Minggu, 27 November 2022.
Akhirnya cuaca lumayan cerah juga di Hari Minggu pagi ini, artinya sekarang waktunya untuk ber-goweswisata hehe…😁 enaknya kemana ya hari ini?
Baiklah karena sepanjang Bulan November ini cuaca di Jogja selalu hujan (biasanya siang atau sore hari) maka lebih baik kali ini kita mencari tujuan dan rute yang tidak terlalu jauh dari basecamp goweswisata.
Berdasarkan hasil googling dan menyisir lokasi mana saja yang belum pernah saya tulis ceritanya sepertinya kali ini tujuan goweswisata kita yang cocok adalah menuju ke spot Wisata Watu Kapal yang berada di Karangwetan, Tegaltirto, Kecamatan Berbah, DI Yogyakarta (googlemaps “wisata watu kapal”). Sebenarnya spot ini sudah pernah saya kunjungi tetapi walau begitu ternyata saya belum pernah mengulas tentang tempat ini, jadi inilah moment yang tepat untuk kembali berkunjung sekaligus mengulas update terbaru suasana disekitar tempat ini.
Spot Wisata Watu Kapal sebenarnya adalah sebuah spot lokasi di Dusun Klenggotan yang berada dipinggir aliran Sungai Opak, keunikan dari tempat ini adalah bentuk dan formasi batuan yang ada disepanjang aliran sungai tersebut, konsepnya hampir sama dengan obyek wisata Lava Bantal yang berada tak begitu jauh dari tempat ini dan kebetulan memanfaatkan aliran Sungai yang sama juga (berhulu langsung dari Gunung Merapi dan bermuara di Pantai Selatan).
Kenapa dinamakan Watu Kapal (Watu=Batu), karena tepat ditengah aliran sungai ini terdapat sebuah batuan cukup besar yang sekilas bentuknya menyerupai sebuah kapal dengan bagian atas permukaan batu yang cukup datar, spot ini biasanya paling sering dijadikan latar untuk berswafoto para pengunjung.
Biasanya selain berswafoto dengan latar formasi batuan yang menarik, para pengunjung juga sering menggunakan aliran sungai ini untuk berenang dan kegiatan river tubing atau susur sungai menggunakan ban pelampung, namun jika kalian enggan untuk berbasah-basahan tidak perlu kuatir karena kalian tetap bisa menikmati suasana asri disekitar tempat ini bersama orang terdekat atau bahkan sendirian sembari menikmati aneka jajanan tradisional dan kuliner yang dijual di warung-warung didalam area ini. Fasilitas yang ada disini juga terbilang cukup memadai, mulai dari area parkir kendaraan yang cukup luas, toilet umum, Mushalla yang sedang dalam proses pembangunan, panggung, bangku-bangku taman, warung-warung kuliner, jungkat-jungkit, dan tentu saja spot berswafoto.
Akses menuju ke tempat ini juga terbilang cukup mudah dijangkau oleh kendaraan, jika kalian menggunakan kendaraan pribadi bermotor roda 4 maka kalian bisa melalui Jalan Jogja-Wonosari kearah Kids Fun, setibanya di perempatan Kids Fun kalian masih terus saja ke Timur sampai melewati Pasar Wage lalu belok ke kiri (Utara). Namun jika kalian menggunakan kendaraan roda dua maka ada alternatif jalan lainnya yaitu melewati Blok O Berbah, menggunakan rute yang sama jika kalian menuju ke Lava Bantal, hanya saja setelah kalian melewati SPBU dan Pabrik Sampoerna maka tepat diperempatan kalian tinggal belok ke kanan (Selatan) menuju kearah Wisata Alam Bumi Wangi Karangwetan dan Jembatan Gantung Kalijogo, nanti setelah menyeberangi Jembatan Gantung Kalijogo kalian tinggal belok ke kanan, ikuti jalan saja dan sampailah di spot Wisata Watu Kapal.
Wisata Watu Kapal sendiri pernah mencapai masa hitsnya sekitar Tahun 2020, ketika itu spot ini cukup viral dan ramai dikunjungi oleh berbagai komunitas pesepeda lokal setiap weekend, sejak mulai populer itulah warga sekitar lokasi ini pun akhirnya mulai menata dan menjadikan spot ini sebagai wisata alam baru dengan membuat fasilitas-fasilitas pendukung. Tak hanya itu saja, berkat kepopulerannya lokasi wisata watu kapal juga pernah dijadikan sebagai lokasi syuting film KKN Desa Penari yang menjadi film box office dan memecahkan rekor sebagai film horror lokal dengan jumlah penonton terbanyak (prestasi ini cukup fenomenal bagi film lokal terlebih dengan pemutarannya yang masih dimasa pandemi).
Sayangnya seiring dengan semakin banyaknya spot-spot wisata baru yang bermunculan, jumlah pengunjung wisata Watu Kapal ini saat ini tidaklah sebanyak seperti masa awal kepopulerannya, persaingan industri pariwisata yang cukup ketat di Jogja (baik itu yang dikelola oleh swasta pemodal besar, pemerintah, maupun swadaya oleh masyarakat sekitar) membuat beberapa obyek wisata harus berbagi capaian jumlah pengunjung, disatu sisi tentu saja hal ini cukup disayangkan bagi perekonomian warga sekitar lokasi yang berharap banyak dari adanya pembangunan spot wisata di desa mereka, tetapi disisi lain hal ini juga cukup menyenangkan bagi beberapa wisatawan yang tertarik berkunjung untuk menikmati ketenangan dan keasrian tempat ini tanpa terganggu dengan keriuhan atau padatnya jumlah pengunjung lainnya, selain juga baik untuk alam sekitarnya yang kembali asri dan terjaga tanpa tercemar oleh sampah sisa pengunjung “tidak teredukasi” yang membuang sampahnya secara sembarangan atau melakukan vandalism.
Usai dari “meninjau” kondisi terbaru Wisata Watu Kapal saya pun kembali melanjutkan perjalanan menuju kearah Jembatan Gantung Kalijogo, melihat kemegahan Jembatan Gantung Kalijogo saat ini pikiran saya pun kembali teringat dengan masa ketika awal saya membantu warga sekitar membuat penitikan lokasi wisata alam bumi wangi karangwetan di googlemaps (post tentang Wisata Bumi Wangi Karangwetan bisa dibaca di postingan saya terdahulu), saat itu yang ada hanya sisa gerbang Jembatan Gantung lama yang putus akibat banjir besar yang melanda Jogja kala itu, kemudian setelah itu oleh warga sekitar dibuatlah jembatan sesek atau jembatan kecil dari bambu bersifat sementara yang setidaknya bisa digunakan untuk menyeberang, hingga akhirnya sekarang jembatan bambu tersebut sudah tidak ada dan berganti menjadi Jembatan Gantung Kalijogo yang bisa kita lihat saat ini.
Akses jalan menuju ke Watu Amben dan lokasi ke 3 Goa pun saat ini sudah tertutup oleh rimbunnya semak.
Mumpung cuaca masih cerah dan waktu juga terbilang masih pagi maka dari Karangwetan saya pun mencoba mengayuh pedal ini menuju kearah Goa Jepang Sentonorejo yang lokasinya berdekatan dengan Goa Sentono dan Candi Abang. Hari ini kebetulan sedang diadakan kerja bakti oleh warga sekitar disepanjang akses jalan menuju ke Goa Jepang. Setibanya di pintu masuk Goa Jepang suasana dan kondisi disini masih sama seperti dahulu, tetap sepi mungkin karena masih pagi (saya datang sekitar jam 8) atau mungkin juga karena wisata sejarah dirasa kurang menarik minat wisatawan atau kalah bersaing dengan spot wisata alam dan spot wisata buatan yang memiliki fasilitas spot swafoto instagram-able, tetapi setidaknya cukup senang juga melihat suasana disini tetap bersih dan terjaga. Baiklah kini saatnya kembali pulang dan membuat tulisan catatan perjalanan hari ini.
By the way kenapa saya tidak mampir sekalian ke Candi Abang, Goa Sentono, dan Lava Bantal sekalian? Jawabannya karena akses jalan menanjak menuju ke Candi Abang cukup licin dan basah akibat hujan di malam sebelumnya, mau gowes ada resiko terpeleset, mau menuntun juga sama saja, medannya licin dan rasanya cukup repot menuntun sepeda yang berat melewati jalanan berlumut, jadi mungkin lain kali saja saya mengupdate suasana terbaru dari lokasi-lokasi tersebut, untuk hari ini setidaknya saya sudah punya cerita untuk dibagi kepada kalian semua.
Sampai jumpa lagi di petualangan goweswisata berikutnya ya 🙂