(15/08/2015) Saatnya bertualang lagi hehe…, setelah hampir satu bulan sibuk merenovasi Basecamp Goweswisata maka saatnya mengembalikan stamina ke awal. Petualangan goweswisata kali ini pun sengaja saya pilih yang jaraknya dekat saja dulu, hitung-hitung sebagai pemanasan untuk petualangan berikutnya :)
Jembatan Bawuran, hmmm…apa yang menarik dari sebuah jembatan? Bukankah jembatan yang lain juga banyak tersebar dimana-mana? Lalu mengapa destinasi yang dipilih kali ini adalah Jembatan Bawuran?
Baiklah saya akan mencoba menjawab semua pertanyaan tersebut satu persatu. Dimulai dari apa yang membuat Jembatan ini terlihat unik dan menarik di mata saya adalah karena struktur jembatan ini berupa jembatan gantung, yang notabene jumlah jembatan gantung sendiri masih belum terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah jembatan-jembatan masif atau konvensional, selain itu juga karena jaraknya yang relatif dekat (hanya 12km) dari Basecamp Goweswisata
Jembatan Bawuran atau masyarakat sekitar sering menyebutnya dengan sebutan Jembatan Perak Bawuran dikarenakan jembatan yang melintas diatas aliran Sungai Opak tersebut berwarna perak. Menghubungkan Dusun Gunung Kelir dengan Desa Bawuran, lokasi tepatnya berada di Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul DIY dengan koordinat 7°52'19.1"S 110°24'46.2"E
Peta atau panduan rute menuju lokasi Jembatan Bawuran
Patokan nomor 1, nantinya kalian akan melewati jembatan ini terlebih dahulu
Setibanya di perempatan (patokan nomor dua) ini ikuti saja tanda panah
Setelah menemui lapangan disisi kanan, tidak jauh dari situ ada jalan kecil (pertigaan) kekiri, maka sampailah kita di Jembatan Gantung Bawuran
Beberapa pelajar Sekolah Dasar yang tampaknya penasaran dengan sepeda-sepeda kami :)
Pemandangan di bawah jembatan yang melintasi Sungai Opak
Pembangunan Jembatan ini sendiri dilakukan pada akhir tahun 2014 dan diresmikan pada tanggal 15 Januari 2015 oleh Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri sebagai bagian dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui kementerian ketenagakerjaan RI melalui program padat karya berbasis sumber daya lokal
Setelah Jembatan Perak ini selesai dan difungsikan, banyak masyarakat sekitar yang merasa terbantu karena mempermudah aktivitas dan perekonomian mereka ketika hendak menuju ke Pasar, para pelajar juga merasa senang karena mempersingkat jarak dari rumah mereka menuju sekolah, dengan kata lain berkat pembangunan jembatan gantung perak ini proses sosial, ekonomi, dan lainnya menjadi ikut terbantu karena kini mereka tidak harus berjalan memutar lebih jauh lagi
Jika dibandingkan dengan Jembatan Gantung Selopamioro yang sudah lebih dulu terkenal maka Jembatan Bawuran ini mempunyai panjang yang lebih pendek (mungkin hanya sepertiganya saja), perbedaan lainnya adalah jika Jembatan Gantung Selopamioro berwarna kuning, maka Jembatan Bawuran ini berwarna perak. Setidaknya selain fungsi utamanya sebagai akses penghubung antar desa, tidak jarang pada hari-hari libur lokasi jembatan ini juga dijadikan sebagai objek berfoto oleh beberapa pengunjung, hal ini juga didukung oleh pemandangan yang ada di sekitarnya yang masih alami dan aliran Sungai Opak yang relatif masih terjaga kebersihannya
Kamu sudah pernah berkunjung ke Jembatan ini? Tetap jaga kebersihan di sekitar lokasinya ya :), selamat bertualang dan kami dari Gowes Wisata mengucapkan selamat Dirgahayu ke-70 Negeriku Tercinta Indonesia Raya, jayalah selalu :)
pertama kali ke sana trus nengok ke bawah jembatan banyak banget sampahnya. Kayaknya klo kali Opak banjir sampahnya bakal lebih banyak lg :(
ReplyDelete@wijna : begitulah mayoritas karakter masy kita, klo udah dibikinin fasilitas pasti ga dijaga/dirawat, ntar klo dah rusak/jorok br ngeluh bilangnya ga ada perhatian pemerintah
ReplyDeleteTp pas kmrn ksana sih sampahnya ga tlalu bnyak, cm dipinggir2nya doang, smoga ja cepet sadar untuk jaga kebersihan :)