Friday, 13 January 2023

BELAJAR TENTANG KOPI DAN TEH DI TANGAN TANGEN CRAFT HOUSE ROASTERY

Kamis, 12 Januari 2023.

Hai…hai…hai Sobat Gowes Wisata, pada postingan kali ini kita akan sedikit ber-wisata kuliner hehe 🙂, bagi kalian pecinta dan penikmat minuman kopi, teh, dan wedang ayo merapat.


Jadi ceritanya di Bulan Januari 2023 ini Basecamp Gowes Wisata kedatangan teman dari Inggris yang sedang bersepeda seorang diri keliling dunia, nah berhubung rutenya selama melintasi Indonesia adalah melewati Pulau Bali dan Jawa, ia pun menghubungi saya sewaktu dalam perjalanan menuju ke Jogja. Dan setelah sekitar 3 hari menginap dikediaman saya, di hari ke-4 ini kami pun bersepeda bersama menyusuri Candi-Candi yang ada disepanjang rute Jalan Raya Jogja-Solo, mulai dari Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Prambanan, serta Candi Plaosan sebelum keesokan harinya ia akan kembali melanjutkan perjalanannya menuju Jakarta.


Nah sewaktu diperjalanan susur Candi inilah ia mengatakan ingin membeli oleh-oleh berupa biji kopi untuk dikirim kekeluarganya yang ada di Inggris, seperti kita tahu jika kebanyakan orang Eropa senang sekali dengan kopi dan teh, untunglah kali ini saya ditemani oleh seorang teman pesepeda lokal yang juga seorang penikmat kopi, ia pun menawarkan kepada kami berdua untuk menuju ke tempat temannya yang berada tak jauh dari wilayah Prambanan-Kalasan dan kebetulan juga memiliki usaha di bidang per-kopian, tak perlu berpikir lama kami pun mengiyakan saja tawaran tersebut, yang penting target membeli biji kopi bisa terpenuhi.


Dan akhirnya sampailah kami di tempat ini “Tangan Tangen Craft House Roastery” yang berada di Dusun Kowang Rt 05 Rw 03 Taman Martani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Propinsi DI Yogyakarta. Oya untuk lebih mudahnya kalian juga bisa melihat rute menuju ke tempat ini via googlemaps dengan keyword “Tangan Tangen Roastery”.



Lokasi tempat ini berada tak jauh dari Jalur Rel Kereta Api dengan pemandangan sekitar berupa hamparan area persawahan milik warga sekitar, tempatnya cukup syahdu untuk beristirahat melepas lelah sembari menikmati dan merasakan wangi aroma kopi dan diterpa sejuknya semilir angin sepoi-sepoi.


Bagi saya pribadi yang seorang tea lover alias penikmat teh, mencoba berbagai rasa minuman kopi, teh, dan wedang disini merupakan sebuah pengalaman baru yang menyenangkan dan seru karena selain bisa mencicipi aneka rasa biji kopi yang ada disini, kami juga bisa melihat bagaimana proses meraciknya, cara penyajiannya, hingga dijelaskan juga tentang karakter dari masing-masing jenis kopi yang ada. Mas Ambar Bawono selaku sang pemilik tempat ini dan Gus Tangen sebagai sang peracik sekaligus Mentor dari sekolah kopi ( Coffe Academy) yang ada disini serta semua pekerjanya juga sangat ramah dan friendly.


Minuman yang pertama saya coba adalah Teh Oolong with Cascara, rasanya sekilas seperti lemon tea namun rasa kecut dan aromanya tidak sekuat lemon tea, masih tetap dominan oleh rasa tehnya, cukup ringan dan enak bahkan bagi kalian yang tidak begitu suka dengan lemon tea atau teh yang memiliki rasa kecut, Teh ini menurut saya lebih enak diminum dalam keadaan hangat dan ditambahkan sedikit gula sesuai selera masing-masing.


Minuman berikutnya setelah Teh Oolong adalah Wedang Telang dengan Butterfly Pea, warna minuman ini sedikit kehijauan namun berbeda dengan green tea, rasanya mirip dengan Teh Herbal, menurut Gus Tangen sang peracik, Wedang Telang ini juga bisa berubah warnanya jika ditambahkan beberapa campuran (saya lupa jika ditambahkan bahan apa) nanti warnanya bisa berubah jadi pink.




Kemudian masih dalam kategori minuman Wedang, kali ini adalah yang menjadi favorit saya yaitu Wedang Uwuh, warnanya cenderung merah namun tidak pekat, bahannya terdiri dari Kayu Secang, Kapulaga, Daun Salam, Batang dan Buah Cengkeh, serta sedikit potongan jahe. Saat pandemi covid yang lalu minuman ini banyak dicari oleh masyarakat karena dianggap bisa menjaga kondisi badan supaya lebih fit sekaligus menghangatkan dikarenakan rasa jahenya cukup terasa, tambahkan sedikit gula batu ssesuai selera supaya terasa lebih nikmat, jika kalian tidak memiliki gula batu maka gula pasir atau gula merah juga bisa digunakan sebagai penggantinya.




Tangan Tangen Craft House Roastery di Jogja ini berdiri sejak Bulan Oktober Tahun 2021 lalu, di wilayah Jogja sendiri mereka tidak membuka caffe khusus semacam coffe shop di pusat kota atau ditempat lain karena lebih memilih untuk bergerak sebagai produsen sekaligus penyalur suppy biji kopi baik dalam bentuk original yang belum ditumbuk maupun yang sudah ditumbuk dalam bentuk bubuk kepada beberapa Hotel, Restaurant, dan Coffe Shop lainnya. Namun jika kalian ingin mencoba merasakan racikan kopi langsung disini maka Tangan Tangen Craft House Roastery juga menyediakan berbagai pilihan minuman kopi, teh, dan wedang siap saji untuk kalian nikmati ditempat yang berkonsep hommy ini.




Bahkan jika kalian ingin membeli biji kopi original favorit kalian maupun yang sudah ditumbuk dalam bentuk kemasan bubuk, disini kalian juga bisa memilih dan membelinya untuk kemudian kalian bawa pulang sebagai oleh-oleh ataupun sekedar untuk dibuat sendiri dirumah. Harganya sendiri juga bervariasi mulai dari 40 ribu sampai 65 ribu per 250 gram sudah dalam bentuk kemasan, atau jika kalian ingin membeli banyak kalian juga bisa membelinya secara kiloan.





Semua biji kopi yang ada ditempat ini juga merupakan hasil atau dipetik langsung dari lahan perkebunan kopi milik mereka yang ada di daerah Wonosobo yang dikerjakan oleh sejumlah pekerja sebanyak kurang lebih 270 orang petani terlatih dan berpengalaman, sehingga secara aroma dan kualitas telah teruji dan tersortir dengan baik karena mulai dari proses pembibitan, penanaman, pemetikan, hingga pengemasan terus diawasi dan dikerjakan secara detail.


Masih penasaran dengan cara meracik kopi atau kalian memiliki ketertarikan menjadi seorang barista? Jangan kuatir karena kalian juga bisa mengikuti short course di coffe academy secara langsung disini, tinggal ambil program paket sesuai keinginan dan budget kalian. Short course sendiri biasanya berlangsung selama 3-5 hari atau juga bisa lebih tergantung kemauan kalian, biasanya mereka yang mengambil short course disini adalah mereka yang sedang melakukan job training di Hotel-hotel, Caffe, Coffe Shop, atau menjadi Barista. Selama program Short Course kalian akan diajari langsung oleh Mentor yang berpengalaman mulai dari pengenalan aneka jenis dan aroma kopi, karakteristik kopi, cara meracik, sampai kepada cara penyajian atau plattingnya.



Kini saatnya mencoba kopi racikan yang tersedia disini, menurut Gus Tangen kebanyakan bagi pengunjung lokal, kopi yang menjadi favorit mereka adalah kopi pirates. Kopi ini terdiri dari campuran biji kopi yang telah ditumbuk menjadi bubuk dengan gula aren sehingga dalam proses penyajiannya sebenarnya bagi kalian yang tidak terlalu suka rasa manis maka kalian tidak perlu lagi menambahkan gula kedalamnya sewaktu hendak disajikan karena menurut saya rasanya sudah pas, tidak terlalu pahit dan juga tidak terlalu manis.



Selain Kopi Pirates, Kopi Telaga Menjer juga menjadi salah satu favorit pengunjung lainnya, secara rasa kopi ini hampir mirip dengan rasa Kopi Gayo. Sebenarnya bagi pengunjung yang awam tentang kopi seperti saya menurut Gus Tangen secara garis besar rasa kopi yang banyak beredar dipasaran kebanyakan dibagi menjadi dua jenis yaitu kopi Arabica dan kopi robusta, pahami saja terlebih dahulu perbedaan antara kedua jenis rasa tersebut, jika sudah mampu memahami perbedaannya barulah mulai mengenal dan mencoba berbagai varian rasa lain turunannya.




Banyak sekali ilmu dan hal baru seputar dunia per-kopian, teh, dan wedang yang saya dapatkan selama di tempat ini, apalagi baru kali ini saya mencoba aneka rasa kopi seperti ini (maklum biasanya hanya mencoba kopi sachet-an yang banyak dijual di angkringan), seru dan sangat mengasyikkan.


Jika kalian sedang berwisata di Jogja dan kebetulan termasuk penikmat kopi maka jangan lupa masukkan “Tangan Tangen Craft House Roastery” kedalam list tujuan hangout kalian, banyak hal baru yang bisa kalian dapatkan disini lebih dari sekedar mencicipi kopi. Oya Tempat ini buka setiap hari mulai dari pukul 9 pagi sampai pukul 10 malam dan lokasinya juga cukup strategis karena dekat dengan beberapa obyek wisata seperti Candi Prambanan, Candi Plaosan, dan Candi Kalasan sehingga setelah kalian berwisata ke Candi-candi sepertinya asyik juga untuk beristirahat melepas lelah dan beristirahat sembari ngopi-ngopi disini, selamat ber-Gowes Wisata.



Terimakasih kepada Mas Ambar Bawono, Gus Tangen, dan seluruh kru Tangan Tangen Craft House Roastery, kalian semua memang Mantaaabbb.

Untuk Mas Somad rekan pesepeda yang menjadi guide dadakan bagi kami, thank you for showing us this amazing coffe place.

Thursday, 5 January 2023

TEBING BANYUNIBO

Halo sobat Gowes Wisata, kita bertemu lagi di postingan perdana Tahun 2023 yang sebenarnya merupakan late post dari petualangan goweswisata Tahun 2022 yang lalu. 😁


Kali ini saya akan mengulas sedikit tentang spot wisata Tebing Banyunibo yang berada di Dusun Marangan, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Propinsi DI Yogyakarta. Sebenarnya spot kali ini merupakan hasil kunjungan bersepeda iseng-iseng sepulangnya dari Candi Plaosan alias tidak direncanakan sebelumnya, tapi berhubung diperjalanan pulang tiba-tiba terbersit di pikiran kenapa eh kenapa ga coba mampir saja ke tempat ini? toh saya juga belum pernah kesini jadi akhirnya ya sudah deh sekalian saja.


Akses menuju ke Tebing Banyunibo sendiri sebenarnya cukup mudah, jika kalian pernah ke obyek wisata Tebing Breksi atau Candi Ijo, maka tepat sebelum rute menanjak atau setelah melewati Jembatan, nah tepat setelah jembatan tersebut ada jalan masuk ke kiri, kalian tinggal masuk dan ikuti jalan saja, kira-kira sekitar 200 meter kemudian sampailah kalian di spot wisata Tebing Banyunibo, oya rute ini sementara hanya bisa dilalui oleh kendaraan pribadi roda 4 dan roda dua saja ya, sedangkan untuk bus besar rutenya masih belum bisa dilalui.


Tebing Banyunibo sendiri seperti halnya wisata Tebing Breksi dulunya merupakan sebuah tempat penambangan batu kapur (sekarang juga masih ditambang pada beberapa sisinya), bedanya jika di Tebing Breksi pada bagian dindingnya dipahat dengan ukiran dan ornament-ornamen tokoh pewayangan dan ular naga supaya lebih estetik serta lebih tertata dengan adanya berbagai fasilitas pendukung sebuah spot wisata, maka di Tebing Banyunibo bentuknya masih dibiarkan sama sejak dulu.


Dibagian bawah sekeliling Tebing Banyunibo terdapat semacam kolam ikan tampungan air hujan yang terbentuk akibat proses penambangan dan lambat laun seiring waktu mulai menampung genangan air hujan yang tidak bisa meresap kedalam tanah akibat tertahan oleh permukaan batuan keras.



Disekitar Tebing Banyunibo sendiri saat ini sudah dibangun semacam area kuliner, Masjid, Toilet umum, dan gazebo-gazebo yang memungkinkan pengunjung untuk mengadakan acara kumpul-kumpul atau gathering, biasanya pada saat weekend tempat ini cukup ramai dikunjungi oleh komunitas pesepeda lokal dan wisatawan dengan kendaraan jeep yang biasanya merupakan bagian dari paket wisata berkeliling dengan jeep melalui beberapa spot wisata lainnya yang letaknya cukup berdekatan seperti Candi Ijo, Wisata Tebing Breksi, Candi Barong, dan Candi Banyunibo.



Jika kalian sedang mencari spot wisata yang ekonomis dan berdekatan dengan obyek wisata lainnya maka Tebing Banyunibo bisa kalian masukkan kedalam list tujuan karena disini belum ada retribusi alias gratis, setelah dari sini kalian bisa meneruskan perjalanan kalian ke beberapa obyek wisata lainnya yang letaknya berdekatan seperti wisata tebing breksi, Candi Ijo, Keraton Ratu Boko, Spot Riyadi, Candi Barong, Candi Miri dan Candi Banyunibo. Yang pasti tetap ingat untuk selalu menjaga kelestarian dari setiap tempat yang kalian kunjungi ya, selamat ber-Gowes Wisata. 🙂