Wednesday, 13 November 2013

Lonely Traveler to Kenteng, Kulon Progo, Yogyakarta

Seperti biasa untuk mengusir rasa jenuh maka kegiatan paling simple yang biasa saya lakukan adalah melakukan perjalanan gowes wisata sembari menangkap dan menikmati momen perjalanan untuk dishare di blog ini hehe... Dan tujuan kali ini sebenarnya pernah saya share tapi waktu itu gowes dilakukan dengan menggunakan sepeda MTB, nah kali ini saya akan mencoba mengulang perjalanan dengan menggunakan seli tempur :)

Start jam 7 pagi dengan perasaan bingung apakah cuaca mendukung, maklum bulan-bulan ini Jogja rutin diguyur hujan setiap harinya, tapi ya sudahlah daripada kebanyakan mikir dan hanya menunggu, maka saya pun langsung menyiapkan seli tempur pacific 2980. tidak lupa membawa raincoat dan coverbag untuk berjaga-jaga seandainya hujan turun ditengah perjalanan

Gowes pagi hari memang menyenangkan, apalagi malam hari sebelumnya turun hujan yang cukup deras sehingga udara pagi harinya terasa dingin dan sejuk. Kemacetan pun seperti biasa sudah menjadi hal rutin di jalanan utama Kota Jogja, ya modernisasi sepertinya mulai berimbas terhadap peningkatan volume kendaraan bermotor di Kota ini, dari mulai para pegawai kantoran sampai anak sekolah pun semua menggunakan kendaraan bermotor.

Untunglah dengan bentuk yang ringkas dan mungil, maka seli tempur bisa masuk kejalan-jalan perumahan dan gang tanpa mengganggu warga sekitar, sehingga saya pun terbebas dari kemacetan, selain itu saya juga bisa melihat aktivitas para warga jogja dan menyapa siapapun yang ditemui dengan senyuman :)

lepas dari tugu Jogja terus kearah barat melewati ringroad maka suasana pedesaan pun mulai saya temui, aktivitas para pedagang di pasar serta petani yang mulai bekerja di sawahnya membuat mood gowes kali ini semakin bertambah (tentunya juga karena udara yang semakin sejuk dan minim polusi)

Perjalanan yang hanya lurus dan landai (sesekali terdapat tanjakan dan turunan kecil) akhirnya membawa saya dan seli tempur hingga ke Jembatan Kulon Progo yang ditandai dengan turunan yang sangat mantaaabbbbs :D dan seperti biasa pemotretan narsis pun tidak lupa dilakukan disini hehe :D


suasana jalan yang lengang mebuat pemotretan berjalan santai tanpa gangguan

aktivitas para penambang pasir vulkanik merapi di pinggiran sungai progo

setelah sesi fot-foto maka harus bersiap menyambut tanjakan didepan, ayo cemungudh kaka :D

Untunglah si seli tempur sudah dilengkapi dengan tas pannier, karena sejak awal memang si seli dipersiapkan untuk jadi kendaraan gowes kuliner sekalian hehe :D
mampir dulu ke pasar kenteng untuk jajan cemilan pasar, dipasar pun si seli jadi idola ibu-ibu yang penasaran dengan sepeda lipat,hmmm enaknya jajan apa saja yah? banyak pilihan malah bikin bingung :)

selesai jajan maka saatnya meneruskan perjalanan,dan setelah sampai di jalan masuk area persawahan warga, maka saatnya isi perut dulu sembari menghirup udara bersih sepuas-puasnya (jangan lupa membawa kantong plastik cadangan untuk membuang sampah, sehingga jangan buang sampah sembarangan)

suasana yang sejuk, tenang, udara bersih, perut kenyang, malah membuat saya jadi betah (dan ngantuk) hehe,akhirnya lanjut lagi sesi foto-fotonya


sejauh mata memandang hanya hamparan sawah dikelilingi perbukitan




beranjak siang sudah waktunya untuk pulang, karena biasanya hujan turun sore hari, ayo bersiap :)

rute pulang sama dengan rute berangkat sebelumnya, hanya lebih santai karena sekalian melihat apa saja yang ada disepanjang perjalanan

berhenti sebentar ditengah lapangan untuk istirahat dan minum :)

Tepat pukul 13.30 akhirnya sampai juga dirumah, beristirahat sebentar dan melihat total jarak perjalanan kali ini

akhirnya cukup sudah petualangan hari ini bersama si seli tempur, bersiap untuk petualangan berikutnya

ternyata memang membuktikan bahwa dengan sepeda apapun, baik yang mahal maupun murah sebenarnya bisa dijadikan alat tranportasi sehari-hari, sehingga mampu mengurangi kemacetan dan turut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang sehat, selain itu juga membuat si Cyclist menjadi lebih aware dengan lingkungan sekitarnya, karena ia menjadi mampu melihat apapun yang ada dan terjadi selama perjalananya yang terkadang luput dari perhatian ketika menggunakan kendaraan bermotor yang berkejaran dengan waktu

mengutip dari kata-kata seorang rekan gowes bahwa mungkin seorang yang menggunakan sepeda untuk menempuh perjalanan jauh walaupun dihadapkan pada banyaknya pilihan kenyamanan yang ditawarkan oleh kendaraan bermotor sering dianggap gila dan nekat tetapi memang itulah yang menjadikan seorang pria susah dimengerti oleh wanita dan beberapa orang yang berpikiran "dalam kotak formalitas baku", karena dalam hidup yang relatif singkat ini "a man can created history and HIStory" yang akan diceritakan kepada keturunannya dan generasi yang akan datang, sehingga mereka mengerti bahwa hidup sebenarnya mempunyai banyak pilihan :)

No comments:

Post a Comment