainnya yang menyebabkan aktivitas penambangan ini tidak dilanjutkan lagi hingga saat ini.



Yang pasti keberadaan Tambang-tambang mangan ini telah menjadi saksi bisu sejarah perjuangan bangsa kita melawan penjajahan yang datang untuk menindas dan mengeksploitasi kekayaan sumberdaya alam yang kita miliki, oleh karena itu sebagai generasi penerus sudah sepatutnya kita bergerak untuk menjaga dan mengelola semua sumberdaya alam yang dimiliki oleh Negara ini untuk kemakmuran warganya, jangan sampai kita menjadi generasi yang buta akan sejarah bangsanya sendiri dan sebaliknya malah mengagungkan prestasi atau budaya bangsa lain.


Nah kurang lebih seperti itulah hasil petualangan Gowes Wisata kali ini di penghujung Tahun 2021, sebentar lagi kita akan merayakan Tahun Baru 2022, semoga di Tahun yang akan datang keadaan akan menjadi lebih baik lagi dan Pandemi Covid segera usai sehingga kita semua bisa beraktivitas dengan lebih maksimal, dan juga semoga Indonesia semakin hebat, karena kalian semua juga adalah orang-orang hebat diluar sana jadi yuk kita berkreasi dengan keahlian serta potensi apapun yang kalian kuasai.



sampai jumpa di petualangan Gowes Wisata berikutnya.

No comments:

Post a Comment