Sabtu, 22 Juni 2024.
Hai sobat goweswisata, postingan kali ini masih seputar dunia jalan-jalan, namun jalan-jalan kita agak beda nih karena kali ini adalah piknik asyik ceria tanpa sepeda hehe…sesekali menikmati suasana baru piknik santai tanpa cape sepertinya akan menyenangkan 😁
Jadi rencana “naik gunung hore-hore” ini sebenarnya sudah kami rencanakan sejak sebulan yang lalu, dan akhirnya baru bisa terealisasi sekarang setelah pelan-pelan menabung untuk budget liburan sekaligus memantau kondisi cuaca dan belajar seputar medan pendakian terlebih dahulu dari review-review yang ada di internet.
Kenapa Gunung Andong? Well… berdasarkan hasil belajar di internet sepertinya gunung ini adalah yang paling cocok untuk pendaki pemula, dengan ketinggian puncaknya yang hanya sekitar 1726mdpl dan bisa dilakukan secara tektok alias bolak-balik dalam sehari tanpa harus camping, serta medan trekking yang cukup aman dengan pos-pos istirahat yang dilengkapi dengan warung sepertinya menjadikan pilihan ke Gunung Andong ini adalah yang paling tepat.
Perencanaan tujuan sudah beres. Nah langkah berikutnya adalah merencanakan urusan transportasi menuju kesana, karena kali ini kami inginnya piknik santai maka dipilihlah jasa rental mobil beserta drivernya sebagai alat transportasi menuju ke Gunung Andong. Setelah bertanya kepada salah seorang teman yang membuka jasa pelayanan rental kendaraan akhirnya kami pun sepakat untuk menggunakan jasanya dengan estimasi biaya sewa kendaraan mobil tipe Toyota avanza beserta driver, bensin, dan makan untuk driver sebesar 600 ribu rupiah selama seharian dengan start dan finish kembali ke Jogja, kalau dipikir-pikir sebenarnya harga tersebut termasuk worth it lah karena selama seharian kami bebas untuk minta diantar ke tujuan yang kami inginkan berapapun banyaknya asal kaki kuat saja tanpa perlu pusing memikirkan bensin, macet diperjalanan, rute yang dilalui, dan lainnya, pokoknya hanya tinggal duduk manis menikmati pemandangan sepanjang perjalanan sampai nantinya tiba di tempat tujuan, cukup menyenangkan bukan?
Kami pun memulai perjalanan pukul 6 pagi dari basecamp Gowes Wisata melewati rute Jombor-Muntilan-Magelang, dan mulai menanjak menuju Gunung Andong melalui Kopeng, setelah melewati medan yang yang berliku-liku menanjak akhirnya sampailah kami di basecamp pendakian Gunung Andong via Sawit, tepatnya di Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah, lama perjalanan dari Kota Jogja menuju kesini sekitar 2 jam menggunakan kendaraan roda 4.
Oya sekedar informasi tambahan bagi kalian yang sekiranya juga berminat mencoba mendaki Gunung Andong, jadi jalur pendakiannya sendiri sebenarnya bisa dilalui dari jalur Sawit dan Jalur Pendem, namun berdasarkan ulasan dari beberapa orang, untuk pemula disarankan melalui basecamp sawit dikarenakan jalurnya lebih ramah dan mudah.
Untuk retribusinya kalian hanya akan dikenakan retribusi parkir kendaraan roda 4 sebesar 20 ribu rupiah, sedangkan untuk pendakiannya sendiri sebesar 21 ribu rupiah per orang ( 15 ribu untuk tiket masuk, dan 6 ribu untuk pemeliharaan kebersihan). Di sekitar area parkir kendaraan sendiri juga banyak terdapat warung-warung makanan, toilet umum, dan penyewaan peralatan camping yang juga merangkap sebagai basecamp rest area bagi para pendaki yang baru datang sore atau malam hari untuk menginap dan mulai trekking dini harinya untuk mengejar pemandangan sunrise. Harga makanan dan minuman disekitar lokasi ini pun terbilang normal dan murah sama seperti harga-harga diluaran pada umumnya, walaupun disini termasuk lokasi wisata namun untuk urusan harga makanan dan minuman ternyata standart saja sama seperti harga di burjo atau warmindo, jadi kalian tidak perlu kuatir harga akan dimahalin jika ingin sarapan ataupun jajan, sebelum mulai trekking pun ada baiknya jika kalian ke toilet terlebih dahulu karena saat trekking nanti disepanjang jalur pendakian toiletnya hanya ada di puncak Andong.
Sebelum memasuki gerbang pendakian kita akan disuguhi pemandangan hamparan perkebunan kol milik warga sekitar, sejuknya hawa disini sepertinya sangat cocok untuk pembudidayaan aneka jenis sayuran, disekitar gerbang pendakian sendiri terlihat banyak penjaja es krim dan cemilan, dilihat dari situasi seperti ini sepertinya memang Gunung Andong ini benar-benar ramah bagi pendaki pemula (banyak jajanan) hehehe… yuk kini saatnya mulai trekking, semangat 🙂
Awal trekking medannya masih cukup aman dan tertata berupa undakan anak tangga yang jumlahnya cukup banyak namun tinggi pijakannya rendah-rendah sehingga cukup membuat pegal, sedikit tips dari saya bagi kalian yang sekiranya pernah mengalami cedera lutut ataupun untuk meminimalisir resiko cedera lutut akan lebih baik jika saat trekking kalian juga menggunakan trekking pole sepasang supaya beban dari tubuh dan bawaan kalian tidak seluruhnya terpusat kebagian lutut saja melainkan tersebar merata ke lengan dan trekking polenya, penggunaan trekking pole sendiri juga bermanfaat untuk mencegah resiko terpeleset dan pastinya juga lebih terasa manfaatnya saat mulai trekking kembali turun nantinya.
Setelah undakan anak tangga tersebut habis, medan berikutnya barulah memasuki jalur tanah dan undakan pijakan anak tangganya terbentuk dari susunan batuan yang tertanam kedalam tanah, disini pintar-pintarlah memilih jalur pijakan supaya tidak terpeleset, cari jalur pijakan yang menurut kalian termudah.
Dijalur tanah ini nantinya rute akan terbagi dua, yaitu jalur lama dan jalur baru, jika kalian masih pemula dan mencari jalur termudah maka pilihlah jalur lama, walaupun jalur ini sedikit lebih panjang dibanding jalur baru namun medannya lebih mudah, tidak perlu takut akan tersesat karena disepanjang jalur pendakian cukup banyak penandanya kok lagipula walaupun kalian melakukan solo hiking nanti juga akan bertemu banyak rombongan pendaki lainnya disepanjang jalur pendakian, mulai dari rombongan yang terlihat sudah pro, rombongan anak sekolah, rombongan piknik keluarga,para jomblo pencari jodoh, sampai rombongan hore-hore seperti kami hehehe…pokoknya aman karena ramai pengunjung.
Dan sampailah kami di pos pertama, pos satu watu pocong, entahlah kenapa dinamakan seperti itu, mungkin biar vibesnya terlihat creepy atau keren kali ya, disini kalian bisa beristirahat sejenak untuk minum atau sekedar mengunyah cemilan, disarankan sih lebih baik jika kalian membawa coklat seperti choki-choki ataupun lainnya sebagai asupan energi sementara (karena disini kalian jangan mengharapkan asupan energinya kelas berat seperti nasi padang komplit, tidak ada yang jual seperti itu dijalur pendakian ini).
Jika beruntung kalian juga bisa melihat hewan-hewan liar seperti monyet ekor panjang yang bergelantungan diantara tingginya pepohonan, jangan lupa juga untuk berhati-hati saat kalian hendak duduk sejenak untuk beristirahat ya, karena saya sempat melihat ada ular kecil yang melintas saat sedang beristirahat, intinya tetap cermati keadaan sekitar saat kalian melintas ataupun hendak beristirahat.
Nikmati saja saat trekking kalian sampai akhirnya tiba di pos kedua watu gambir, ayo semangat tinggal satu pos lagi, disini jika cuacanya sedang cerah jalur ini cukup asyik namun jika sedang musim penghujan bisa dipastikan ini akan menjadi jalur yang licin dan berat karena baik medan jalur maupun pijakan anak tangganya mayoritas terbuat dari cerukan tanah.
Akhirnya pos ketiga watu wayang, berada tak jauh dari persimpangan pertemuan antara jalur lama dengan jalur baru untuk nantinya menjadi satu jalur menuju kearah puncak, dari pos ketiga ini saja sudah terlihat pemandangan sekitarnya yang indah jika kabut sedang tidak menutupi. Dari pos ketiga ini jarak menuju ke puncak sudah tidak begitu jauh lagi.
Sebelum menuju Puncak Andong kita akan melewati pertigaan menuju Makam Joko Pekik dan arah yang menuju area camping, dari sini jalurnya mulai agak licin mungkin karena kabut yang membawa uap air sering menutupi area sekitar puncak, tapi tidak perlu kuatir karena kalian bisa berpegangan pada railing kayu yang memisahkan jalur naik dan turun para pendaki. Di area camping ground sendiri sudah terdapat warung dan beberapa tenda camping yang terpasang (sepertinya untuk disewakan), area untuk mendirikan tenda pun sudah dibuat garis-garis petak supaya rapi dan para pendaki yang ingin camping tidak memasang tendanya secara sembarangan dan semrawut.
Waktu tempuh pendakian sendiri mulai dari gerbang pendakian sampai menuju ke Puncak melalui jalur lama sekitar 1-2 jam, jarak dan waktu tempuh inilah yang membuat Gunung Andong diminati oleh banyak wisatawan dan pendaki pemula karena bisa dilakukan secara tektok atau bolak-balik tanpa harus menginap atau camping yang otomatis juga meringankan beban bawaan yang harus dibawa karena tidak perlu membawa peralatan camping.
Di Gunung Andong sendiri terdapat dua buah puncak, yaitu Puncak Andong dengan ketinggian 1726mdpl dan Puncak alap-alap dengan ketinggian 1682mdpl, kalian bisa menuju ke kedua puncak tersebut melalui jalur penghubung yang cukup “ngeri-ngeri sedap” karena lebar jalurnya yang cukup sempit tanpa pembatas pengaman disisi kiri dan kanannya sehingga bagian samping jalur ini langsung berhadapan dengan jurang, oleh karena itu tetap berhati-hati saat melintasi jalur ini dan jangan berdesak-desakan ya.
Setelah beristirahat sejenak, berfoto sembari menikmati pemandangan dari atas Puncak Andong dan Puncak Alap-alap kini saatnya untuk kembali menuju ke basecamp awal pendakian alias trekking turun, rute untuk turun pun kami kembali memilih melalui jalur lama yang relatif lebih landau. Bagaimana apakah kalian juga tertarik untuk berkunjung dan mencoba mendaki Gunung Andong ini? yang pasti tetap jaga kebersihan dari setiap lokasi wisata yang kalian kunjungi ya, selamat berwisata 🙂
Apakah piknik hari ini sudah selesai? Tentu saja belum karena setelah Gunung Andong ini tujuan berikutnya adalah menuju ke Air Terjun Curug Grenjengan Kembar yang akan saya ulas pada postingan berikutnya, jadi tetap ikuti cerita perjalanan Gowes Wisata ya.