Pedal sebagai salah satu dari sekian banyak komponen penyusun sebuah sepeda sebenarnya memegang peranan yang cukup penting namun entah mengapa keberadaannya paling sering terlupakan dalam segi perawatan
Sebuah pedal tidak hanya berfungsi sebagai pijakan kaki disaat kita mengayuh namun lebih dari itu kualitas dari sebuah pedal yang berfungsi secara “sehat” juga dapat menambah efektifitas dan efisiensi setiap kayuhan yang kita lakukan
Oleh karena itulah pemilihan serta perawatan sebuah pedal juga tidak boleh kita lupakan untuk menunjang kenyamanan kita saat sedang bersepeda, nah pada post kali ini Gowes Wisata akan berbagi ilmu dan mengajak sobat gowes semua untuk membedah komponen yang satu ini
Sekarang ini di pasaran sudah banyak beredar beragam jenis pedal yang seringkali “menggoda” mata dan dompet kita untuk melakukan upgrade, tidak salah memang jika upgrade tersebut kita lakukan untuk mengejar kenyamanan atau pada kasus pedal lama kita tersebut memang telah rusak dan sudah waktunya untuk diganti, namun bagaimana cara mengetahui pedal mana yang paling sesuai dengan kebutuhan kita? atau benarkah pedal lama tersebut sudah tidak dapat diperbaiki lagi sehingga kita harus merogoh kocek dan menyiapkan budget untuk upgrade, bagaimana jika pedal lama tersebut sebenarnya masih dapat diperbaiki sehingga kita dapat menghemat budget, tentunya lumayan kan :) , nah sebelum terburu menjustifikasi pedal lama kita sudah rusak, yuk kita cek dulu pedal lama kita
Setelah sekian lama “disiksa” di segala medan dan cuaca, sebuah pedal tentunya memerlukan cek ulang. Untuk melakukan cek ulang tersebut pun kita tidak memerlukan terlalu banyak peralatan, cukup siapkan beberapa toolkit berikut :
1. Kunci L nomor 6
2. Kunci Sok nomor 8
3. Obeng (-)
4. Lap
5. Grease
Sudah siap? Nah sekarang lepaskan dulu masing-masing pedal dari crank dengan cara memutar as pedal menggunakan kunci pas nomor 15, putar kedua pedal tersebut kearah belakang
Setelah pedal terlepas dari crank, kini kita mulai tahapan membongkarnya
Pertama buka baut atau cover penutup as pedal (lihat tanda panah) menggunakan Kunci L nomor 6, putar berlawanan arah jarum jam
Setelah penutup tersebut terlepas, secara umum kira-kira beginilah penampakan bagian dalam selongsong body pedal
Dengan menggunakan obeng (-) yang kecil mulailah mencongkel ring (lihat panah 1), ring tersebut hanya penahan supaya as pedal tetap presisi, mulailah mencongkel pelan-pelan sampai ring tersebut lepas
Setelah ring tersebut berhasil dikeluarkan, langkah berikutnya adalah membuka mur (lihat panah 2) menggunakan kunci sok nomor 8 sembari menahan as pedal diujung satunya lagi menggunakan kunci L nomor 6 atau kunci pas nomor 15, putar kunci sok berlawanan arah jarum jam untuk pedal yang berada di sisi non drive side, sedangkan untuk pedal yang berada di sisi drive side putar kunci sok searah jarum jam
Setelah mur berhasil kita lepas, keluarkan batang as pedal dari body pedal lalu bersihkan menggunakan degreaser dan lap, bersihkan juga bagian dalam body pedal
Cek kondisi batang as pedal apakah ada penyok atau retak, jika sudah retak atau penyok berarti sudah waktunya untuk mengganti (meng-upgrade) pedal tersebut
Langkah selanjutnya keluarkan bearing dari dalam body pedal, untuk mengeluarkannya cukup disodok menggunakan obeng atau kunci L
Seringkali kita salah kaprah dalam hal bearing ini, tidak jarang kita mendengar seseorang bertanya “ini pedalnya sudah bearing belum?”, ketika ia hendak membeli pedal, perlu kita luruskan dan sepakati bersama bahwa arti dari bearing itu sendiri adalah pelor atau bola-bola kecil, banyak juga yang menyebutnya gotri.
Semua pedal tentu saja menggunakan bearing atau pelor atau gotri untuk mekanisme putarnya, yang membedakan hanyalah kondisi peletakkan bearing tersebut didalam body pedal, apakah Loose bearing alias tanpa penutup (bola-bola bearing ditaruh dan disusun mengelingi bagian dalam as roda tanpa ada pelindung atau cup penutupnya) ataukah sealed bearing (bola-bola bearing disusun dalam sebuah ring dan dilindungi oleh cup sealer atau penutup untuk menjaga atau meminimalisir kotoran yang masuk), pada contoh kali ini saya menggunakan sealed bearing (lihat gambar 08)
Tentu saja baik pedal sealed bearing maupun pedal Loose bearing mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan penggunanya, berikut ini kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis pedal tersebut :
Loose bearing,
Kelebihannya :
- Mudah untuk dibuka dan diperbaiki jika terjadi kerusakan pada salah satu ball bearingnya, cukup mengganti bola bearing yang rusak tesebut tanpa harus mengganti semua semua bolanya
- Harga pedal naked bearing cenderung lebih murah
Kekurangannya :
- Body pedal cenderung ringkih (umumnya terbuat dari plastik kualitas murah)
- Kotoran mudah masuk dan mengganggu putaran bola bearing sehingga pedal seringkali seret atau putarannya tidak lancar
Sealed bearing,
Kelebihannya :
- Body pedal umumnya terbuat dari material berkualitas baik (magnesium)
- Ball bearing lebih awet karena terlindung dari kotoran
Kekurangannya :
- Harga pedal sealed bearing cenderung mahal
- Sulit untuk membuka cup tempat bearing jika salah satu ball bearing terindikasi mengalami kerusakan (lebih mudah untuk mengganti semuanya atau satu set cup bearing sekaligus daripada harus membongkarnya, cukup ukur diameter dalam dan luar dari cup sealed bearing kemudian cari yang sama persis di toko yang menjual berbagai bearing)
Setelah semua isi bagian dalam pedal tersebut dikeluarkan, di cek, dan dibersihkan, kini kita tinggal memasang satu persatu bagian tersebut secara kebalikan prosesnya, sebelum memasukkan jangan lupa untuk mengolesi grease baru pada setiap bagian-bagian tersebut, setelah selesai kencangkan semua mur dan baut, putar pedal dan rasakan perbedaannya dengan kondisi sebelum dibersihkan, kini pedal kalian pun telah siap untuk “disiksa” lagi dan tentunya kalian juga telah berhemat :)
Semoga bermanfaat