Sunday, 28 September 2014

Kali Kuning (Part. II)

Kali Kuning bagaimana kabarnya ya kini? setelah sekian lama sejak terakhir kali saya berkunjung ketempat ini beberapa bulan yang lalu bersama rekan-rekan goweswisata yang lainnya. Kali ini saya mencoba mengunjungi tempat ini lagi sendiri saja, sekaligus dalam rangka latihan gowes nanjak dengan membawa beban hehe...

Peta menuju lokasi ini


Buat yang ingin tahu elevasinya :)


Perbandingan antara kecepatan gowes saya dengan elevasinya :P


Mengawali start secara kesiangan (sekitar jam 09.15 WIB) dari basecamp Goweswisata. Kali ini saya menggunakan sepeda touring dengan basic geometri dari frame sepeda MTB jadul yang sudah saya ganti beberapa partsnya supaya nyaman dan sesuai dengan kebutuhan serta postur tubuh saya, tidak lupa pada malam sebelumnya saya juga telah menyiapkan panniers saya dengan bawaan standart yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan perjalanan jauh bersepeda, yah hitung-hitung sekalian latihan gowes membawa beban menempuh medan menanjak dan juga kesempatan untuk melakukan test ride beberapa product dari sponsor untuk kemudian saya review :)

Kali ini saya memilih rute yang full aspal, melalui Jalan Kaliurang terus kearah utara, hingga tiba di pertigaan sebelum terminal Pakem, saya mengambil arah kanan menuju Cangkringan-Kaliadem. Ternyata gowes nanjak di siang hari yang cerah sambil membawa beban seberat kira-kira 20kg (Pannier depan seberat 6kg, Pannier belakang 10kg, serta trunk bang 4kg) itu sangat wuaaaahhh sekali hehe, kecepatan gowes nanjak ke arah Pakem yang biasanya bisa saya tempuh dalam waktu sekitar 1 jam saja jika tanpa membawa beban akhirnya molor menjadi sekitar 1,5jam, intinya kali ini gowes santai saja hehe...:) di perjalanan pun saya sempat bertemu beberapa goweser yang sepertinya baru pulang dari arah Pakem serta mendapat tatapan penuh rasa heran dari beberapa pengendara dan orang-orang yang melihat bawaan pada sepeda saya (mungkin disangkanya orang ga ada kerjaan kali ya, gowes siang hari, nanjak, dan membawa bawaan seperti orang pindah rumah)


Dari pertigaan tersebut ikuti jalan utama serta rambu penanda kearah kaliadem saja, rambunya cukup jelas sehingga tidak akan tersesat. Mendekati pos penjagaan tiket menuju area Kali Kuning tanjakannya terasa sangat panjang dan semakin aduhai saja, sehingga setiap 100m saya terpaksa beristirahat dulu, ambil nafas serta minum (untunglah saya membawa bekal roti dan pisang), menyiapkan tenaga dan semangat untuk menanjak lagi. Disini akhirnya barulah terasa fungsinya menggunakan shifting yang ringan, walau kecepatan menjadi lambat dengan kayuhan gear ringan tidak apa-apa asalkan sepeda bisa terus konstan kecepatannya

Setelah melewati pos penjagaan tiket (karena saya bersepeda jadi masuknya gratis hehe) masih harus nanjak lagi sekitar 300m hingga kemudian ada petunjuk dusun Plunyon di sisi kiri, masuk dan ikuti jalan utama saja hingga tiba di pertigaan, ambil yang lurus menanjak saja maka sampailah di lahan parkir area perkemahan Kali Kuning



Masuk menuju areal perkemahan dan outbond activity Kali Kuning


Karena saya melakukan gowes kali ini pada hari Rabu, maka tempat ini sangat sepi sekali, tidak ada pengunjung lain selain saya, sehingga saya bisa bebas menjelajah dan mengambil dokumentasi foto tanpa ada gangguan sama sekali, benar-benar serasa menemukan tempat baru yang masih belum terjamah



Tanggul-tanggul yang dibuat untuk menahan aliran lahar dingin dari Gunung Merapi


Kondisi jembatan yang sepertinya butuh perbaikan demi keamanan




Hmm...udara yang segar, pemandangan yang serba hijau, serta aliran air yang dingin dan jernih. Kali Kuning masih sama seperti waktu pertama kali saya berkunjung ke tempat ini, bedanya hanya waktu dulu suasana terasa ramai oleh pengunjung karena saya mengunjunginya pada musim liburan sekolah dan di hari Minggu, kali ini Kali Kuning serasa milik saya pribadi :)sangat sunyi dan damai





Terkadang dalam kesunyian seperti inilah kita bisa memaknai arti hidup dan kehidupan yang kita jalani







Sayangnya terdapat corat-coret vandalisme pada beberapa batuan yang dilakukan oleh beberapa pengunjung yang merasa bahwa mungkin eksistensi dengan cara yang bodoh seperti itu terlihat keren bagi mereka (bagi yang ingin berkunjung kesini dan merasa bahwa dirinya petualang atau pecinta alam, maka usahakan agar kalian mengunjungi dan meninggalkan tempat ini dengan tidak meninggalkan apapun selain jejak dan foto dokumentasi ya), lebih baik bawalah kantong plastik sendiri untuk menampung sisa sampah yang mungkin kalian tinggalkan dan buanglah sampah-sampah tersebut di tempat yang memang sudah seharusnya, atau bawalah pulang sampah kalian sendiri sehingga keasrian dan keindahan tempat ini tetap terjaga, karena alasan kalian mengunjungi tempat ini pun juga karena ingin menikmati keindahannya kan?





Inilah alasan yang membuat saya terus mengayuh pedal menjelajahi berbagai tempat indah di muka bumi ini



Setelah puas beristirahat dan bermain air, maka tibalah waktunya untuk beranjak pulang. Paling tidak diperjalanan kali ini telah membuktikan bahwa apapun sepeda yang digunakan sebenarnya bisa membawa kita mencapai setiap tujuan yang kita inginkan. Terkadang banyak orang yang terlalu banyak alasan bahwa sepedanya kurang ini-itu dan lain-lain yang pada akhirnya membuat mereka menjadi ragu untuk melakukan perjalanan bersepeda. Sepeda saya hanyalah sepeda besi biasa dengan bawaan seberat kurang lebih 20kg namun dengannya saya telah melakukan perjalanan mengunjungi berbagai tempat menarik yang kemudian saya rangkum dan disajikan pada blog goweswisata ini :) jadi tunggu apa lagi mulailah bersepeda dan ciptakan sendiri petualanganmu

No comments:

Post a Comment