Tuesday, 26 January 2021

THE UNFINISHED EXPLORATION

 

Minggu, 24 Januari 2021,

Halo sobat goweswisata dan para penikmat dunia jalan-jalan, apa kabar kalian semua? Semoga selalu sehat ya, terlebih dimasa pandemic seperti sekarang ini. Hmmm… gimana nih, apa kalian merasa bosan karena harus mengurangi kegiatan diluar rumah dan menjalankan work from home selama kurang lebih hampir setahun ini, apalagi beberapa tempat wisata juga sementara sedang ditutup atas himbauan dari Pemerintah untuk mengurangi aktivitas apapun yang berpotensi menimbulkan penumpukan massa atau keramaian, walau rada bĂȘte tapi kalian harus tetap patuh ya, liburan atau berwisata sih boleh dan sah-sah saja selama kalian tetap menjalankan protokol kesehatan dan membatasi jumlah orang yang ingin kalian ajak, dan untuk sementara waktu hindari bepergian ke lokasi wisata yang sedang viral karena dapat dipastikan bahwa apapun yang sedang viral biasanya cenderung ramai pengunjung, nah kalian kan tidak mau sehabis berwisata eh malah jadi sakit akibat tertular penyakit. Terus solusinya bagaimana dong? Mana ada tempat wisata yang sepi? Eeehh… jangan salah tempat-tempat menarik yang masih sepi dan asri pastinya selalu ada, hanya dibutuhkan kejelian dan kesabaran untuk mencarinya, seperti yang saya lakukan kali ini

 

Petualangan kali ini bermula karena saya sedang bosan akibat kelamaan dirumah dan ingin mencari ide untuk postingan terbaru di blog goweswisata ini, iseng-iseng googling dengan keyword “lokasi wisata sekitar Berbah Yogyakarta” dan terus scroll sampai akhirnya saya melihat ada sebuah lokasi yang kelihatannya menarik karena belum ada artikel yang mengulasnya, yaitu Goa Songkurang

 

 

Berdasarkan penelusuran via googlemaps ada dua lokasi yang bernama sama yaitu Goa Songkurang, walau nama daerah dan area lokasinya hampir sama namun rute dan poin penitikannya berbeda, nah lho mau ikut rute yang mana duluan nih, okelah kita coba rute pertama dulu ya

 

Poin penitikan yang pertama berada di daerah Jonggalan, rutenya kalau dari JEC cukup mudah, kita hanya kearah Timur melalui Berbah searah dengan rute yang menuju lokasi Lava Bantal,  dari situ kemudian terus menuju arah Sorogedug dan Desa Sawo, Setibanya di Desa Sawo kemudian menuju ke Dusun Watubalik dan ikuti jalan yang menanjak kurang lebih sepanjang 1,5km menuju Dusun Gunungcilik, rute tanjakannya sebenarnya tidak terlalu parah hanya saja karena panjang dan cukup licin maka saya memilih untuk menuntun saja, yah anggap saja sedang trekking sembari mendorong sepeda, toh hanya 1,5km ini, tidak terlalu jauh lah ya

 

Pabrik tembako di kawasan Sorogedug





 
 
Ambil atau ikuti rute jalan yang menanjak

 


 


 


 


 

Sesekali berhenti untuk melihat googlemaps, menurut si peta katanya lokasi hanya tinggal 500 meter lagi, okelah lanjut dorong dan gowes. Anehnya walaupun menurut peta Mbah google lokasinya tinggal 500 meter lagi tapi dari beberapa warga sekitar yang saya jumpai dan saya tanya, tidak ada satupun dari mereka yang tahu keberadaan Goa Songkurang, boro-boro tahu lokasinya wong mendengar nama Goa Songkurang saja mereka belum pernah, padahal logikanya kalau ada spot wisata yang unik disekitar lokasi tersebut pastinya warga sekitar harusnya tahu dong, karena kan lumayan kalau diberdayakan dan dikelola oleh warga desa pasti bisa menambah pemasukan kas desa, jadi agak ragu sebenarnya ini Goa beneran adakah? Fotonya sih ada di google tapi apa benar lokasinya sesuai dengan penitikan di peta?

 

Satu persatu penanda patokan lokasi yang ada di peta mulai ketemu, mulai dari nama Dusun hingga Mushalla, tapi setelah bangunan Mushalla dimana harusnya ada jalan masuk kekanan, tapi setelah saya cari dan puterin tetap tidak ada, nanya ke warga sekitar lagi-lagi tetap tidak ada yang tahu, akhirnya saya putuskan untuk lanjut menanjak dengan pemikiran bahwa difoto yang ada digoogle terlihat penampakan mulut Goa dengan karakter bebatuan dan aliran air yang sepertinya sama dengan bebatuan aliran air atau Kali, berarti disini saya hanya harus mencari aliran air dan mengikuti kemana aliran tersebut, entah keatas atau kebawah

 


Hingga akhirnya saya melihat ada jembatan dengan debit air yang hanya sedikit, sepertinya aliran air ini mengandalkan ketersediaan airnya kepada curah air hujan, namun karakter bebatuannya sepertinya agak berbeda dengan yang ada di internet, akhirnya saya coba untuk menanjak lagi sampai akhirnya terlihat ada sebuah jembatan lagi dengan debit air yang lagi-lagi sedikit tetapi karakteristik bebatuannya cukup mirip dengan bebatuan Goa Songkurang yang ada di internet, nah ini mesti menyusuri ke atas atau kebawah ya? Kalau harus trekking lalu enaknya sepeda ditaruh dimana ya supaya aman

 




Akhirnya sepeda saya parkir di lahan yang ada dekat jembatan dan saya mencoba untuk sedikit menyusuri keatas, oya bagi kalian yang ingin mencoba kegiatan seperti ini seorang diri pastikan perlengkapan keamanan yang kalian bawa cukup ya, disini saya memakai sepatu untuk kegiatan outdoor/hiking dengan pertimbangan sepatu seperti ini setidaknya multifungsi untuk segala medan, kemudian saya juga membawa senter, drybag, beberapa toolkit survival dan peluit, semua saya masukkan kedalam waist bag bersama dengan peralatan dokumentasi, jadi sekali lagi utamakan keamanan dan keselamatan ya, jangan hanya sekedar mengejar foto yang instagramable namun mengabaikan faktor keselamatan

 

Sesampainya dibagian atas saya tetap tidak melihat ada tanda-tanda lokasi Goa, sepertinya rute penitikan Goa Songkurang pada googlemaps kali ini salah, walaupun begitu perjalanan kali ini tidaklah terlalu sia-sia karena disekitar lokasi ini justru saya menemukan beberapa spot yang memiliki view yang cukup menarik, seperti aliran air ini yang jika debit curah hujannya sedang banyak maka akan tercipta semacam grojokan, suasana sekitarnya pun cukup asri dengan dikelilingi banyak tumbuhan hijau

 





Kesimpulannya, rute penitikan Goa Songkurang pertama yang ada di googlemaps kali ini sepertinya salah, namun masih ada rute kedua yang akan saya coba jelajahi di postingan berikutnya

 

Tempat-tempat indah yang tersembunyi pastinya selalu ada, mereka hanya menunggu untuk ditemukan oleh orang-orang yang memiliki rasa penasaran dan haus akan petualangan, dan mungkin kalian adalah salah satu dari orang-orang tersebut