Minggu, 19 September 2021
Setelah hampir 2 bulan (Juli-Agustus) absen gowes mencari spot wisata yang unik dikarenakan banyaknya spot wisata yang masih tutup akibat PPKM, kali ini saya akan kembali mengajak kalian semua untuk ber-goweswisata ke Goa Permoni seiring dengan menurunnya angka penderita Covid dan semakin kondusifnya situasi dimasa pandemi ini, jadi tanpa berlama-lama lagi yuk kita lets’go.
Pemandangan dari atas Jembatan Gayam
Si kuning action dulu 😁
Goa Permoni, mengapa dinamakan seperti itu? Jawabnya sangat mudah karena Goa ini berada tepat diatas Bukit Permoni, tepatnya secara administratif berada di Dusun Karangwuni, Padukuhan Blawong 1, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Propinsi DI Yogyakarta. Walaupun secara teritori sebenarnya letak Goa ini masuk kedalam wilayah Dusun Ngrombo atau Dusun Gambiran. Untuk rute lebih jelasnya menuju ke tempat ini kalian bisa mencarinya di googlemaps dengan keyword “Gua Permoni”.
Goa buatan yang terbentuk akibat aktivitas penambangan bukit gamping atau batu kapur ini sudah sejak lama ditinggalkan dan terbengkalai, padahal dulu sempat ada wacana atau program untuk menjadikan lokasi Goa Permoni ini sebagai Desa Wisata alam Wonderful of Permoni oleh warga sekitar, hal ini bisa terlihat dari adanya penataan dan pembangunan beberapa fasilitas infrastruktur pendukung seperti area bermain anak (ayunan dan prosotan), toilet umum, dan sebuah pendopo berukuran cukup luas yang berada di area parkir sebelum menuju ke lokasi Goa. Namun entah mengapa kini pengelolaannya tidak berlanjut sehingga semua fasilitas tersebut saat ini sebagian besar telah rusak dan terbengkalai.
Di wilayah sekitar Goa ini sebenarnya juga terkenal dengan kisah petilasan kuda sembrani milik Sultan Agung (untuk kisah detailnya mungkin bisa kalian cari dari berbagai sumber dan versi yang ada diinternet), yang pasti disekitar lokasi ini, tepatnya sebelum menuju lokasi Bukit Permoni ada sebuah batu besar yang memiliki lubang-lubang yang dipercaya sebagai bekas tapak atau landasan si kuda sembrani sebelum melakukan take off (eh kok jadi kaya pesawat) maksudnya sebelum si kuda melarikan diri dan terbang akibat kecerobohan dari penjaga kuda yang meninggalkan kandang dalam keadaan terbuka, menurut warga sekitar kini lubang-lubang bekas tapak kuda tersebut dijadikan semacam prosesi adat bagi anak kecil yang belum bisa atau baru belajar berjalan untuk kemudian ditetah atau dibimbing diatas batu bekas tapak tersebut supaya kelak anak tersebut menjadi orang yang memiliki kehidupan yang baik.
Selain batu petilasan tapak kuda sembrani, juga ada banyu tetes yaitu sebuah batu yang mengeluarkan air, dahulu air tersebut dipercaya digunakan untuk memberi minum si kuda sembrani, tapi saat saya mencari banyu tetes tersebut saya tidak menemukannya karena mungkin telah tertutup oleh semak-semak, kemudian juga ada watu panah berupa sebuah batu yang terbelah akibat lesatan panah Sultan Agung kala hendak mengejar si kuda sembrani yang lepas. Dibagian atas dari watu sembrani juga terdapat watu payung yang kini keberadaannya telah hilang akibat gempa besar yang melanda Jogja beberapa waktu silam.
Menurut kisahnya dahulu aktivitas penambangan bukit gamping ini dilakukan untuk menyuplai material yang dibutuhkan kala membuat Benteng Keraton Kotagede, karena seperti yang kita ketahui dahulu pusat pemerintahan Kerajaan Mataram berada disekitar kawasan Kotagede sebelum akhirnya dipindahkan ke pusat kota Jogja seperti sekarang. Uniknya proses membawa batuan hasil penambangan tersebut juga tidak dilakukan menggunakan kuda atau kendaraan, melainkan dengan cara diranting oleh orang satu persatu yang berjejer sepanjang jalan sampai ke lokasi tujuan (bayangkan berapa jumlah orang yang dibutuhkan untuk saling mengoper batuan tersebut sampai tiba di lokasi).
Yang menjadikan goa ini unik adalah karena bentuk interior didalam goa sebagai akibat bekas aktivitas penambangan, bentuknya sekilas seperti sarang alien di zaman prasejarah. Selain itu didalam Goa ini juga terdapat kolam yang airnya sangat dingin. Sumber air didalam kolam ini berasal dari mata air kecil yang ditemukan tanpa sengaja ketika penggalian dilakukan terlalu dalam, akibatnya air pun muncul dan terjebak diantara bebatuan hingga menggenang membentuk kolam. Oya sekedar pengingat untuk keselamatan kalian maka saya akan menjelaskan tentang pembagian kolam yang berada di dalam ruang Goa ini, jadi di dalam Goa ini terdapat 3 buah ruang yaitu ruang yang berada di sisi utara dimana kolam yang berada diruang ini dijadikan tempat memelihara ikan (walaupun ada ikannya tetapi ada larangan untuk menangkap ikan-ikan yang ada disini terkait adanya kepercayaan akan adanya ikan keramat atau ikan gaib berukuran besar), kemudian ruang tengah dimana kolamnya dulu sering dijadikan tempat berenang atau bermain air oleh anak-anak sekitar, dan yang terakhir adalah ruang yang berada paling selatan (yang kini ditutup oleh pagar jeruji), dibagian selatan ini jangan coba-coba untuk berenang karena kolam disini adalah yang terdalam, kedalamannya mungkin bisa mencapai lebih dari 5 meter, pada Tahun 2016 sempat terjadi peristiwa yang tragis di kolam ini, dimana ada dua anak yang tewas tenggelam saat sedang bermain air, oleh karena itulah sejak saat itu bagian sisi selatan ini sekarang ditutup.
Bagian dalam ruang sisi Utara.
Bagian dalam ruang sisi tengah
Lain halnya dengan bukit bekas penambangan lainnya seperti wisata Bukit Breksi yang saat ini semakin populer atau Bukit Tompak yang sekarang juga tengah dikembangkan, keberadaan Goa Permoni justru sebaliknya, suasana tempatnya yang terbengkalai dan sepi serta minimnya informasi yang menunjukkan bahwa ini adalah “bisa” menjadi spot wisata juga nyaris tidak terdengar, satu-satunya yang lekat dengan citra Goa ini adalah sebuah tempat yang horror, angker, atau singup kata orang Jawa. Padahal jika memang mau bisa saja tempat ini sekalian dijadikan sebuah spot wisata mistis, terlebih saat ini penggemar wisata mistis atau horor juga semakin banyak seperti yang dilakukan sebuah komunitas penggemar wisata horor yang mengunjungi lokasi bangunan-bangunan terbengkalai atau tempat-tempat yang sekiranya dianggap menyeramkan oleh kebanyakan orang, nyatanya tetap saja ada sebagian orang yang justru menikmati sensasinya, seiring waktu setelah tempat ini kembali ramai maka bisa dilakukan upaya-upaya untuk mengubah citra menyeramkan tersebut secara perlahan menjadi wisata religi kemudian wisata sejarah, dan terakhir barulah menjadi wisata alam dengan mulai kembali menata dan membenahi infrastruktur yang sudah ada.
Yang pasti bagi kalian yang penasaran dengan tempat ini silahkan datang langsung mengunjunginya, aksesnya cukup mudah bagi yang membawa kendaraan roda dua maupun roda empat. Tidak ada retribusi sama sekali sampai saat ini, namun tetap perhatikan untuk menjaga kebersihan sekitar lokasi dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan vandalisme, dan tidak melakukan perbuatan asusila. Jangan lupa membawa senter atau alat penerangan lainnya untuk melihat bagian dalam Goa, serta lotion anti nyamuk (maklum karena banyaknya semak maka nyamuknya juga cukup banyak), dan selalu ingat untuk berhati-hati karena masih minimnya fasilitas keselamatan serta suasana sekitar lokasi yang sejauh ini masih cukup sepi.
Semoga kedepannya Goa Permoni ini bisa semakin berkembang menjadi sebuah spot wisata yang lebih baik lagi dan terkelola. Hmmm… setelah ini kita kemana lagi ya? Tetap ikuti dan sampai jumpa di cerita petualangan goweswisata berikutnya.
Obyek wisata gua yg unik ini layak utk dikembangkan sbg asset cave tourism yg memiliki sejarah ratu jin nyi gedeng permoni di pewayangan dari perspektif filosofinya...saluut pada pemerhati pariwisata yogya...
ReplyDeleteInfo terkini kabarnya lokasi ini mulai dirapikan dan ditata lagi setelah mulai rame banyak yang berkunjung, baik itu komunitas sepeda maupun pengunjung umum 🙂
ReplyDelete