Friday 10 May 2024

BIKECAMPING DI WADUK SERMO BERSAMA RODALINK JOGJA

Sabtu-Minggu, (27-28 April 2024).

Hai sobat Gowes Wisata, postingan kali ini sebenarnya merupakan late post yang seharusnya saya ulas di Bulan April lalu, namun dikarenakan adanya faktor aktivitas lain serta menunggu ide penulisan yang (sampai saat ini) masih tergantung mood barulah cerita lengkapnya saya tulis sekarang hehe… Nah jika kalian sudah mengikuti cerita-cerita perjalanan di blog ini sejak awal sepertinya hafal jika kegiatan bikecamping akhir-akhir ini terbilang jarang saya lakukan (bikecamping terakhir sepertinya saya lakukan sebelum touring jauh Tahun 2015-2016 lalu). Daripada berlama-lama yuk simak kisah lengkap cerita catatan perjalanan goweswisata bikecamping bersama Rodalink Jogja kali ini.



Seingat saya informasi mengenai agenda acara kegiatan bikecamping ini baru saya terima 4 hari sebelumnya, ketika tiba-tiba salah seorang dari Rodalink mengirimkan pesan whatsapp kepada saya, menanyakan apakah saya tertarik untuk ikut kegiatan bikecamping kali ini. Cukup mendadak sih sebenarnya karena untuk melakukan kegiatan bersepeda overnight alias bikecamping ini saya mempunyai kebiasaan untuk mempersiapkan semua peralatannya sedetail mungkin, mulai dari mengecek kondisi camping gear (sleep system) supaya nantinya bisa digunakan dengan nyaman saat beristirahat, kondisi sepeda, serta kebutuhan sandang dan elektronik device, yah kurang lebih miriplah seperti sewaktu saya mempersiapkan untuk touring jauh, hanya saja untuk kegiatan bikecamping yang biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat 2 harian tentunya tidak terlalu dibutuhkan bawaan sebanyak untuk touring jauh, yang mana ketika melakukan touring jarak jauh dan berdurasi lama maka peluang untuk pulang dan mengambil barang yang diperlukan akan sangat merepotkan.


Pihak Rodalink sendiri sebenarnya sudah beberapa kali mengadakan kegiatan bikecamping seperti ini dengan mengambil tajuk “Bikepackers” (lebih merujuk kepada orangnya), walaupun bagi saya pribadi sepertinya istilah yang tepat adalah “bikecamping” karena lebih menekankan kepada aktivitasnya, tapi yah intinya sih sama saja tujuannya, saya pun membebaskan kepada yang membuat acara karena kehadiran saya hanyalah sebagai peserta alias goweser penggembira saja hehe…


Untuk event-event Bikepackers Rodalink sebelumnya saya sendiri sih belum pernah mengikuti (dikabari via dm tapi saya tidak bergabung) karena bagi saya yang rada “introvert” ini mengikuti kegiatan camping ramai-ramai dimana ada banyak peserta biasanya cenderung memusingkan, karena ada saatnya ketika saya sudah lelah alias mengantuk namun masih ada saja rundown acara berupa sesi games atau talkshow, nah inilah yang bikin mumet, kalau saya memilih langsung pergi ke tenda untuk tidur nanti dibilang anti-sosial, namun kalau dipaksakan melek malah pikiran saya yang sudah jalan-jalan duluan ke dunia mimpi, intinya bagi saya pribadi untuk mengikuti acara berjangka waktu lama dengan banyak orang sama artinya dengan ribed, oleh karena itu sedari dulu kebanyakan di cerita petualangan perjalanan gowes wisata ini mayoritas saya lakukan seorang diri, kalaupun melakukan perjalanan berhari-hari biasanya saya lakukan berdua saja dengan istri (bikecamping dan sewaktu touring jauh selama 3,5 bulan) karena tidak banyak kepala otomatis tidak terlalu banyak benturan keinginan.


Lalu kenapa pada kegiatan Bikecamping kali ini saya meng-iyakan tawaran dari Rodalink? Well jawabannya sih sederhana yaitu karena saya lagi gabut hehe… alias lagi ingin liburan tapi bingung mau kemana, nah mumpung ada yang nawarin dan ditambah lagi tempat tujuannya saya juga belum pernah kesana jadi ya sudah sekalian iya-in saja, toh karena ini adalah kegiatan bikecamping alias gowes nginep maka pastinya perjalanan juga akan menjadi lebih santai karena tidak diburu oleh waktu jika dibandingkan dengan perjalanan one day trip alias pergi-pulang dalam 1 hari yang notabene akan lebih cape, diburu waktu, dan malah tidak sempat menikmati pemandangan atau detail perjalanan.


Baiklah setelah menerima tawaran ini artinya sekarang saatnya melakukan persiapan barang bawaan, yang sudah pasti wajib dibawa adalah sleep system (tenda-sleeping pad-air pillow-sleeping bag), lalu kebutuhan sandang cukup membawa 2 set saja termasuk jaket dan jas hujan, sandal, peralatan mandi atau toiletris, charger handphone dan kamera, lampu tenda, obat-obatan pribadi, serta beberapa cemilan (biasanya saya bawa cokelat untuk mengisi kadar gula dan pengganti energi yang terpakai saat bersepeda), untuk urusan makan saya sengaja tidak membawa nesting, kompor dan cooking set lainnya dengan pertimbangan ini adalah kegiatan bikecamping 1 malam saja, lalu tujuannya adalah destinasi wisata Waduk Sermo, nah kata-kata “Obyek Wisata” biasanya identik dengan banyak warung jajanan terlebih ini juga masih di Jogja (Pulau Jawa) dimana warung makan dan angkringan ada dimana-mana, sehingga urusan makan pastinya relatif mudah. Pihak Rodalink sendiri juga sudah mengonfirmasi jika nantinya urusan makan malam dan sarapan sudah tersedia (disiapkan oleh pihak pengelola tempat camping).


Setelah semua persiapan dan pengecekan kondisi sepeda sudah beres, semua bawaan juga sudah terpasang dalam pannier sepeda, saatnya tidur lebih awal supaya besoknya bisa bangun lebih pagi dan mulai gowes menuju titik kumpul pemberangkatan yaitu ke Rodalink Jogja Barat yang berada di Jalan Jogja-Wates.



Pagi pun tiba, sekitar pukul 5.30 WIB saya pun mulai mengayuh pedal sepeda dari basecamp Gowes Wisata menuju ke Rodalink Jogja Barat, udara pagi yang masih terasa dingin dan sejuk berubah menjadi sedikit berpolusi selepas melewati titik nol km menuju ke Ringroad dan wilayah Gamping yang pagi itu mulai dipenuhi oleh bus-bus antar kota yang sedang nge-tem serta keriuhan aktivitas para pedagang disekitar Pasar Gamping. Sambil mengayuh dan menikmati perjalanan saya pun merasa sedikit familiar dengan momen ini, ya momen dimana saya mengayuh sepeda sembari membawa pannier yang dikaitkan pada rak sepeda dipagi hari melewati ruas jalan sambil sesekali berpapasan dengan bus-bus antar kota serta kendaraan pribadi yang berseliweran, ingatan dan rasa yang sama dengan momen ketika kami (saya dan istri) melakukan perjalanan touring jauh ke arah Timur selama 3,5 bulan, ahhh…rasanya rindu sekali dengan momen-momen seperti waktu itu.


Setibanya di Rodalink Jogja Barat, saya pun beristirahat sejenak di dalam sembari menunggu kedatangan perserta lainnya yang mengikuti kegiatan bikecamping kali ini, rencananya start gowes menuju ke Waduk Sermo akan dimulai pada pukul 08.00 WIB


Tanpa terasa kini waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB kami pun mulai bersiap untuk start menuju ke Waduk Sermo melalui rute blusukan pedesaan yang minim traffic melewati terowongan Rewulu dan jalur pinggir rel kereta api sampai tiba di wilayah Sentolo dan lanjut menuju ke arah Pengasih. Disekitar Lapangan Pengasih rombongan kami pun berhenti sejenak untuk sarapan mengisi perut dengan seporsi soto ayam yang segar sembari beristirahat, namanya juga gowes santai jadi ya berhentinya sesuka kita saja, kalau mulai terasa lelah ya tinggal minggir sejenak, tidak perlu memaksakan diri karena disini kami semua bukanlah atlet melainkan hanya pesepeda yang mencari kesenangan.




Jalur Pengasih yang medan rolling naik-turunnya cukup banyak membuat kami berhenti untuk beristirahat beberapa kali, untunglah disepanjang rute ini tidak banyak dilewati oleh kendaraan bermotor sehingga suasana dan udaranya masih cukup sejuk, tidak pengap oleh polusi. Sampai akhirnya sedikit demi sedikit kami mulai memasuki kawasan margasatwa Sermo, ini artinya tujuan Waduk Sermo sudah tidak terlalu jauh lagi (namun tetap saja medannya menanjak), ayo tetap semangat dan santai hehe…





Selepas perempatan kawasan Margasatwa Sermo kami pun mengambil belokan ke kanan menuju ke Waduk Sermo, disini kondisi jalannya agak rusak sehingga walaupun medannya menurun namun kalian jangan terlena dan tetap harus berhati-hati, sehabis turunan yang panjang ini kami lalu mengambil belokan ke kiri yang menuju ke arah Waduk, disini medannya langsung menanjak drastis membelah bukit dengan gradient kemiringan yang cukup menyebalkan. Sehabis tanjakan ini kami pun berhenti sejenak untuk beristirahat disebuah warung, menurut Ibu pemilik warung lokasi camping groundnya masih sekitar 2km lagi, nantinya setelah melewati jembatan yang cukup panjang tinggal ambil arah yang ke kiri dari situ sudah tidak terlalu jauh lagi. Oya lokasi camping ground kami kali ini mengambil tempat di Bukit Semar (Googlemaps “Bukit Semar Waduk Sermo”).





Dan setelah mengikuti ruas jalan yang sepertinya dibuat mengitari sekeliling Waduk Sermo ini sampailah kami di lokasi camping ground Bukit Semar Waduk Sermo. Lokasi camping ground ini cukup menarik dengan hamparan lahan rerumputan yang datar dan dinaungi oleh pohon-pohon kelapa serta view pemandangan Waduk yang tenang dan indah, disini juga terdapat ayunan, spot yang bisa digunakan untuk memancing, parkir kendaraan roda dua dan empat, toilet umum, serta Mushalla kecil. Menurut informasi yang tertera retribusi untuk camping sendiri adalah sekitar 15rb per orang jika kalian membawa tenda sendiri, namun juka kalian malas membawa peralatan camping maka kalian juga bisa menyewa tenda langsung dilokasi ini, untuk tenda berkapasitas 4 orang dikenakan biaya 50 ribu rupiah, sedangkan untuk tenda berkapasitas 2 orang dikenakan biaya 30 ribu rupiah, sedangkan untuk matras, alat masak, meja dan kursi juga disewakan dengan harga yang relatif terjangkau, bahkan jika kalian malas memasak maka bisa juga memesan langsung kepada warga sekitar untuk dibawakan atau disiapkan sesuai waktu yang kalian inginkan seperti yang dilakukan oleh pihak Rodalink yang mengatur urusan makan peserta langsung kepada pihak pengelola dan warga sekitar supaya tidak repot, tidak perlu kuatir akan rasanya karena enak dan maknyuss terutama ayam dan sambalnya T.O.P.






Pihak panitia dari Rodalink sepertinya juga menyewa tenda untuk mereka karena setibanya disana sudah ada 2 tenda berkapasitas 4 orang yang sudah terpasang, sedangkan bagi peserta silahkan memilih mau bawa tenda sendiri atau sewa langsung dilokasi, kalau saya sudah jelas membawa tenda sendiri, lumayanlah sudah lama saya tidak menggelar tenda ini setelah touring yang lalu, tenda merk Naturehike berkapasitas 2p ini ternyata masih cukup tangguh dan nyaman walaupun sudah hampir 10 Tahun berlalu, hanya terlihat beberapa titik kondisi seal seamnya yang mulai getas, rencananya setelah acara ini selesai saya baru akan mengganti semua seal seamnya dengan seal tape baru, baiklah tenda, footprint, dan pasaknya sudah terpasang, sleeping pad dan air pillow juga sudah ditiup, seleeping bag juga sudah digelar, lampu tenda sudah dicantol ke pengait atas di dalam tenda. Jika melihat persiapan dan kondisi tenda sewa dari peserta yang ada disini sepertinya nanti malam sayalah yang bakal beristirahat paling nyaman karena pada tenda sewaan peserta yang lainnya hanya tersedia matras tipis biasa dan tanpa sleeping bag (pengalaman saya biasanya jika hanya beralas matras tipis saja maka saat malam tiba orang di dalam tenda akan mulai kedinginan dan badan terutama punggung akan pegal-pegal keesokan harinya), bahkan saya juga membawa kursi lipat sendiri dengan model seperti milik helinox yang cukup nyaman, karena bagi saya pribadi waktu off from the bike adalah saat yang paling tepat untuk memulihkan kondisi tubuh yang letih setelah seharian gowes melewati tanjakan disiang hari yang terik supaya keesokan harinya bisa kembali melanjutkan perjalanan dengan bugar, tentunya persiapan seperti ini juga hasil dari pengalaman dan percobaan trial and error dari beberapa gear yang ada hingga akhirnya menemukan management packing yang sekiranya terbaik dan tepat untuk dibawa.



Setelah semua beres kini saatnya untuk mandi menyegarkan diri mumpung suasananya belum terlalu ramai, hmmm…sepertinya nanti malam akan ada tambahan beberapa orang lagi (umum) yang juga akan melakukan kegiatan camping disini, terlihat dari pemasangan beberapa tenda sewa tambahan di sekitar lokasi ini. Sehabis mandi badan pun menjadi segar kembali (dan lapar) untunglah tidak beberapa lama datang makanan yang telah disiapkan oleh warga sekitar, kami pun beramai-ramai mulai menyantap hidangan kali ini (nasi, ayam, kerupuk, bihun, lalapan, dan sambal), ahh memang paling enak tipe kegiatan bersepeda adalah yang seperti ini, yaitu bikecamping atau bike overnight karena disini kita masih bisa menikmati suasana disekitar tanpa diburu oleh waktu, kalau saja ini adalah kegiatan one day trip maka bisa dipastikan saya akan menolaknya karena tidak dapat apapun selain capenya, dan detail perjalanan yang seharusnya bisa saya dapatkan bisa dipastikan akan terlewatkan karena diburu oleh waktu.





Semakin sore suasana disekitar camping ground ini justru malah semakin ramai, ada beberapa rombongan pelajar dari sebuah sekolah juga ikut melakukan camping disini, di bagian atas juga sepertinya ada rombongan lainnya yang juga mulai mengeluarkan peralatan pikniknya. Sisi positifnya mungkin adalah suasana disekitar tempat ini menjadi tidak menakutkan saat malam tiba, karena selain sudah adanya penerangan disini, keberadaan dan canda tawa dari beberapa peserta lain juga turut meramaikan suasana disekitar lokasi camping ini, beberapa dari mereka bahkan ada yang membakar jagung dengan api unggun, ngobrol-ngobrol, bahkan memancing ikan di beberapa spot yang ada. Sedangkan bagi saya pribadi yang mulai merasa mengantuk tinggal masuk ke tenda dan mulai tidur dengan hangat dan nyaman hehe…


Pagi pun tiba, mungkin lebih tepatnya dini hari karena saya terbangun sekitar pukul 04.00 WIB (karena sudah terbiasa), sepertinya rombongan pelajar sekolah yang di tenda sebelah benar-benar tidak tidur semalaman alias begadang sampai pagi karena ketika beberapa kali saya terbangun (sekitar pukul 02.00 WIB dini hari masih saja terdengar suara tertawa dan obrolan dari dalam tenda mereka), sambil membereskan sleeping bag dan beberapa peralatan lainnya saya pun mulai keluar tenda, kabut pagi yang tipis tampak menyelimuti suasana sekitar Waduk Sermo, tenda dan sepeda-sepeda pun tampak basah oleh embun pagi, suasana sangat tenang dan damai disini, cocok sekali untuk sejenak menyepi dari hingar-bingar keriuhan aktivitas perkotaan, saya pun mulai memasang kursi lipat dan duduk meghadap ke arah Waduk, menikmati ketenangan dan sejuknya suasana pagi ini.




Orang-orang dari Rodalink juga tampaknya masih tertidur dalam tenda masing-masing, beberapa bahkan ada yang tidur di luar tenda hanya beralaskan matras saja, mumpung suasananya cukup syahdu sepertinya saat yang tepat untuk mengambil detail dokumentasi suasana sekitar yang estetik.









Sekitar pukul 05.30 WIB beberapa orang dari tenda lainnya juga sudah bangun dan ada yang mulai beres-beres bersiap untuk pulang, hal yang paling unik sekaligus lucu disini adalah ketika melihat aktivitas dari para penghuni tenda lainnya yang ada disini, di tenda milik orang-orang Rodalink sebagian baru mulai bangun, sebagiannya lagi masih tidur, di Tenda milik rombongan pelajar laki-laki dari sekolah SMU karena tampaknya mereka memang begadang sampai pagi kini sedang asik memancing, di sebelahnya lagi pada tenda rombongan pelajar wanita sekolah Islam serta gurunya tampak sedang mengaji, dan di bagian atas sepertinya rombongan pekerja kantoran tampak sedang berkemas dan berfoto-foto sebelum pulang.


Sekitar pukul 08.00 WIB setelah membereskan tenda dan bersih-bersih mandi, akhirnya sarapan pun datang, saatnya mengisi energi dulu sebelum kembali melanjutkan perjalanan pulang menuju ke Rodalink Jogja Barat, beberapa games adu tanjakan juga dilakukan oleh beberapa pesepeda, sebagian juga masih ada yang memancing dan berswafoto. Kurang lebih sekitar pukul 09.00 WIB kami pun bersiap untuk pulang, setelah mengucapkan terimakasih kepada pengelola camping ground dan warga sekitar yang sudah menyiapkan makanan kami pun mulai melanjutkan perjalanan melalui rute yang sama seperti sewaktu menuju ke tempat ini, karena medannya rolling naik-turun maka walaupun kini rutenya dibalik hasilnya juga tetap sama saja alias tetap rolling naik-turun, capenya tetap sama hehe…




Sesampainya di dekat perempatan Lapangan Pengasih kami pun kembali berhenti sejenak untuk beristirahat sembari memesan minuman di warung yang ada, dari titik ini jaraknya sudah tinggal pertengahan lagi menuju ke Rodalink Jogja Barat, nikmati saja gowesnya yang penting sampai dengan selamat.



Sekitar pukul 11 siang kami semua pun akhirnya sudah berkumpul lagi di Rodalink Jogja Barat, dan selesailah agenda acara kegiatan event “Bikepackers” di Bulan April 2024 bersama Rodalink Jogja kali ini, secara keseluruhan acaranya terbilang sukses dan seru karena kegiatan gowesnya sendiri dilakukan secara santai tanpa diburu waktu sehingga saya secara pribadi pun masih bisa menikmati dan mendokumentasikan beberapa detail sepanjang perjalanan ini.


Ps : Terimakasih kepada pihak Rodalink Jogja yang telah mengundang saya dari Gowes Wisata untuk berpartisipasi meramaikan kegiatan ini, sukses selalu untuk kalian semua dan ditunggu agenda kegiatan gowes berikutnya ya.

Monday 26 February 2024

MENCARI RUTE GOWES WISATA BLUSUKAN DARI CANDI SAMBISARI KE BENTENG JOLONTORO

Sabtu, 24 February 2024.

Hai..hai sobat Gowes Wisata, wah tak terasa sebentar lagi di Bulan Maret kita akan memasuki Bulan Suci Ramadhan alias bulan puasa, bagi kalian yang muslim biasanya nih nanti di bulan puasa beberapa dari kita yang melakukan ibadah puasa pasti merubah jadwal gowes rutinnya menjadi sore hari sekalian ngabuburit alias menunggu waktu berbuka, kalaupun ada yang tetap melakukan gowes di pagi hari biasanya jarak tempuh rutenya juga cenderung yang dekat-dekat saja.


Kali ini mumpung belum memasuki awal puasa sepertinya akan seru jika kita mencoba mencari rute gowes wisata yang agak blusukan alias yang meminimalisir penggunaan rute jalan raya utama, selain untuk menghindari lalu-lintas yang semrawut dan berbahaya, dengan melalui rute blusukan ini nilai plusnya adalah kita akan menikmati udara yang lebih bersih atau minim polusi, suasana tenang, serta mendapat bonus view pemandangan indah yang ada disepanjang rute tersebut.



Oya pada pencarian rute ini saya juga sekaligus melakukan tes record rute menggunakan aplikasi strava dan komoot, dengan terlebih dahulu saya menentukan dan mencari destinasi yang seru di hari sebelumnya melalui gmaps, selain itu gowes wisata kali ini juga saya manfaatkan untuk mencoba set-up kendaraan jelajah baru yang “mungkin” kedepannya akan lebih banyak saya gunakan saat mencari rute dan spot-spot baru yang unik dengan kondisi medan yang beragam (sepeda touring dignity velocity sementara di-istirahatkan dulu hehe…)


Baiklah tidak perlu berlama-lagi yuk kita let’s go, titik start pertama supaya lebih mudah akan saya mulai dari lokasi Candi Sambisari menuju ke titik akhir atau tujuan yaitu Benteng Jolontoro. Berdasarkan googlemaps (mode pejalan kaki) jarak tempuhnya sekitar 12km, sedangkan dari basecamp Gowes Wisata menuju ke Candi Sambisari sendiri berjarak sekitar 9km sehingga total jarak tempuh perjalanan ini nantinya dari titik A ke B kurang lebihnya sekitar 21-22km (dengan pertimbangan ada adegan nyasar sedikit), jadi metode recordnya kurang lebih seperti ini, panduan rute awal dari titik A ke B saya buat menggunakan googlemaps mode pejalan kaki, setelah rute terbentuk lalu saya buat beberapa titik cekpointnya di aplikasi komoot supaya saat record nanti hasil file GPX-nya mudah diunduh atau dishare ke device lain yang kompatibel gpsnya misalnya ke cyclocomp garmin, igpsport, atau bryton sehingga jika ada teman kita yang ingin mencoba rute tersebut maka mereka hanya tinggal mengikuti hasil file GPX yang sudah terekam dan terkoneksi ke cyclocomp tersebut, jadi tidak perlu repot membuka smartphone lagi untuk melihat peta online. Sedangkan aplikasi strava saya gunakan untuk me-record total semua jarak tempuh yang saya lalui mulai dari Basecamp Gowes Wisata hingga nanti kembali lagi atau rute loop pulang-pergi secara utuh, dengan kata lain seperti ini :


- Strava = rute loop utuh pulang pergi dari basecamp Gowes Wisata sampai kembali lagi.

- Komoot = saya bagi jadi 2, yang pertama start dari Candi Sambisari menuju Benteng Jolontoro, dan yang kedua dari Benteng Jolontoro menuju Basecamp Gowes Wisata

- Googlemaps = membuat patokan pedoman rute umum mode pejalan kaki dari Candi Sambisari menuju Benteng Jolontoro, walaupun dilapangan nanti pastinya rute ini akan berubah atau saya modifikasi tergantung sekiranya ada jalur lain yang asyik untuk dicoba tetapi tidak terbaca pada maps google.


Saatnya berangkat. Dari pintu gerbang Candi Sambisari kalian tinggal ikuti saja jalan tanah yang ada disisi kanan atau Timur Candi, medannya cukup asyik dan rindang karena banyak pepohonan sampai nantinya kalian bertemu persimpangan jalan aspal, ambil lurus saja, untuk lebih mudahnya kalian bisa ikuti peta atau file gpx yang sudah saya buat.



Nampang dulu sebelum blusukan

Track blusukan pertama

Jika jalur blusukan pertama adalah yang tadi sudah kalian lalui dipinggir area Candi Sambisari, maka track blusukan kedua adalah yang berada di wilayah kalasan sisi utara, medannya bisa kalian lihat dibawah ini, viewnya bagus dan suasananya tenang, tracknya sendiri juga cukup panjang. Ikuti saja jalur ini sampai mentok lalu ambil ke kanan atau Timur, disini rute yang kalian lalui kebanyakan adalah jalan desa sehingga jangan ugal-ugalan ya bersepedanya.









Jika kalian mengikuti peta gpx yang saya buat maka nantinya rute ini akan mengarah ke sisi utara dari Candi Prambanan, kalian akan melewati ex klinik randoegoenting (bisa juga mampir ke bekas cerobong Pabrik gula Randoegoenting jika kalian ingin berwisata sejarah)



Karena kebanyakan rute yang saya pilih dan lalui adalah jalan desa maka maklumi saja jika rutenya banyak belok-belok ya, pokoknya stick on the track/map karena hasil recordnya kebetulan tidak pake nyasar kok hehe…


Hingga akhirnya sampailah kita di Benteng Jolontoro, yang lokasi tepatnya berada di Dusun Padanjero, Desa Joho, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.




Bangunan ini sendiri sebenarnya merupakan bekas saluran irigasi yang dibangun pada era kolonial, membentang dari Utara ke Selatan dan dahulu berfungsi untuk mengairi lahan persawahan dan area perkebunan tebu yang mana pada saat itu tebu sebagai bahan baku industri gula merupakan salah satu komoditas yang sangat berharga di pasar Eropa, tebu-tebu itu sendiri nantinya akan dikirim ke Pabrik Gula Gondangwinangoen di daerah Klaten. Di wilyah Yogyakarta sendiri pada masa itu cukup banyak pabrik-pabrik gula yang dibangun oleh kolonial oleh karena itu bangunan saluran irigasi semacam ini juga banyak ditemui dibeberapa pelosok wilayah Jogja, selain Jolontoro ini saluran bekas irigasi lainnya yang masih bisa kita jumpai dan cukup terawat adalah Buk Renteng yang berada di bagian Barat Jogja, tepatnya arah menuju Kulonprogo.




Nama Jolontoro sendiri asal katanya dari bahasa Jawa kuno yaitu “Jaladwara” yang berarti jalan air atau saluran air, seiring waktu dan penggunaan bahasa Jawa modern oleh warga sekitar bangunan ini juga kerap disebut dengan sebutan Plumpung Banyu atau pipa saluran air, dan karena sekilas sisa bangunan ini menyerupai sebuah tembok Benteng yang memiliki banyak gerbang akibat dari fasade lengkungan penopangnya maka akhirnya nama yang lebih populer untuk bangunan ini saat sekarang adalah Benteng Jolontoro.




Dahulu sistem pengairan pada saluran irigasi Benteng Jolontoro ini adalah dengan memompa air dari Kali Randukucir yang berada dibagian selatan Benteng Jolontoro, namun sekitar tahun 1960-an seiring perkembangan zaman dan dengan telah dibuatnya bendungan soronayan di Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo yang berada dibagian Utara Desa Joho dimana secara kontur topografi juga lebih tinggi dari wilayah selatannya maka secara otomatis proses pengaliran air sudah tidak memerlukan pompa lagi, yang mana hal ini juga berarti dapat lebih menghemat biaya pemeliharaan dan perawatan pompa, dan akhirnya saluran air Jolontoro pun tidak difungsikan lagi, keberadaannya yang kini hanya tersisa puing-puing ditengah area persawahan seakan hanya berdiri sebagai saksi bisu sejarah era kolonial dan kejayaan industri gula pada masanya




Walaupun sudah tidak utuh lagi namun keberadaan sisa saluran irigasi ini kini seakan menjelma menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang senang berburu lokasi foto yang unik dan estetik, jika cuaca sedang cerah dan hamparan persawahan sedang menghijau maka kita akan mendapati latar untuk berswafoto yang sangat menarik di lokasi ini. kemegahan sisa reruntuhan Benteng Jolontor yang berpadu secara harmonis dengan area persawahan serta penampakan Gunung Merapi dikejauhan seakan menjadi satu paket komplit sebagai latar belakang atau obyek fotografi.


Usai berfoto-foto mendokumentasikan bangunan Benteng Jolontoro dan beristirahat sejenak kini saatnya melanjutkan perjalanan kembali pulang, nah disini kalian akan menemui dan melalui track terakhir yang cukup panjang dan asyik karena melalui jalur tanah gravel sembari blusukan di jalan desa yang suasananya cukup rindang, cukup ikuti peta gpx hingga nantinya kalian akan keluar di ruas jalan raya utama jogja-klaten, tepatnya bagian Timur dari Candi Prambanan-Plaosan, dari sini kalian bisa memilih untuk kembali ke pusat Kota Jogja melalui ruas Jalan Raya Utama Jogja-Solo, atau melalui Jalan Prambanan-Piyungan.








Saya pun menyempatkan untuk sekedar mampir melewati lokasi Tobong Gamping Pelem Golek yang dahulu pernah saya kunjungi dan ulas, hanya saja saat ini keberadaannya sudah hilang alias sudah dirobohkan, hanya tersisa bagian pondasi dan bagian mulut Tobong saja, entahlah kedepannya area ini akan dibangun menjadi apa.




Dari bekas lokasi Tobong Gamping saya pun melanjutkan mengunjungi Candi Kalasan yang berada tak jauh dari lokasi bekas Tobong ini, cuaca yang sangat panas membuat saya enggan berlama-lama disekitar lokasi Candi Kalasan, setelah mengambil beberapa foto saya pun melanjutkan perjalanan pulang melalui Berbah hingga tembus ke Blok O.



Kurang lebih seperti itulah cerita perjalanan Gowes Wisata kali ini, bagi kalian yang penasaran dan ingin mencoba rute ini maka kalian bisa mem-follow :

- Strava : Gowes Wisata

- Komoot : Gowes Wisata


Kedepannya disetiap petualangan Gowes Wisata saya akan berusaha me-record setiap rute yang dilalui (tergantung kondisi baterai HP juga ya) supaya suatu saat kalian juga bisa mencobanya sendiri, kalian hanya tinggal mendownload file gpx dan menyambungkannya ke cyclocomp gps kalian. Semoga informasi kali ini bermanfaat untuk kalian semua ya, selamat ber-gowes wisata.