Tuesday, 15 December 2015
1 Year on a Bicycle; Traveling Around Indonesia
“Selamat menempuh hidup baru”, “Selamat ya pernikahannya semoga terus langgeng dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah wa rohmah”, dan berbagai ucapan selamat yang lainnya terus mengalir dari orang-orang yang hadir di pernikahan kami.
Pada bulan November yang lalu, tepatnya tanggal 22 November 2015 kami memang melangsungkan acara pernikahan (itu juga sebabnya mengapa di Bulan November tidak ada post baru di blog ini, dikarenakan kami sedang sibuk mengurusi acara pernikahan ini, halaahhhh alasan saja hehe…)
Bagi beberapa teman dekat maupun orang-orang yang sudah sangat mengenal kami tentu sudah mulai menebak kira-kira setelah kami menikah pasti akan ada rencana gila berikutnya. Bayangkan saja dua orang pendiri goweswisata akhirnya menikah, bersatu dalam sebuah ikatan suci, mereka sama-sama hobby traveling dan bersepeda, lalu kesimpulannya…:)
Bagi kami sendiri ucapan dan kata-kata “selamat menempuh hidup baru” ini merupakan sebuah titik balik untuk benar-benar memulai kehidupan yang baru, kehidupan yang kami inginkan, kehidupan yang berjalan sesuai dengan sistem yang kami terapkan, bukan sebuah kehidupan yang merupakan tuntutan dari orang-orang lain mengenai bagaimana kami seharusnya menjalani hidup menurut versi mereka.
Hingga akhirnya ide untuk bertualang dengan menggunakan sepeda selama satu tahun mengelilingi Indonesia ini pun mulai mencapai tahapan realisasi, Ya, petualangan goweswisata 1 year on a bicycle traveling around Indonesia ini pun akhirnya menjadi pembuka pintu kehidupan kami yang baru sekaligus juga menjadi satu langkah besar bagi blog goweswisata ini untuk semakin berkembang kedepannya.
Saya yakin banyak diantara para pembaca yang bertanya-tanya apa yang membuat kami yakin untuk memilih jalan hidup seperti ini (atau mungkin malah mempertanyakan kewarasan kami berdua hehe…), baiklah untuk mempermudahnya maka saya akan mencoba menjelaskannya melalui model tanya-jawab (Q dan A) berikut ini:
Q : “Sebelumnya Selamat ya untuk pernikahan kalian, oya saya ingin bertanya apakah ide petualangan bersepeda selama setahun ini merupakan ide dadakan atau memang sudah menjadi rencana kalian sejak lama? Kira-kira sejak kapan kalian merencanakan ide ini?”
A : “Terimakasih atas ucapannya, baiklah disini saya akan menjelaskan mengenai ide 1 year on a bicycle traveling around Indonesia ini bukanlah sebuah ide dadakan yang seketika timbul begitu saja, untuk kapan pastinya ide ini tercetus saya kurang ingat tetapi pastinya ide ini awalnya timbul dan semakin mengkristal semenjak kami mulai beralih aliran dari sepeda XC ke sepeda touring, terlebih sejak kami mulai mencoba kegiatan bikecamping. Sejak itulah kegiatan bersepeda kami yang pada awalnya hanya 1 day trip lambat laun mulai menjadi multi day trip, hingga pada akhirnya kami mulai berpikir dan merasa bahwa dengan bersepeda multi day trip ini kami jadi mempunyai kebebasan untuk bereksplorasi di suatu lokasi dengan tidak terburu-buru waktu karena dikejar dengan kewajiban harus pulang sebelum kemalaman layaknya jika kita melakukan agenda gowes 1 hari, rasa kebebasan ini jugalah yang membuat proses membuat tulisan di blog ini menjadi lebih mengalir (bahkan kini kami juga sudah mulai membuat video pendek dari setiap perjalanan) sekaligus juga membuat proses recovery tubuh menjadi lebih maksimal setelah sebelumnya menempuh perjalanan berat menuju lokasi.”
Q : “Bagaimana kalian merencanakan alokasi budget untuk perjalanan ini?”
A : “Faktor budget memang menjadi pertanyaan lumrah yang ditanyakan setiap orang yang mengetahui tujuan perjalanan ini, banyak orang berpikir bahwa untuk mulai touring atau traveling maka harus dipastikan dulu bahwa sebelumnya kita harus mempunyai fix budget sendiri, anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah tetapi bagi kami jika beranggapan seperti itu maka kegiatan touring atau traveling hanya dapat dilakukan oleh mereka-mereka yang sudah berkecukupan secara materi saja, lalu bagaimana dengan orang-orang yang ingin traveling tetapi dananya pas-pasan? Ada beberapa orang yang kemudian mencoba berhitung detail anggarannya dan mengatakan “wow budget yang kalian butuhkan pasti besar sekali mengingat kalian melakukan perjalanan ini berdua, budgetnya pun otomatis menjadi dua kali lipat”, baiklah jika memang ingin berhitung coba bandingkan semua perkiraan pengeluaran traveling tersebut dengan pengeluaran orang-orang yang tidak melakukannya, dengan pengeluaran mereka yang hanya diam dirumah saja, pasti tidak berbeda jauh, untuk pengeluaran makan maka kita (traveler dan non traveler) sama-sama perlu makan bukan? Untuk beberapa lokasi dengan biaya hidup yang cukup tinggi maka kami pun sudah mempersiapkannya dengan membawa kompor dan cooking set sendiri sehingga nantinya kami hanya berbelanja bahan dasar di pasar traditional saja untuk kemudian dimasak sendiri (sama kan dengan yang non traveler), untuk kebutuhan hunian maka kami pun membawa tenda, dan dari pengalaman kami sebelumnya terkadang ada saja pertolongan dari Tuhan melalui “perpanjangan tangannya” yaitu pemilik rumah yang dengan ramahnya mempersilakan kami menetap atau beristirahat sementara, selain itu masih banyak tempat-tempat lainnya dimana kalian juga bisa beristirahat secara gratis seperti SPBU dan PMI. Untuk biaya penyeberangan atau transport pun karena kami menggunakan sepeda maka secara otomatis kami tidak menggunakan alokasi anggaran bahan bakar layaknya jika menggunakan kendaraan bermotor, anggaran BBM yang tidak kami perlukan tersebut bisa kami alihkan untuk biaya penyeberangan, pengalihan besaran anggaran pun bisa kami dapat dari anggaran bulanan rumah seperti iuran listrik, PDAM, dan telepon (karena saat melakukan kegiatan traveling kita tidak menggunakan semua anggaran tersebut bukan? Terlebih karena kami sebelumnya hanya mengontrak rumah). Jadi sebenarnya besaran anggaran kami pun sama saja dengan besaran anggaran aktivitas dan rutinitas non traveler, bedanya hanyalah setiap hari kami melihat pemandangan baru, itu saja hehe…
Petualangan-petualangan seru yang menanti untuk dijalani
Q : Iya juga ya, jadi dengan kata lain sebenarnya kegiatan seperti ini juga bisa dilakukan oleh semua orangkah?
A : Yup, benar sekali, itulah yang sebenarnya mau kita coba beritahukan ke publik bahwa jika hanya berpikiran untuk menunggu sampai budget cukup lalu mau sampai kapan kalian melakukannya? Karena setelah batasan “cukup” tersebut terpenuhi selalu ada batasan “cukup” yang kedua, ketiga, dan seterusnya, ingat bahwa seiring waktu budget kalian mungkin semakin bertambah lebih dari cukup tetapi stamina dan kemampuan fisik kalian pun juga semakin berkurang dan melemah, jadi kalau ditanya kapan waktu yang paling tepat untuk melakukannya ya saat ini juga, saat kalian masih punya banyak energi dan semangat.
Banyak orang yang beralasan tidak bisa bepergian karena faktor dana dan waktu (karena kesibukan pekerjaannya), tetapi bahkan hingga setelah semua faktor tersebut terpenuhi pun (dana cukup dan waktu senggang) tetap saja mereka tidak melakukannya dan sibuk mencari alasan-alasan lainnya, saya pikir itu hanyalah karena rasa takut mereka untuk keluar dari zona kenyamanan, takut keluar dari lingkungan yang sudah dikenalnya ke lingkungan baru yang masih asing, wajar saja tetapi jika sudah berlebihan maka hal tersebut justru akan membuat kita tidak berkembang.
Q : ngomong-ngomong soal rasa takut, ada tidak ketakutan dari kalian sebelum memulai perjalanan ini?
A : tentu, jujur saja kami pun sampai sekarang merasa takut, karena kami tidak mengetahui bagaimana kondisi rute, situasi dan medan yang akan kami jumpai kedepannya, tetapi kami tidak membiarkan rasa takut tersebut menghalangi kami untuk mencoba melakukannya akan tetapi rasa takut tersebut justru kami ubah menjadi semacam peringatan waspada untuk lebih mempersiapkan dan mengantisipasi segala kemungkinan terburuk, rasa takut tersebut justru dibutuhkan untuk membuat perencanaan kami menjadi semakin detail
Q : Faktor apa yang membuat keinginan kalian semakin kuat untuk memulai perjalanan ini?
A : Yang paling utama adalah faktor dari dalam diri kami sendiri yaitu kebebasan, jika kita membaca sejarah peradaban manusia dari dulu hingga saat ini, maka sejak jaman dahulu pun banyak orang yang rela membayar mahal untuk kebebasannya, bahkan rela mengorbankan dirinya dan seluruh hartanya hanya supaya jiwanya mendapat kebebasannya, saat ini pun sebenarnya sama saja, banyak orang yang dilahirkan, bersekolah, bekerja, membayar semua tagihan, dan meninggal, walaupun secara materi mereka berkecukupan lantas apakah hal tersebut membuat jiwa mereka bebas? Sepertinya tidak juga, karena saat ia merasa bebas maka ia tidak akan bekerja dalam tekanan stress, tidak akan mengambil hak orang lain (menandakan bahwa pikirannya terpenjara dengan tuntutan orang lain tentang bagaimana seharusnya ia tampil di kehidupannya), justru saat ia mendapat kebebasannya maka ia akan bekerja dengan penuh semangat, senyum akan selalu menghiasi raut wajahnya, bicaranya akan penuh dengan keyakinan, sorot matanya pun akan berbinar karena ada passion didalamnya, karena ia tahu bahwa tolak ukur kebahagiaannya adalah kebebasan dirinya untuk memilih. Mendengarkan kata-kata orang lain berupa nasehat, himbauan, peringatan, informasi, dan lainnya memang penting tetapi kita juga harus bisa menyaring yang positifnya dan tidak membiarkan yang negatifnya memenjarakan pikiran kita, setidaknya kita juga harus jujur dalam menyuarakan apa yang kita pilih dan ingin kita jalani
Q : lalu mengapa kalian memilih melakukan perjalanan ini dengan bersepeda? Mengapa tidak menggunakan moda transportasi lainnya seperti mobil atau motor?
A : kami memilih menggunakan sepeda karena setelah sekian lama kami menekuni aktivitas ini, bersepeda telah mengajar banyak hal kepada kami tentang kehidupan. Dengan bersepeda kami dapat melihat lebih detail apa saja yang ada di sepanjang perjalanan kami nantinya, dengan bersepeda kami juga dapat berinteraksi dengan orang-orang dan masyarakat yang kami jumpai, merasakan hembusan angin yang sama dengan mereka, mencium aroma pepohonan dan tanah, serta panasnya terik mentari sama dengan yang mereka rasakan, yang mana semua itu tidak kami dapatkan jika kami menggunakan mobil atau bus karena dibatasi oleh kaca jendela, dan detail perjalanan yang luput dikarenakan kecepatan kendaraan bermotor. Dengan bersepeda kami jadi lebih mengingat mana kontur jalan yang tanjakannya membuat kami kelelahan atau mana yang derajat turunan curamnya membuat kami takut, bersepeda juga mengembalikan kepercayaan diri kami terhadap kemampuan kodrati manusia, bagaimana kami mempercayai kemampuan kaki kami untuk terus mengayuh dan melangkah, kemampuan tangan kami untuk menggenggam, kemampuan pola pikir kami untuk berpikir cepat dan menentukan pilihan arah yang harus kami ambil, kemampuan untuk beradaptasi terhadap faktor kondisi jalan, cuaca, hingga manusia dan budayanya. Hal-hal seperti itulah yang membuat kami memilih menggunakan sepeda untuk perjalanan ini (tentunya juga karena lebih mudah membawa semua perlengkapan kami dengan sepeda jika dibandingkan dengan berjalan kaki)
Q : Apakah kalian menggunakan sepeda yang didesain secara khusus untuk perjalanan ini?
A : entahlah, kami pun tidak tahu secara pasti apakah sepeda-sepeda kami adalah sepeda yang diperuntukkan untuk touring, karena selama kami merasa nyaman menggunakannya maka hal tersebut sudah cukup. Kami hanya melakukan beberapa penyesuaian yang sekiranya cocok untuk melakukan perjalanan ini seperti menambah rak depan-belakang, selebihnya hanya penyesuaian biasa dan perawatan saja. Sepeda milik saya hanya seharga sekitar 130 ribu rupiah yang saya beli melalui sebuah situs jual beli sepeda bekas, sedangkan sepeda istri saya juga saya dapatkan melalui iklan disitus tersebut seharga 350 ribu rupiah, biaya tambahan hanya kami keluarkan untuk mengganti beberapa parts yang sudah rusak dan melakukan repaint cat
Q : Apakah perjalanan ini juga disponsori oleh pihak-pihak lain?
A : Alhamdulillah sejak kami mempublish rencana perjalanan ini ada beberapa pihak yang tertarik mensupport perjalanan dan petualangan ini, sebagian dari mereka memang sudah mensupport sejak awal blog ini dibuat, dan sebagian lagi karena mereka sudah membaca konsep awal blog goweswisata, karakter dan visinya, dan setelah melalui proses wawancara maka mereka pun setuju untuk mensupport perjalanan ini dengan menyediakan beberapa perlengkapan yang kami butuhkan dan berbagai sistem kerjasama lainnya, di kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada mereka ( #sulepbiciclepanniers #GidasApparel #PindonOutdoor ) atas support dan kerjasamanya
Q : Bagaimana konsep cerita perjalanan ini nantinya?
A : Perjalanan ini nantinya tidak hanya bercerita soal bersepeda saja, karena bagi kami berdua, sepeda hanyalah salah satu bentuk transportasi yang kami pilih. Ada beberapa cerita mengenai sepeda namun itu tidak menjadi fokus satu-satunya, jika keadaan lokasi memang tidak memungkinkan untuk membawa sepeda kesana maka sepeda akan kami parkir dan titipkan untuk kemudian kami akan lanjut berjalan kaki mengeksplor lokasi tersebut (karena ditakutkan juga akan merusak keindahan alam tersebut jika memaksakan membawa sepeda hingga ke lokasi), yang akan menjadi fokus paling utama dari perjalanan ini adalah konsep bersyukur, motivasi yang mungkin kami dapatkan dari orang-orang biasa tetapi ternyata mempunyai kisah hidup inspiratif yang luar biasa, keunikan tempat-tempat yang dianggap biasa oleh masyarakat sekitar tetapi terasa luar biasa dimata pendatang, keragaman budaya, pengalaman yang semoga semakin mengasah sisi spiritual kami terhadap Sang Pencipta, menyebarkan kebaikan dan motivasi untuk berani menggapai impian besar bagi siapapun yang kelak kami temui terlepas dari kondisi ekonomi dan sosialnya, intinya ini adalah cerita tentang kehidupan semacam“The book of life”, yang semoga juga bisa menginspirasi kalian semua untuk berani memilih dan menjalani kehidupan, mewujudkan impian tersebut menjadi nyata, karena di dunia ini tidak ada yang tak mungkin. Mereka di luar sana yang mengatakan hal tersebut tidak mungkin dilakukan hanyalah menunjukkan keterbatasan dan ketakutan mereka sendiri, bukan keterbatasan kalian, maka dari itu yakinlah dan beranilah keluar untuk menghidupkan impian kalian
Q : Baiklah saya kini telah paham tentang konsep perjalanan 1 year on a bicycle traveling around Indonesia ini, terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk menjawab rasa penasaran kami ya, sukses terus goweswisata semoga tetap konsisten menyebarkan kebaikan dan motivasi ke seluruh penjuru Negeri Tercinta Indonesia Raya ini ya
A : Sama-sama, terimakasih juga telah membantu menjabarkan konsep perjalanan ini melalui tanya jawab yang rinci, semoga jawaban-jawaban dari kami cukup jelas dan bermanfaat
Sampai jumpa di petualangan berikutnya, jangan sungkan menyapa kami ya jika kalian melihat kami berdua di perjalanan :)
Labels:
Intermezzo
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Wah wah mantab bener. Salut gua
ReplyDelete15 Tempat Wisata di Malang
@travel wisata : karena dalam hidup selalu ada pilihan (between B or birth and D or death, there's always C or choice), cerita petualangan 1 year on a bicycle juga bisa diikuti di fanpage facebook gowes wisata
ReplyDelete@Merlina Frandez: semoga isinya bermanfaat dan bisa menginspirasi
ReplyDelete